Hidup Naura yang sudah menderita itu, semakin menderita setelah Jessica anak dari Bibinya yang tidak sengaja menjebak Naura dengan seorang pria yang dikenal sebagai seorang preman karena tubuhnya yang penuh dengan tato, berbadan kekar dan juga wajah dingin dan tegas yang begitu menakutkan bagi warga, Naura dan pria itu tertangkap basah berduaan di gubuk hingga mereka pun dinikahkan secara paksa.
Bagaimana kelanjutannya? siapakah pria tersebut? apakah pria itu memang seorang preman atau ada identitas lain dari pria itu? apakah pernikahan mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Harus Menikah
Dua hari berlalu dan seperti yang Naura duga, jika orang-orang sudah tau tentang berita yang disebarkan Bu Terry. Karena berita itu juga, banyak yang tidak mau menggunakan jasa Naura bahkan saat ini Naura masih nganggur dan tidak mendapatkan uang sama sekali.
Naura harus mencari pekerjaan lain, seperti saat ini Naura berjalan ke pasar, ia mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan disana, kedatangan Naura tentu saja menarik perhatian orang-orang disana dan ternyata disana juga ada Bu Terry.
"Bu terry, ini kan yang udah godain suaminya Bu Terry," ucap Bu Ani.
"Iya, Bu. Enaknya diapain ini," ucap Bu Siska.
"Masih berani nunjukin diri didepan saya ternyata," ucap Bu terry.
"Saya tidak pernah melakukan apa yang sudah dituduhkan Bu Terry itu, saya sudah bilang bukan kalau saya tidak pernah menggoda Pak Danu, saya sarankan Bu Terry untuk memeriksa cctv agar Bu Terry tau apa yang sebenarnya terjadi," ucap Naura.
"Halah, udah miskin gak mau ngaku," ucap Bu Siska.
"Udah kelamaan," ucap Bu Ani lalu menarik tangan Naura dan membawa ke samping pasar yang sepi.
Bu Ani mendorong Naura hingga Naura jatuh di tanah, "Saya menyesal sudah mempekerjakan kamu," ucap Bu Ani.
"Untung aja Bu Terry memergoki kamu yang sedang menggoda suaminya. jadi kita terselamatkan," ucap Bu Siska.
"Ini Bu Terry mau apain dia," ucap Bu Ani yang menarik rambut Naura hingga Naura mendongak menatap Bu Terry.
Tanpa belas kasihan sedikitpun, Bu Terry menampar Naura hingga sudut bibir Naura berdarah.
Naura sejak tadi sudha memberontak, tapi tiga lawan satu tentu saja tidak sepadan, tenaganya habis untuk memberontak sehingga ia tidak bisa membalasnya.
Hingga suara Mbah Husni membuat Bu terry berhenti memukul wajah Naura, "Kalian berhenti," ucap Mbah Husni dan menghampiri mereka.
Mbah Husni adalah salah satu tetua desa yang cukup berpengaruh disana, Mbah Husni sendiri terkenal sebagai tukang pijat didesa tersebut dan dia begitu disegani oleh warga sekitar.
Naura sendiri juga sering berkunjung ke rumah Mbah Husni untuk sekedar bercerita karena Naura tidak memiliki teman untuk meluapkan kesedihannya dan untung saja Mbah Husni mau menerimanya dan mau mendengarkan segala curhatan Naura.
"Mbah jangan ikut campur, ini urusan saya dan Naura," ucap Bu Terry.
"Kamu mau bunuh Naura? kalau kamu mau bunuh Naura, ini saya bawa pisau, cepat tusuk dia sampai dia meninggal," ucap Mbah Husni.
Bu Terry tidak berniat untuk membunuh Naura, karena terpojok, akhirnya Bu Terry, Bu Ani dan Bu Siska pergi meninggalkan Naura. Mbah Husni menghampiri Naura lalu membantu Naura berdiri, "Ayo ke rumah Mbah dulu, bersihkan wajah kamu," ucap Mbah Husni.
"Terima kasih, Mbah," ucap Naura.
Naura pun ikut Mbak Husni ke rumah sederhananya lalu Naura membersihkan wajahnya disana.
"Hidupmu sangat sial, sudah gak punya orangtua, rumahmu digadai sama Paman dan Bibimu terus keluarga Pamanmu juga memperlakukanmu dengan buruk, sekarang malah kamu dituduh menggoda suami orang sampai-sampai mereka gak mau pakai jasa kamu lagi sampai kamu jadi pengangguran. Mbah sarankan kamu merantau ke kota saja. Selama kamu tinggal disini, kamu tidak akan bisa bahagia," ucap Mbah Husni.
"Tapi, Naura cuma lulusan SMP Mbah, Naura gak yakin Naura bisa bertahan di kota," ucap Naura.
"Kalau gitu menikahlah dengan anaknya juragan Haris," ucap Mbah Husni.
"Mbah, Naura gak mau, Gio udah menikah empat kali dan semua istrinya menceraikan dia karena kdrt dan juga selingkuh," ucap Naura.
"Terus kamu mau gimana? sekarang nama kamu udah buruk diluaran sana, kamu dicap sebagai pelc*r karena sudah menggoda suaminya Terry, kamu tau kan kalau keluarga Terry itu sangat berpengaruh di desa ini," ucap Mbah Husni.
"Mbah punya cara buat Naura, selain merantau?" tanya Naura.
"Kamu harus menikah," ucap Mbah Husni.
"Tidak bisa Mbah, Naura tidak punya pasangan dan Naura tidak mau menikah dengan Gio," ucap Naura.
"Kalau begitu tudak ada cara lain, jadi kamu nikmati saja resikonya, orang-orang tidak akan diam saja jika kamu masih ada disini apalagi kamu belum menikah," ucap Mbah Husni.
"Naura bingung Mbah," ucap Naura.
"Yasudah, kamu bunuh diri saja dan ikuti kedua orangtua kamu," ucap Mbah Husni.
"Mbah," tegur Naura.
"Mbah ini ngasih saran, kalau kamu gak mau yaudah artinya kamu masih waras," ucap Mbah Husni.
Naura pun memilih diam dan tidak menanggapi perkataan Mbah Husni. Naura sudha terbiasa akan perkataan ceplas ceplos Mbah Husni, meskipun terkesan kasar, tapi Mbah Husni mengerti perasaan Naura dan sering memberikan semangat serta saran yang kadang Naura pun mengikutinya kecuali saran untuk bunuh diri.
Ketika Naura tengah melamun tiba-tiba Mbah Husni menarik Naura dan membuka baju belakang Naura hingga memperlihatkan luka pada punggung Naura.
"Apa Bibimu memukulmu lagi?" tanya Mbah Husni.
"Ya begitu Mbah, tubuh Naura udah mati rasa, Naura udah gak bisa merasakan lagi rasa sakit karena terlalu sering dipukul sama Paman dan Bibi ditambah Jessica yang seenaknya sama Naura," ucap Naura.
"Mbah kan sudah menyuruhmu untuk melawannya, kenapa masih diam aja sih. Kamu mau tubuhmu hancur karena mereka?" omel Mbah Husni.
"Naura udah melawannya Mbah, tapi tenaga Naura kalah. Semakin Naura melawan maka semakin keras pukulan mereka, ini aja tangan Naura yang patah kemarin baru sembuh, jadi Naura gak mau cari gara-gara apalagi sampai melawan mereka," ucap Naura.
"Mbah kasihan denganmu, tapi Mbah tidak bisa berbuat apa-apa, Mbah tidak punya kuasa untuk membelamu. Kamu harus mengandalkan dirimu," ucap Mbah Husni.
"Iya, Mbah. Dengan Mbah sudah mau mendengarkan segala curhatan Naura itu saja sudah membuat Naura berterima kasih," ucap Naura.
Setelah dari rumah Mbah Husni, Naura pun terpaksa kembali ke rumahnya. Selama perjalanan menuju rumahnya, semua orang menatap tidak suka pada Naura.
Dan sesampainya di rumah, Naura masuk kedalam dengan penuh hati-hati karena takut Bibi Aulia marah.
Sayangnya, Naura harus bertemu dengan Bibi Aulia, Bibi Aulia menghampiri Naura yang baru saja masuk kedalam rumah.
Plak...
"Dasar pelc*r! gara-gara kau sekarang kita di gosipkan yang tidak-tidak sama tetangga," ucap Bibi Aulia dan menampar Naura.
"Naura tidak melakukannya, Bi. Semua itu tidak benar, Bu Terry menuduh Naura," ucap Naura.
"Halah, kamu aja yang emang gak bener jadi orang," ucap Bibi Aulia.
"Mau sebanyak apapun Naura menjelaskan semuanya sama Bibi juga percuma karena Bibi gak akan percaya sama Naura," ucap Naura.
"Itu kamu tau, pokoknya kamu harus segera dapat kerjaan, Bibi gak mau tau ya, uang buat bayar cicilan di bank harus kamu bayar," ucap Bibi Aulia.
.
.
.
Bersambung.....