Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn
Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata
Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn
Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bingung
Hari telah berganti dengan gelap ketika mereka tiba dan keduanya tengah menikmati makan malam di meja makan. Ada suatu hal yang membuat hati Alan berbunga karena Delila yang selalu menyiapkan makannya, walaupun Alan tahu kalau Delila merasa lelah. Tapi istrinya itu tetap melayaninya dengan baik. Bahkan beberapa hari ini Delila memasak makanan kesukaannya. Dan Alan yakin kalau Ibunya lah yang mengajari Delila untuk memasak.
Kini Delila telah berada di kamarnya, dia sudah berganti dengan piyama tidur yang seperti biasanya dia pakai. Delila duduk di tepi ranjang dengan benda pipih yang berada di tangannya.
Sementara Alan berjalan memasuki kamar dengan perasaan cemas. Sekarang sudah tak ada alasan bagi Alan untuk tidur bersama dengan Delila, terlebih Ibunya pun sudah pulang. Kini sudah saatnya kembali kepada kenyataan bahwa mereka bukanlah sepasang suami istri pada umumnya. Padahal selama 2 Minggu ini Alan begitu merasa nyaman tidur bersama dengan istrinya itu meski adanya 2 guling yang setia berada di tengah-tengah mereka. Melihat Delila yang tertidur di sampingnya, mendengar nafas teraturnya membuat Alan merasakan damai dan nyaman, dia pun tak merasa sendirian lagi.
Pikiran tentang Delila terus menari memenuhi isi kepalanya. Dan apa yang harus dia katakan pada Delila? Apa sebaiknya Alan berterus terang kalau dia begitu enggan untuk tidur terpisah. Lalu apa yang akan Delila jawab nanti.
"Kamu belum tidur, Delila?" tanya Alan dengan dada yang berdebar.
"Belum, aku lagi nunggu kabar dari Ibu. Katanya dia akan ngabarin aku kalau udah sampai," jawab Delila tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih yang ada di tangannya.
"Sabarlah, mungkin saja Ibu belum mengaktifkan kembali ponselnya," timpal Alan.
"Hu'um, sepertinya begitu," jawab Delila tanpa menolehkan wajahnya. Sementara Alan telah berdiri cukup lama tepat di hadapannya dengan perasaan kacau tak menentu.
"Delila ... a- aku ...," ucap Alan terbata.
Delila mendongakkan wajahnya menatap Alan yang tengah berdiri tepat di hadapannya.
"A- aku ...," ucap Alan lagi. Tiba-tiba lidahnya begitu kelu tak bisa berkata-kata.
"Kamu boleh kok tidur di sebelah aku," ucap Delila seolah dapat membaca pikiran suaminya itu.
Detik itu juga Alan tercengang tak percaya ketika mendengar jawaban dari bibir Delila.
"I- itu sih kalau kamu mau," ucap Delila terbata dan semburat merah muncul menghiasi pipinya.
"Tentu aku mau Delila, terimakasih." Sumpah demi apapun sekarang Alan tengah bersorak gembira. Jika tak merasa malu saat ini juga dia akan berteriak senang.
Ternyata Alan tak beda jauh dengan Ibunya, memiliki raut wajah yang terkesan dingin dan tegas. Sehingga rasa senang itu bisa Alan sembunyikan dengan sempurna.
Setelah mendapat lampu hijau dari Delila, Alan berjalan memutar dan membaringkan tubuhnya ke atas ranjang. Tak lama kabar yang mereka tunggu pun telah tiba. Ibu Alan telah tiba dengan selamat. Setelah itu keduanya mematikan ponsel dan bersiap masuk ke alam mimpinya.
"Selamat malam Alan," ucap Delila sebelum memutar tubuhnya membelakangi Alan.
"Selamat malam Delila," jawab Alan kemudian memutar tubuhnya juga.
Di balik mereka yang tidur saling membelakangi satu sama lain. Terdapat sebuah lengkungan yang terukir di bibir keduanya. Baik Delila maupun Alan merasa senang karena masih bisa tidur bersama.
🌷🌷🌷
Siang keesokan harinya tampak Luna yang berada di apartemennya. Dia merasa Lucas kekasihnya mulai mencurigai apa yang dia lakukan di belakang kekasihnya itu. Hingga akhirnya Luna memutuskan untuk tetap tinggal di dalam apartemen.
Dan sepertinya Dewi Fortuna berpihak padanya, tanpa dia duga Lucas pulang ke apartemennya siang ini. Tentunya membuat Lucas terkejut mendapati Luna disana.
"Sayang, tumben pulang jam segini?" tanya Luna menyambut kedatangan Lucas dengan lengkungan indah di bibirnya.
"Hem, kamu nggak pergi?" tanya Lucas heran.
"Enggak sayang, badanku pegal-pegal semua. Mungkin besok aku baru pergi setelah melakukan treatment massage di salon langgananku," jawab Luna berbohong.
"Aku harus ke Jogja selama 2 Minggu ini. Ada proyek besar yang aku lakukan disana," ucap Lucas.
"Apa? 2 Minggu? Lama sekali ... Apa yang harus ku lakukan tanpamu sayang?" tanya Luna dengan manjanya.
"Ini mendadak, kalau kamu mau bisa nyusul," jawab Lucas.
"Tentu sayang, setelah tubuhku kembali fit aku akan langsung terbang ke Jogja untukmu."
"Hem, Baiklah. Jangan di paksa kalau memang tak bisa, pulihkan dulu keadaanmu. Kesehatanmu lebih penting dari apapun."
Luna tersenyum senang, dia bersorak gembira dalam hatinya. Sekilas bayangan dia yang hidup bebas tanpa Lucas selama 2 Minggu menari-nari di kepalanya. Luna tak sabar untuk menikmati moment itu karena selama ini dia merasa hidupnya terpenjara di apartemen. Dan Luna tak menyukai itu.
Luna menghambur memeluk kekasihnya itu, dia meraih bubur Lucas dan menyesapnya dalam. Dia akan memberikan hadiah pada kekasihnya sebelum pergi.
🌷🌷🌷
Sore hari setelah pulang dari kantor, Alan memutuskan harus kembali ke apartemennya. Ada beberapa berkas juga kebutuhan lainnya yang dia tinggalkan disana, dan semua itu harus dia bawa karena besok Alan mengikuti seminar di Surabaya selama 4 hari ke depan.
Dengan berat hati dia menempelkan id card nya pada platform magnet di pintu apartemennya yang sudah setengah bulan ini dia tinggalkan. Langkahnya terasa begitu berat ketika dia memasuki ruangan yang gelap dan sedikit berbau apek karena lama di tinggalkan.
Pandangannya langsung tertuju pada sebuah foto Luna yang tersenyum dengan bibir merahnya tergantung di dinding yang berada tak jauh di kamarnya. Sebuah foto yang berukuran besar bak seperti poster film itu terlihat sangat nyata dan hal itu sukses membuat hati Alan bergejolak hebat. Ada rasa benci, kecewa dan juga rindu yang bercampur aduk menjalar di dalam hatinya.
Sosok Alan yang hanya lelaki biasa jatuh cinta begitu dalamnya pada seorang wanita yang salah.
Alan terdiam cukup lama memandangi foto wanita yang telah meninggalkannya, hingga terdengar bunyi dering telpon dari saku celananya.
"H- halo," jawab Alan tanpa mengalihkan pandangannya dari foto Luna yang tergantung disana.
"Alan, ini aku," ucap Delila di ujung telpon dan detik itu juga sukses menyadarkan Alan dari lamunannya tentang Luna.
"Ah iya Delila, kenapa?" tanya Alan merasa tak enak hati pada istrinya itu.
"Kamu dimana? Apa masih di kantor? Malam ini kita makan di luar, yuk." Delila memberondong Alan dengan berbagai macam pertanyaan membuat lelaki itu bingung harus menjawab apa. Sementara pikirannya masih tertuju pada sosok Luna wanita yang telah lama mengisi hatinya.
"I- iya Delila, aku masih di kantor," jawab Alan bohong dan kini dia merasa jadi suami yang takut ketahuan selingkuh oleh istrinya.
"Gimana, kamu mau nggak?" tanya Delila lagi memastikan.
"Sure, kamu bersiaplah. Aku jemput jam 7 malam dan kita langsung pergi."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Cerita cinta setelah pernikahan dimana keduanya sama-sama terluka oleh orang yang mereka cintai. Ngebayangin diposisi Alan dan Delila pasti rasanya enggak mudah untuk mereka menerima satu sama lain.
Meski perlahan sekarang hubungan mereka mulai membaik, tetapi komunikasi dan pikiran mereka terhadap masa lalu yang membuat semuanya jadi rumit.
Apalagi masa lalu yang justru nggak terima atas kebersamaan Alan dan Delila, semoga enggak jadi penghalang untuk hubungan mereka kedepannya.
Semoga Alan dan Delila dapat saling mencintai, tanpa terikat oleh masa lalu.
Bahagia selalu untuk mereka, juga tanpa adanya kontrak yang terikat😊😊
Semangat untuk Kakak.
Semangat untuk nulisnya, jaga kesehatan, dan sukses selalu💪💪❤️❤️🥰😘
Hanya masalahnya sekarang ....😔
suger Daddy
Ngapain nyari-nyari Delila?😒