Tak pernah terbayangkan oleh seorang Axel gadis tomboy yang baru menginjak usia 19 tahun, dirinya bisa tiba-tiba diangkat menjadi anak oleh seorang pensiunan Jenderal yang mempunyai 3 orang anak lelaki penerus sang ayah di dinas angkatan darat berbaret merah.
Bahkan sang bunda yang selama ini telah kehilangan anak perempuannya ketika masih dalam kandungan, merasa Axel adalah anak perempuan yang selama ini sangat ia dambakan.
Axel telah kehilangan orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis yang menyisakan trauma mendalam baginya ketika ia berusia 10 tahun. Semenjak itu adik dari ibu satu-satunya yang mengurus Axel hingga Axel lulus SMA dan memutuskan untuk bekerja dan pindah dari kediaman sang bibi karena perilaku sang paman dan keponakan-keponakannya yang kurang berkenan bagi Axel.
Bagaimana Axel dapat menghadapi saudara-saudara dan orang tua angkatnya yang sangat over protective?
Padahal selama ini Axel begitu mandiri...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sally, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Rahasia
Malam itu mereka melakukan ijab qobul, pernikahan dilakukan secara islam terlebih dahulu agar kekhawatiran ayah dan bunda tidak sampai terjadi.
Ada hal lain kenapa pernikahan ini diadakan secara rahasia, hanya dihadiri oleh orang-orang kepercayaan keluarga Bima Sakti. Mereka tidak ingin pernikahan ini diketahui oleh musuh mereka, karena dapat membahayakan nyawa orang-orang yang mereka sayangi.
Cakrawala memberikan mandat kepada seluruh anggota keluarga termasuk pak ustadz yang menghadiri acara pernikahan itu untuk merahasiakannya, dia percaya bahwa orang-orang kepercayaan nya tidak akan mengkhianati keluarga nya.
Dan lagi seluruh anggota di keluarga Bima Sakti tahu jika ada yang mencoba mengkhianati mereka, mereka tak akan segan untuk memberikan hukuman yang sangat berat.
***********************
Di balkon kamar Galaxy ada dua sejoli yang sedang berbahagia.
" Terimakasih sayang sudah menerima cintaku...." ucap Galaxy seraya mengecup kening Axel
Galaxy mengeratkan pelukannya, dibalas dengan pelukan oleh Axel.
Malam semakin dingin, mereka pun memutuskan untuk melanjutkan aktivitas mereka di dalam kamar.
Galaxy belum melakukan kewajibannya sebagai suami pada Axel, karena dia tahu resikonya untuk kesehatan istrinya saat ini.
" Abang.... " cicit Axel
" iya sayang ..?" jawabnya pelan
" Sejak kapan abang suka sama ade?" telisik nya
" mmm....sejak hari pertama abang ketemu kamu di rumah sakit, ade masih kritis waktu itu, abang yang minta sama bunda untuk jagain kamu disana " jawab nya sambil merapikan anak rambut wanita yang kini telah menjadi istrinya.
" Bukannya abang gak suka sama ade?" tanya nya lagi
" Abang jutek gitu sama ade..." lanjutnya
" he...he...abang emang jutek sama ade, karena waktu itu abang kesel sama kebodohan kamu yang udah berani-beraninya ngelawan orang bersenjata..." kenangnya.
" Abis ade gak tega liat ayah sama bunda yang ketakutan waktu itu " kilahnya
" Penjahatnya abang apain?" tanya Axel mulai manja
" Abang jitak kepalanya " tergelak
" iihhh...Abang mah...." ucapnya cemberut
" Abang juga gak tau sayang.... Anton yang urus " jawab Galaxy yang secara otomatis mengingatkan dia pada sahabat setianya itu
" Ya ampun de....!" serunya
" Kenapa ?!" panik
" Abang belum ngasih tau Anton tentang malam ini " menggaruk kepala tak gatal
" isshhh...sahabat macam apa abang nih " ucap Axel
" Abang beneran lupa de...abis dari abang sibuk dengan keinginan ayah sama bunda " ujarnya
" Ya udah....video call " Axel memberikan ide
Sambungan video terhubung..
" Hai Ton...!" Galaxy memulai pembicaraan nya
" Hallo bro! eehhh...ada siapa disitu ??!" tanya Anton
" Hai Kak Anton.." sapa Axel
" Hai Axel ...gimana kondisi nya sekarang?? udah sehat ya " tanyanya
" hei...hei....jangan tanya-tanya bini gue, tanya nya sama gue aja !"
" Ya salam...bapak satu ini posesif nya kebangetan" tergelak
" Tunggu....tunggu ...apa Lo bilang tadi?? bini?!" baru sadar akan ucapan sahabat nya
" Iya nih Ton... sorry gue baru ngasih tau Lo...tadi malem kita udah resmi secara agama " ucap Galaxy
" Aaahhh....****** lu emang! kok gue gak diundang ?!" tanya nya mulai sewot
" yeee...jangan sewot dulu, ini rahasia makanya cuma Lo yang gue kasih tau " kilahnya
" Lo ngerti kan?!" tanya Galaxy
" Iye...iye ..gue paham....selamat yah kalian berdua "
" Gue doain samawa sampe syurga " lanjutnya
" Aamiin ya rabbal aalamiin " ucap Galaxy dan Axel bersama-sama
Setelah beberapa lama mereka berbincang, mereka pun mengakhiri sambungan telponnya.
*****************************
" Pakettt...!! " teriak seorang kurir sambil melempar kan sebungkus paket melalui pagar tinggi berwarna hitam didepan nya, dia pun segera berlalu.
" Wooi...!! " salah seorang petugas keamanan yang mengambil paket yang dilemparkan tadi
" Heran kurir paket jaman sekarang, gak ada sopan-sopan nya " keluhnya.
" aahhh.... kebetulan " melihat sang kepala asisten rumah tangga lewat
" Pak...pak...ini ada paket untuk tuan " serunya sambil memberikan paket itu kepada orang yang ada di depannya.
Sang penerima paket melihat bungkusan paket dan membaca laman pengirim, dia menyembunyikan keterkejutan nya setelah melihat huruf yang tertera di bungkusan paket tersebut.
" Terimakasih pak " ucapnya dan berlalu
tok... tok...tok...
" Masuk! "
" Permisi Tuan, paket untuk anda " ucapnya
" Dari siapa ?" tanyanya
" Sepertinya ini sama dengan yang terakhir kali tuan " jawabnya
" Berikan paketnya " titahnya
Setelah kepergian sang asisten, pria paruh baya itu segera membuka isi dalam paket tersebut.
Dia semakin geram setelah mengetahui isi paket yang sekarang ada ditangannya, foto-foto berisi dia yang seperti sedang melakukan transaksi dengan seseorang, foto-foto dia yang sedang melakukan pertemuan dengan beberapa orang dan foto-foto tentang istrinya yang sedang berbelanja tas branded di luar negeri.
Dia meremas semua foto-foto itu dan membawanya ke luar ruangan, dia pun membakar semuanya seperti yang dia lakukan terakhir kali.
" Bang....tttt!!" siapa yang telah berani menguntit saya?" ucapnya dengan penuh penekanan.
peran utamanya penyakitan, yg namanya bar "itu bisa bela diri,