NovelToon NovelToon
Ella Dan Emma

Ella Dan Emma

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alizar

Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Drrt!

Drrt!

"Lo dimana? " Tanya seseorang dibalik telpon

"Apart. Kenapa? " Jawab Emma

"Keluar yuk, kita pada gabut nih di markas. " Ucap orang itu, Litha.

Emma nampak terlihat berpikir sejenak sembari melirik jam Dinding. "Hmm, boleh. Sherlock aja ntar. "Jawabnya

"Okeee"

Tut!

Sambungan pun terputus, Emma kemudian beranjak dari rebahan nya dan berjalan santai menuju lemari pakaian. Emma memilih pakaian dengan celana jeans panjang abu abu dengan desain robek pada bagian lutut, lalu ia padukan dengan tangtop hitam dan Dilapisi jaket kulit crop top serta sepatu sneakers putih yang melengkapi penampilan nya.

Rambut ia biarkan tergerai lurus, lalu sedikit memoleskan lipstik tipis pada bibir ranumnya. Emma keluar dari apart nya dan berjalan menuju basement.

Bruk!

"Eh, sorry. Saya buru buru. " Kata orang itu lalu pergi setelah nya.

Emma yang melihat itu hanya acuh kemudian melanjutkan kembali langkah kakinya yang sempat terhenti, tanpa Emma sadari orang yang tadi menabrak nya menatap punggung Emma yang sudah menjauh.

"Target keluar menggunakan jaket kulit hitam, " Ujar pria misterius itu

***

Tuing!

"Anjir! Lo kenapa sih, tong sampah ada didekat lo. Kenapa lo dari tadi lembar kulit kacangnya ke gue! " Delik Kesal Aidan

Ia kesal karena Agam sedari tadi melemparkan kulit kacang rebus itu kearah Aidan. Padahal posisi ia duduk lebih dekat dengan tong sampah tapi justru malah melemparkan kulit itu kepada dirinya.

"Nggak keliatan, " Balas Agam santai mengangkat bahu acuh

Aidan melotot tak Terima. "Nggak keliatan mata lo buta! Segede dan seganteng ini gue masih lo bilang nggak keliatan. " Omel Aidan mendengus

Sroot!

Sroot!

Fiuh!

Fiuh!

Keributan yang Litha lakukan mengalihkan tatapan Bryan, Gavin, Aidan dan Agam. Litha menyedot habis minuman miliknya lalu meniup niup pipet tersebut agar tidak terlalu basah lagi, kemudian pipet itu ia arahkan menuju mata sebelah kiri dan menutup mata sebelah kanannya.

"Ganteng? Ganteng kalau diliat dari lobang pipet. Hahaha! " Tawa Lita ikut menistakan Aidan

"Pffft! Lubang pipet. " Ucap Agam tertawa terbahak bahak

Aidan menekuk wajahnya. "Yaak! Lo berdua benar benar ya! " Ucapnya kesal

Bryan dan Gavin hanya tersenyum tipis seraya menggeleng nelihat kelakuan mereka. "Sudah sudah, jangan pada ribut. Lo juga Gam, buang kulit kacang tu ke tong sampah, atau kalau males kumpulin diatas mejanya. Ntar pas mau balik baru dibuang biar nggak berserakan dimana mana, kesian si mamangnya. " Lerai Gavin membuat Agam hanya menyengir saja. Tapi ia juga tetap melakukan apa yang Gavin katakan

Kulit yang berserakan di jalan turut ia pungut dan memasukan nya kedalam kantong plastik. Mereka saat ini tengah berada di pedagang kaki lima sembari menyantap kacang rebus dan jagung rebus.

Tidak hanya itu saja, banyak masih makanan yang lainnya tapi mereka lebih tertarik dengan rebusan karena cuaca malam yang sedikit sejuk.

"Telpon deh, Emma. Udah sampe mana dia? Kalau kemaleman banget gue takut pasar malam tutup dan keburu hujan. " Ucap Litha Kepada mereka dengan menatap langit malam yang sedikit mendung dan ber angin

"Bentar, " Aidan langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel miliknya.

Ia mencari nama Emma dan dengan segera menghubungi. "Gimana? " Tanya Litha

"Nggak diangkat. Gue coba sekali lagi deh, " Balas Aidan dan kembali melakukan hal yang sama.

Mereka semua menatap Aidan dengan rasa penasaran. "Belum diangkat juga? " Tanya Gavin

Aidan menggeleng "sekarang malah nggak aktif. " Ucap Aidan

Mereka semua saling pandang dengan pikiran mereka masing masing. "Lo bener udah kirim sherlock nya kan dek? " Kata Bryan ke pada Litha. Gadis itu mengangguk dengan cepat kemudian menunjukan room chat nya bersama Emma.

"Udah kan, " Kata Litha sambil kembali menyimpan ponsel miliknya

"Seharusnya udah sampai dari tadi, kan dia bilang di apart. Tapi kenapa nggak nyampe nyampe? " Kata Bryan

"Kok perasaan gue, tiba tiba nggak enak ya? " Celetuk Gavin tiba tiba.

Sementara orang yang tengah mereka tunggu tunggu justru tengah bertarung melawan sosok orang misterius.  Mereka ber ramai ramai mengeroyok Emma menggunakan senjata yang masing masing mereka miliki.

Bugh!

Krak!

Emma melawan mereka semua. Ia berhati hati dan tidak boleh lengah. Pasalnya mereka menyerangnya tanpa henti membuat Emma sedikit kualahan. Emma juga merasakan jika ponsel miliknya bergetar namun ia tak bisa mengangkat ponselnya itu, akibat ponselnya yang terus berdering membuat Emma sedikit tidak fokus yang pada akhirnya ia mendapatkan tendangan pada bagian paha nya.

"Oh shit! " Umpat Emma ketika merasakan ngilu pada area pahanya.

Bught!

Emma jatuh tersungkur dengan kepala yang menetes kan darah. Baru saja ia hendak bangkit tapi lagi lagi mereka mengeroyok Emma membabi buta membuat Emma jatuh tak sadarkan diri.

"Bawa dia ke markas! " Titah pria gendut itu kepada para anak buahnya.

Dengan kasar mereka membawa tubuh Emma menuju mobil mereka.

Di lain tempat saat ini Gavin dan yang lainnya tengah khawatir dengan Emma yang tiba tiba saja hilang tanpa kabar. Ponsel miliknya pun terus mereka hubungi tapi tetap jawaban hanya suara operator yang mengatakan jika ponsel Emma tidak dapat dihubungi.

"Ponsel  Emma pake GPS kan? Coba lo cek deh Emma ada dimana. " Kata Aidan pada Agam

Agam mengumpat kesal. "Dasar bego! Ponselnya kan nggak aktif aidaaan! " Katanya mendengus

"Lo yang bego tolol! Maksud gue itu dimana terakhir kali Emma berada. Gue juga tahu kalau ponsel nya nggak aktif peak! " Balas Aidan menoyor kening Agam, yang Agam lakukan hanya tersenyum malu

Maklum otak nya sedikit tidak sampai jika sudah begini, "ohh ngomong dong. " Ucapnya acuh tak acuh

Aidan yang melihat itu hanya mampu menghembus kan nafasnya dengan lelah. Ia meremat tangannya sendiri seolah olah tengah meremas wajah Agam.

"Dimana? " Tanya Gavin

"Nggak jauh dari sini, sekitar 25 menit jalan kaki. " Kata Agam menunjukan layar ponsel miliknya.

"Pake motor ngapain jalan kaki. Ayoo buruan! " Kata Litha yang sudah cemas memikirkan Emma.

Ayolah, sekarang ini pikiran nya sudah memikirkan hal hal negatif. Ia takut terjadi sesutu kepada Emma, khawatir jika Emma kenapa kenapa. Mau seganas dan sesadis apapun Emma, Emma tetaplah seorang perempuan yang harus dilindungi.

Terlebih dengan kejadian dimana Hanna pergi membuat Litha trauma akan kejadian itu dan tak ingin terulang kembali.

Brum!.

Brum!

Mobil mereka melajukan meninggal kan kawasan pasar malam itu. "Ah kalau tahu bakal kaya gini, mending tadi kita jemput aja. " Cetus Litha membuka suaranya

"Seharusnya iya, tapi ya mau gimana lagi. Namanya juga nggak tahu kalau Emma bakal ngilang gini, " Sahut Bryan menenangkan Litha yang berada disampingnya.

Gavin mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang lumayan. Setelah beberapa menit mereka pun tiba dimana tempat terakhir kali Emma berada.

Brak!

"Nggak ada apa apa disini. Lo yakin Emma tadi disini? " Kata Aidan kepada Agam

"Yakin lah, gue nggak salah. Lagian Gavin nggak mungkin buta maps. " Sahut Agam pelan dinada akhirnya agar Gavin tak mendengar.

"Ini motor Emma, " Teriak Bryan membuat mereka mendekati Bryan

"Lengkap sama kunci kuncinya, berarti sudah terjadi sesuatu kepada Emma. Sialan! Kembali ke markas dan lacak keberadaan Emma, cepat!. " Ucap Gavin marah dengan tangan yang terkepal kuat.

Mereka bergegas dengan langkah lebar menuju mobil dan kembali ke markas. Gavin mengendarai mobil dengan ugar ugalan membuat pengendara lain harus menepi agar tidak terjadi kecelakaan

***

Mereka sampai di markas Flowers. Dengan segera menuju ruang khusus pelacakan. "Buruan Gam, " Kata Gavin tak sabaran.

Agam dengan segera melakukan tugasnya sesuai yang diperintahkan oleh Gavin. Tak butuh waktu lama, Agam dapat info mengenai keberadaan Emma sekarang.

"Cukup jauh, mereka membawa Emma kehutan yang ada di selatan. " Kata Agam

Gavin mengepalkan tangannya. "Siapkan anak buah, kita akan kesana sekarang juga! " Ucap Gavin.

1
Suryati Mukamad
vion yang hamidun ella
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!