Sekian lama Rion menderita karena selalu saja kerasukan setiap saat, mau itu siang atau pun malam maka setan terus saja merusak tubuh anak laki laki ini. bahkan Rion sampai berpikir untuk bunuh diri saja, sangking lelah nya dengan hidup yang selalu di rasuki setan.
Namun seorang wanita bernama Purnama berjuang keras untuk membuang setan yang ada di tubuh Rion, dia tidak sendirian karena ada adik nya juga yang membantu.
Mampu kah Purnama membuang iblis di tubuh Rion?
Atau justru Purnama malah gagal dan Rion harus meninggal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Segel terbuka
"Ada apa?!" Purnama menatap seorang pria tampan yang baru saja datang menemui dirinya.
"Celaka, segel yang aku buat sudah lepas dan bahkan sekarang hancur berantakan." Sagara mengatakan kecemasan yang baru saja dia rasakan.
"Segel yang mana?" Purnama masih tidak paham dengan arah pembicaraan dari arwah seorang pria tampan ini.
"Zahra."
Detik kemudian Purnama membeku di tempat dan dia tidak bisa lagi mau berkata apa-apa karena yang di takutkan sejak dulu telah terjadi kembali, anak itu pasti tidak akan pernah menyerah begitu saja dan dia akan berusaha dengan keras agar bisa menghancurkan segel yang telah di buat oleh Purnama bersama dengan Sagara.
Kalau sudah lepas seperti ini maka pasti akan ada konflik baru yang membuat Purnama akan sengsara bukan main karena yang di hadapi adalah anak sendiri, sungguh berat penderitaan yang akan di alami oleh Purnama karena dia akan di ambang kehancuran untuk mengambil tindakan yang akan membuat anak sendiri merasa begitu sengsara.
Kemarin sudah sedikit anteng karena Zahra telah disegel di dalam lautan dan Purnama bersama dengan Sagara berpikir bahwa Zahra tidak akan pernah bisa lepas dari segel tersebut, namun apa daya karena segel itu tidak bisa bertahan lebih lama lagi sehingga sekarang segel tersebut hancur berantakan di buat oleh anak dari ratu ular sendiri.
Zahra memiliki kutukan yang sangat jahat dan dia akan melakukan segala tindak kejahatan untuk para manusia, terutama kepada Purnama karena Zahra pasti akan menyimpan dendam setelah Purnama begitu tega membuang dia di dalam laut yang sangat sunyi serta dingin tanpa ada seorang teman satu pun.
Semua itu Purnama lakukan agar Zahra tidak kembali berulah karena Zahra tidak pernah bisa untuk insaf lagi, akan untuk dimusnahkan juga tidak bisa sehingga Purnama harus mengambil tindakan yang sangat tegas serta bisa dikatakan sangat kejam kepada anak sendiri karena dia pun harus menekan perasaan ibadah dalam hati ini.
Ibu mana yang tega membuang anak seperti itu dan setiap saat anak selalu kesepian serta kedinginan di dalam laut yang begitu dingin serta sunyi, namun apa daya karena Zahra memang tidak pernah memiliki rasa insaf di dalam diri karena ambisi dia hanya untuk mencelakai orang yang ada di dunia ini.
"Sudah kau pastikan bahwa segel itu hancur?" Purnama bertanya dengan suara gemetar.
"Belum hancur sepenuh nya, namun dia telah keluar dari dalam lautan." Sagara merasa amat bersalah karena dia yang di percaya untuk membuat segel itu.
"Bagaimana bisa sekarang malah segel itu lepas? bukankah kau mengatakan bahwa segel itu aman saja dan tidak akan pernah bisa lepas lagi." Purnama terduduk dengan wajah pucat.
"Maafkan aku, demi Tuhan aku bukan penghianat dan itu semua karena kekuatan Zahra yang masih tersimpan di dalam diri dia." Sagara takut bila akan di.cap sebagai penghianat.
"Lalu sekarang aku harus bagaimana ini, Sagara?!" Purnama berteriak di dalam ruang kerja itu.
Sagara tidak bisa menjawab karena sekarang dia juga sangat pusing dan harus segera mengambil tindakan untuk mendapatkan Zahra kembali, walau segel belum hancur sepenuhnya namun Sagara sudah sangat yakin bahwa saat ini Zahra telah membuat ulah dan mungkin saja akan segera timbul masalah baru yang membuat Purnama begitu sengsara.
"Jadi apa tindakan pertama yang harus aku lakukan?!" Purnama bertanya lagi kepada Sagara.
"Aku akan menemani dirimu ke mana saja pergi untuk mencari Zahra!" Sagara memang bertanggung jawab penuh.
"Ya Allah kenapa harus anakku lagi yang menjadi musuh." Purnama gemetar dengan wajah yang semakin pucat.
"Tolong tenangkan dulu dirimu agar tidak semakin runyam, aku tahu kau sangat sedih namun ini kita harus bisa berpikir jernih agar Zahra tidak semakin keterlaluan." Sagara berusaha menenangkan Purnama.
"Dia tidak akan pernah memiliki iba dan incaran dia adalah menghancurkan aku bersama dengan Arya." gumam Purnama karena dia sudah hafal dengan tabiat sang anak.
"Aku akan cari solusi secepat nya." janji Sagara lagi.
"Jangan katakan kepada yang lain dulu!" Purnama memberi pesan kepada Sagara.
"Kenapa tidak? kalau mereka tahu bukankah lebih baik sehingga nanti bisa memikirkan solusi juga." Sagara bertanya dengan hati-hati.
"Tidak, karena nanti mereka hanya akan membuat aku semakin pusing saja." Purnama kekeh untuk tidak berkata kepada member lain.
Karena sudah mendapat larangan dari ratu ular ini sendiri maka Sagara pun memutuskan untuk tidak berkata kepada member lain, mungkin cukup menjadi rahasia mereka berdua saja atau bahkan ini nanti akan terungkap setelah di tangani dengan benar karena Purnama kadang juga tidak ingin semuanya merasa ikut pusing memikirkan keadaan Zahra yang kian membuat sengsara.
"Jadi aku juga tidak akan di beritahu?" Arya sudah ada di depan pintu dan menata Purnama.
"Arya?!"
"Kita harus mendatangi Pulau itu terlebih dahulu untuk melihat keadaan yang ada di sana dan memastikan apakah Zahra ikut mencelakai orang yang ada di sana." Arya langsung memberikan solusi kepada Purnama.
"Apa di bagian sana ada perkampungan?" tanya Purnama kepada Sagara.
"Untuk pulau yang asli pembuangan Zahra itu tidak ada, kalau yang agak maju lagi ada perkampungan di sana." jawab Sagara karena dia memang sudah mengetahui banyak tentang pulau di lautan itu.
"Jarak nya jauh atau tidak?" tanya Purnama lagi.
"Mau jauh atau dekat maka Zahra tidak akan peduli karena yang menjadi motivasi dia adalah menemukan tubuh dan membuat masalah baru." Arya menjawab cepat karena dia juga paham bagaimana tabiat Zahra.
"Tapi mungkin benar apa yang Arya ucapkan, sebaiknya kita datang saja dulu ke pulau itu untuk melihat keadaan yang ada di sana." Sagara juga setuju.
Purnama terdiam sesaat namun kemudian dia juga merasa mungkin lebih baik bila Dia segera mendatangi pulau yang berpenghuni itu untuk memastikan apakah ada sesuatu di sana atau bahkan memang Zahra telah mendekam di pulau tersebut, sebab segel belum sepenuhnya rusak sehingga Zahra tidak mungkin bisa pergi lebih jauh dari tempat itu.
"Kita datang kapan?" Arya sudah semangat untuk mendatangi pulau tersebut.
"Sayang apa mau pergi?" Zidan muncul dari pintu kamar.
"Oh Hem belum kok, ada apa?" Purnama berusaha tersenyum karena dia belum bercerita kepada sang suami tentang Putri pertama mereka.
"Zayden demam, dia minta di temani kamu." ujar Zidan.
"Ya aku akan datang!" Purnama langsung menuju kamar karena ini untuk pertama kali Zayden mau lebih dekat.
Arya dan Sagara saling pandang karena mereka juga tidak bisa untuk mencegah Purnama, mungkin bila ini yang terbaik maka lebih baik mereka diam dulu dan nanti setelah keadaan Zayden sudah sembuh maka mereka bisa pergi menuju pulau tersebut.
Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen nya.
Zahira sudah tenang dna ikhlas saja masih di ganggu..
maunya apa sih dia...
darah iblisnya bener3 tiada tanding...
semiga Purnam abisa mengambil langkah yangg tepat agar tidak merugikan semua pihak...
Zidan berilah kekuatan dan semangat ke Purnama untuk melawan kebathilan....
dia xucu adi...bukan anakmu...🥲🥲🥲🥲