Naina Hilda, gadis yang selalu menghitung mundur hari pernikahannya harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memutuskan hubungan sepihak.
Sang kekasih menemukan tambatan hati yang lain yang menurutnya lebih sesuai dengan standarnya sebagai seorang istri yang pantas digandeng tangannya ketika kondangan.
"Maaf, Na. Perasaanku ke kamu, hambar."
Dua pekan sebelum ijab kabulnya terucap dengan sang pria.
Tenda dan katering sudah di pesan bahkan dibayarkan, untung saja undangan belum sempat disebar. Namun, bukan itu yang membuat tingkat stres Naina meningkat hingga ia lampiaskan pada makanan.
Naina baru tahu ternyata mantan tunangannya memiliki kekasih dengan spek idaman para pria. Tinggi, putih, langsing, glowing, shining, shimmering, splendid.
Apa kabar dengan Naina yang kusam, jerawatan dan gendut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Menjalankan Aksi
Happy reading.....
Reno terdiam sejenak, kemudian dia menatap Naina. Pria itu merasa ragu, takut jika pertanyaannya malah membuat Naina tidak nyaman.
"Mas, tadi mau nanya apa? Kok malah diem?" tanya Naina dengan bingung, saat melihat Reno hanya diam saja.
"Aah, itu ... dia ... aku ..." Reno terlihat gugup, namun seketika dia menarik nafasnya dengan dalam, "Aku mau bertanya, apakah kamu masih belum bisa membuka hatimu untuk pria lain lagi?" tanya Reno akhirnya.
Mendengar itu Naina terdiam, kemudian dia mengangkat bahunya. "Entahlah Mas, aku pun tidak tahu. Aku memang belum siap untuk menjalin hubungan dengan pria lain lagi, takut jika nanti tersakiti. Apalagi dengan keadaanku yang gendut seperti ini," jawab Naina.
"Kamu jangan terlalu insecure, Naina. Kamu tidak gendut. Kamu cantik luar dalam," ujar Reno, membuat pipi Naina seketika merona malu saat mendapat pujian dari pria tampan tersebut.
"Mas Reno bisa aja, tapi tetep aja Mas, aku masih ada sedikit rasa takut. Takut jika nanti saat aku menjalin hubungan dengan pria lain, lalu dia mendapatkan yang lebih dari aku, maka dia akan meninggalkanku. Dan aku pasti akan merasakan sakit kembali," tutur Naina dengan wajah yang sendu.
Reno yang mendengar itu pun paham, kemudian dia memegang tangan Naina, membuat wanita itu tersentak kaget.
"Jika pria itu berselingkuh dan menyakiti kamu, artinya bukan kamu yang tidak sempurna, Naina. Akan tetapi, pria itulah yang mempunyai hati yang tamak. Dia tidak bisa puas dengan satu wanita, seperti halnya jika sudah menikah. Yang di rumah malah terlihat biasa saja, sedangkan yang di luar terlihat begitu sangat cantik. Karena apa? Karena suaminya sangat tamak dan tak bisa menjaga pandangan, dari yang haram. Maka kenapa bisa dikatakan, yang di luar lebih enak dipandang ketimbang yang di rumah. Itulah kesetiaan lebih utama," jelas Reno.
Naina tidak menyangka jika Reno mempunyai pikiran yang begitu luas, bahkan pria itu mempunyai pikiran yang sangat dewasa.
"Yah, mungkin aku akan membuka hatiku saat emang ada pria yang mencintaiku dengan tulus," ucap Naina.
"Sudah ada, Naina, tapi kamu tidak menyadarinya," jelas Reno.
"Siapa?" tanya Naina mengerutkan keningnya dengan heran.
"Nanti juga kamu akan tahu." Setelah mengatakan itu tak lama makanan pun datang, dan Reno langsung mengajak Naina untuk menyantap makanan tersebut.
Setelah makan malam selesai, Naina dan Reno pun pulang karena jam juga sudah menunjukkan pukul 21.30 malam.
Sesampainya di rumah, Naina langsung membersihkan diri, kemudian dia mengganti baju tidurnya untuk beristirahat, karena Karina dan juga Dewa sudah berada di kamarnya.
"Kamu baru pulang, Dek?" tanya Dewa saat keluar dari kamar.
"Iya Kak," jawab Naina.
"Tapi kok malam banget sih pulangnya? Katanya cafenya tutup jam 08.00?" tanya Dewa kembali dengan tatapan bingung.
"Iya, tadi makan malam dulu di luar." Dewa yang mendengar itu hanya membulatkan bibirnya.
"Ya sudah kamu istirahat, ini sudah malam soalnya," ucap Dewa kembali, dan Naina langsung mengangguk lalu masuk ke dalam kamar.
Setelah beberapa menit dia memejamkan mata, Naina tidak bisa tidur, kata-kata Reno masih terngiang di kepalanya. Tentang seorang pria yang menyukainya, namun Reno tidak memberitahu siapa pria tersebut.
"Aduh, aku penasaran deh sama ucapannya Mas Reno. Siapa pria itu? Masa iya ada yang mau sama aku?" gumam Naina dengan lirih sambil mengacak rambutnya.
"Sudahlah, lebih baik aku tidur. Tidak usah dipikirkan. Mungkin mas Reno juga hanya bercanda, dia tidak terlalu serius mengucapkannya. Lagi pula, mana mungkin jika pria itu mas Reno? Dia sangat tampan dan juga sempurna, mana mau sama cewek kayak aku?" sambungnya kembali, lalu menutup wajahnya dengan bantal dan memejamkan mata.
.
.
Arga baru saja sampai di salah satu hotel dekat Malioboro. Dia sengaja mencari hotel yang dekat dengan Cafe Naina, karena Arga ini tidak sabar ingin segera bertemu dengan wanita itu.
"Huuh ... akhirnya aku sampai juga. Naina, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kamu," ucap Arga sambil merentangkan tangannya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang berukuran King size.
Arga akan berlibur di sana selama satu minggu, dan pekerjaan sudah Arga kasih kepada Ivan, sebagai asisten pribadinya.
Selama satu minggu itu Arga berencana untuk mendekati dan mendapatkan hati Naina, bagaimanapun caranya, dia akan terus memepet gadis itu.
.
.
Pagi ini seperti biasa, Naina mengecek stok makanan yang berada di cafe. Setelah itu dia mencatatnya lalu menghitung pengeluaran di bulan tersebut.
Saat Naina keluar dari dapur, tiba-tiba saja dia tidak sengaja menabrak seseorang, dan saat dilihat Naina sangat terkejut melihat siapa orang yang baru saja dia tabrak.
"Pak Arga!" kaget Naina.
"Naina!" Arga tak kalah kaget, lebih tepatnya dia pura-pura kaget.
"Looh, Pak Arga kok ada di sini?" tanya Naina kembali.
"Iya, saya ada kerjaan di Jogja. Dan kebetulan tadi habis meeting. Kamu sendiri kenapa ada di sini?" tanya Arga pura-pura tak tahu.
"Ini Pak, saya kerja di sini," jawab Naina.
"Wow! Kebetulan sekali ya? Oh ya, maukah kamu temani saya ngopi sebentar?" pinta Arga.
Naina terlihat berpikir sejenak, kemudian dia pun menganggukkan kepalanya. "Boleh, mari Pak," ucap Naina sambil berlalu lebih dulu mencari tempat di pojokan. Setelah itu mereka pun memesan kopi kepada salah satu karyawan.
"Bapak ada kerjaan di sini?" tanya Naina kembali, dan Arga langsung menganggukkan kepalanya.
"Iya, saya ada kerjaan di sini. Sekalian liburan lah selama satu mingguan. Kamu di sini kerja sebagai pelayan atau gimana?"
"Saya manajer di cafe ini Pak," jawab Naina sambil tersenyum manis.
"Oh, managermnTidak menyangka ya kita bisa bertemu? Selama ini kamu hilang bagaikan ditelan bumi, dan sekarang Tuhan malah mempertemukan kita kembali di sini. Jangan-jangan ... kita ini jodoh lagi?" celetuk Arga sambil terkekeh kecil.
Naina yang mendengar itu pun malah ikut terkekeh, merasa lucu dengan ucapan Arga. Lalu dia pun menggelengkan kepalanya. "Bapak ini ada-ada saja? Mana mungkin kita jodoh? Bapak itu sangat sempurna, masa iya berjodoh dengan cewek sejelek saya?" heran Naina sambil tertawa kecil.
"Memangnya kenapa? Jodoh itu kan tidak ada yang tahu. Lagi pula, kamu tidak jelek, malah kamu sangat cantik. Hanya saja, kamu memang tidak menyadarinya Naina," ujar Arga.
Naina yang mendengar itu pun sangat kaget, tiba-tiba wajahnya tersipu malu, dan tak lama ada seorang karyawan, yaitu Nabila.nDia mengantarkan kopi pesanan Naina, lalu menaruhnya di atas meja.
Akan tetapi, tatapan Nabila mengarah kepada Arga. Dia penasaran dengan pria tersebut, karena melihat Naina begitu dekat dengannya.
'Siapa pria tampan ini? Kenapa dia sangat dekat dengan si Naina?' batin Nabila bertanya-tanya.
"Bapak ini bercandanya bisa saja." Naina mencoba menepis perkataan Arga, namun tiba-tiba saja pria itu menggenggam tangannya.
Sementara Nabila setelah mengantarkan kopi, dia menatap ke arah Naina dan juga Arga yang berpegangan tangan dari jauh. Kemudian senyum menyeringai terukir di wajah cantik wanita itu.
'Sepertinya ini akan menjadi senjata, agar Mas Reno membencinya. Dan sepertinya pria itu juga menyukai Naina, jadi aku bisa leluasa untuk mendekati Mas Reno.' batin Nabila sambil tersenyum jahat.
Naina menepis tangan Arga, sambil menundukkan kepalanya. Tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggilnya dengan nada tak suka.
"Naina?" Panggil seseorang dan membuat wanita itu mendongklakkan wajahnya.
BERSAMBUNG.....
PESAN AUTHOR😎
Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Apa saja yang bukan milikmu, akan selalu tampak lebih indah dan lebih bagus, apa pun usaha Anda. Ketika Anda sudah berhasil memilikinya, semuanya akan menjadi biasa.
Maka terimalah semua yang sudah menjadi milik Anda. Jangan ikuti bisikan hawa nafsumu. Jika tidak, Anda akan terus mengejar kesenangan dunia sampai jasad Anda berbaring di liang lahad".