Erin, gadis cantik yang terpaksa menikah dengan seorang pria dingin harus mengalami kecelakan hingga membuatnya Koma, akankah cinta dari sang suami bisa membantu Erin untuk kembali sadar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon machrita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amnesia?
Di rumah sakit Erin meminta Shemee mengajaknya ke taman untuk sekedar membuang jenuh.
"Shemee apa aku benar-benar sudah menikah, kenapa aku tidak ingat sedikit pun tentang dia." Kata Erin.
"Kak, kamu benar-benar tidak ingat Renz?" Tanya Shemee.
Erin menggeleng, dari kajauhan Renz melihat Erin dan Shemee, ia pun mendekati mereka
Perlahan berjalan agar Erin tidak merasa tertekan akan kehadirannya saat ini, membayangkan Erin lupa padanya saja sudah membuat Renz merasa dirinya tidak lagi berguna.
***
Di rumah Renz
pelayan hampir membuka koper yang berisi ibu Renz tapi Shelo langsung menutup bagasinya. Dengan cepat Shelo mendorong pelayan yang akan mengacaukan rencananya.
"Kenapa kamu mau membuka koperku, tidak sopan pergi lah bekerja, urus sana pekerjaanmu." Tegas Shelo.
Shelo pun naik ke dalam taksi sementra Reymond menyusul di belakangnya memantau di belakang taksi. Shelo membawa ibu Renz ke rumah kontrakannya.
Sesampainya di kontrakan, Rey membantu Shelo mengangkat koper besar itu dan mengeluarkan ibu Renz, ibu Renz mulai sadar tapi Reymond mendudukkannya di kursi lalu mengikatnya.
"Kalian benar-benar penjahat." bentak ibu renz masih dengan sedikit sadar.
"Inilah kami, jadi jangan pernah menggagalkan rencana yang sudah kami susun dengan matang, mengerti!" bentak Shelo.
"Renz akan datang dan dia tidak akan tinggal diam, kalian akan masuk penjara." Ancam ibu Renz setengah sadar.
"Sudahlah bu, Renz tidak akan menemukanmu disini, lagi pula kamu kan tidak menyukai Erin, kenapa ambil pusing kita bisa bekerja sama kan. Kalau kamu mau membantuku, aku akan dengan senang hati melepaskanmu dari sini, tapu upss sepertinya jangan deh, kamu wanita tua yang tidak bisa di percaya." Kata Shelo.
"Kamu sudah gila, aku tidak sudi."bentak ibu Renz.
"Loh! Bukannya ibu waktu itu melihatku ya kan pada saat akan menutup wajah Erin memakai bantal, lalu sekarang kenapa berubah fikiran, itu artinya kita bekerja sama bukan." kata Shelo mengingatkan.
"Karna aku fikir kamu hanya terbawa emosi sesaat, aku tau kamu menyukai anakku tapi aku tidak berfikir kamu akan melakukan lebih jauh lagi bersama dia." Tunjuk ibu Renz pada Reymond.
Reymond tidak mau ambil pusing, ia pun melakban mulut ibu Renz.
"Dia sangat berisik. Ini menjadi urusanmu aku tidak mau ikut campur lagi, pekerjaanku hanya untuk melenyapkan Erin bukan orang lain. Lagipula tidak ada untungnya buatku." Kata Reymond.
"Baiklah, terima kasih kamu sudah membantuku lagi, ini akan menjadi urusanku, kamu bisa pergi sekarang." Kata Shelo.
Reymond pun pergi, sementara ibu Renz menyesal sudah tidak menyukain Erin, ia harus berusaha untuk keluar dari sekapan Shelo dan memberitahu Renz atau pun yang lain, namun bagaimana caranya ia bisa melepaskan diri dari orang-orang jahat yang telah menculiknya.
Di rumah sakit Renz menyapa Erin, Shemee pun mengerti maksud kedatangan Renz, Shemee meninggalkan mereka berdua...
"Hay!" Sapa Renz.
"Hay juga." Sahut Erin.
"Bagaimna keadaanmu sekarang?" Tanya Renz.
"Masih sedikit kaku." Kata Erin.
"Itu biasa karna kamu sudah hampir 15 hari koma." Kata Renz.
Erin hanya tersenyum karna bingung mau berkata apa, Erin merasa canggung pada Renz.
"Disni agak panas, kita ke bawah pohon di sana." Pinta Renz.
"Boleh." Kata Erin.
Renz mendorong kursi roda Erin sampai di bawah pohon yang cukup rindang dan sejuk. Renz duduk di kursi yang berhadapan dengan Erin.
"Aku tau kamu masih belum mengingatku, tapi aku yakin suatu hari nanti kamu akan ingat denganku." Kata Renz.
Erin tersenyum sementara Renz meraih jemari Erin dan mengecupnya, cuaca mulai berubah angin bertiup cukup kencang, saat mereka mau kembali ke dalam Rumah sakit, ranting pohon jatuh menimpa Renz yang melindungi Eein, beruntung hanya ranting kecil tapi itu membuat memar di pundak Renz.
"Kamu tidak apa-apa Renz, ayo kita harus cepat kembali sepertinya akan ada hujan lebat." Kata Erin. Renz pun segera mendorong kursi roda Erin kembali.
Shemee dan nenek tersenyum melihat kebersamaan mereka lagi setelah melalui hari-hari yang berat, mereka pun mendoakan yang terbaik untuk keduanya agar tidak ada lagi musibah yang menimpa keduanya.
"Nenek berharap Erin segera pulih lalu nenek ingin membuat persiapan acara resepsi pernikahan mereka." Kata nenek.
"Bagaimna kalau setelah ka Erin keluar dari rumah sakit nek, kita buat acaranya aku akan memanggil ayah dan ibu tiriku juga." Kata Shemee.
"Ya ampun Shemee, nenek sampai lupa, kamu sudah beritahu orang tuamu apa belum tentang keadaan Erin sekarang." Kata nenek.
"Astaga nek, aku belum memberitahu mereka, aku akan menghubungi ayah, kenapa aku bisa sampai lupa begini." Panik Shemee merogoh ponsel di tas nya
Di rumah Shelo, ibu Renz di tinggal sendiri sementra Shelo pergi kerumah sakit menemui Erin, itu kesemptan buat ibu Renz kabur tapi tangan dan kakinya di ikat sementara mulutnya di lakban, ibu Renz dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan diri agar bisa memberitahu kejahatan Shelo pada Renz dan Erin.
"Aku harus mencari cara, kalau tidak Renz juga Erin akan celaka." Batin ibu Renz.
Di rumah sakit.
Shelo pun masuk ke ruangan Erin.
"Aku harus memberanikan diri, jika aku tidak kemari Erin akan curiga." Batin Shelo.
"Hay Erin." Sapa Shelo.
"Shelo! kamu kemari, aku sangat senang." Kata Erin.
"Bagaimna keadaanmu?" Tanya Shelo.
"Aku baik-baik saja, hanya saja aku belum mengingat Renz." Kata Erin.
"Benarkah!" Bingung Shelo.
"Bagaimana kabarmu, oh ya kata nenek kamu yang merawatku selama aku koma, aku sangat berterima kasih Shelo kamu sangat baik." Kata Erin.
"Itu sudah menjadi kewajibanku untuk membantu sahabatku." Kata Shelo mencari muka.
Shelo sedikit bingung karna seharusnya Erin mengingat Renz dari pada dirinya, toh Erin lebih dulu bertemu Renz di banding dirinya.
"Kamu yakin tidak mengingat Renz sama sekali?" Tanya Shelo.
"Tidak!" Kata Erin.
"Tapi bukankah kamu lebih dulu bertemu Renz dari pada aku." Tegas Shelo.
Erin terdiam, tangannya bergetar ia tidak bisa berkata apa-apa. karena sepertinya Shelo mencurigainya. Namun Erin berusaha tidak terlihat canggung atau pun bingung. karena kalau Erin canggung itu akan menimbulkan kecurigaan yang lebih lagi pada Shelo.
Shelo terus mencari tau dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Erin bingung untuk menjawabnya, seperti saat Erin di keluarkan dari sekolahnya karena Renz, Erin berkata tidak ingat tapi bisa mengingat nama kepala sekolah di sana.
kecurigaan Shelo pun bertambah saat konferensi pers yang di adakan Renz waktu itu dan Erin bisa menjawab pertanyaan Shelo tentang rencana Jojo. Erin memang payah untuk urusan berbohong.
#Bersambung...
. semangat Up, ya