AWAS! Cerita ini bikin SENYUM-SENYUM SENDIRI.
Dewa Arga, cowok baru lulus SMA, belum mendapat ijazah sudah disuruh orang tuanya untuk menikah dengan wanita yang lebih tua darinya.
Bagaimana bocah petakilan itu bisa menjadi seorang suami yang baik?
Bara Abraham Wiratmaja, kakak tiri Nona yang baik dan tentunya tampan akan menambah manis cerita ini.
**
IG : marr_mystory
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 : Saling mencintai
Nona tersenyum mengingat permainan malam bersama sang suami malam ini. Nona yang hanya menggunakan baju tidur menuju balkon kamarnya. Sesekali ia melirik Dewa yang sudah terlelap karena kelelahan. Wajah Nona begitu sangat cantik dibawah sinar rembulan. Sepertinya Dia memang menikmati pernikahan ini.
Ponselnya bergetar, dia mengangkatnya. Arsel menelpon jika dia sudah mendapat rekomendasi bulan madu yang tepat untuk Nona dan Dewa.
"Semuanya kau urus saja, aku percaya padamu, Arsel," ucap Nona.
Setelah menutup telpon, Nona membalikkan badan dan terkejut Dewa sudah berada didepannya. "Belum tidur?" tanya Dewa.
"Aku tidak bisa tidur," jawab Nona.
"Aku lapar, sayang," ucap Dewa sambil mengusap perutnya. "Masakan aku mie rebus!" pinta Dewa.
Nona menganggukkan kepala, dia segera menuju ke dapur dengan diikuti Dewa. Nona lupa jika dia tidak mempunyai persediaan mie instan. Dewa mengerutkan dahi. "Aku akan membeli di minimarket dulu," ucap Dewa.
"Biarkan Mas Supri yang membelikan."
Dewa menggelengkan kepala, dia juga akan membeli sesuatu selain mie rebus di minimarket. "Sayang, aku melihat jika di gudang ada sepeda. Bolehkah aku memakainya?"
"Kau tidak bisa menyetir mobil?" tanya Nona.
Dewa menggelengkan kepala. "Tapi aku bisa naik motor. Jika aku sudah punya pekerjaan tetap, aku akan mencoba kredit motor."
Dewa berpamitan dengan Nona lalu mengambil sepeda yang tergeletak di gudang. Setidaknya minimarket tidak terlalu jauh. Dewa mengayuh dengan santai sambil menikmati udara malam yang dingin. Rembulan pun ikut tersenyum melihat kebahagiaannya malam ini.
Enak juga ya menikah? Diperhatikan istri, disayang istri dan tentunya bisa huhuhihi dengan istri tanpa takut dosa.
Dewa tersenyum lebar sampai serangga masuk ke mulutnya. Dia menghentikan sepedanya dan terbatuk-batuk. Setelah dirasa serangga itu sudah keluar dia kembali mengayuh sepedanya.
Namanya sedang bahagia. Mau memaki serangga pun terasa percuma.
Setelah mengayuh sepeda selama 20 menit, akhirnya Dewa sampai di minimarket. Dia memarkirkan sepedanya lalu masuk dan membeli apa yang dia harus beli.
Dewa mengambil beberapa bungkus mie instan favoritnya dan minuman dingin yang membuat tenaga menjadi bugar.
Setelah itu dia menuju ke kasir dan membayar semua belanjaannya.
Setelah selesai dia keluar tetapi betapa terkejutnya melihat sepedanya sudah tidak ada. Dewa memandang seluruh tempat tetapi sepedanya tidak ada. Dewa kembali masuk minimarket dan meminta melihat rekaman CCTV dan benar saja jika sepedanya telah dicuri dengan seseorang. Dewa begitu bingung, dia tidak punya uang lagi untuk naik ojek maupun naik angkot. Dia juga tidak membawa tidak membawa ponselnya.
Yang membuat Dewa khawatir hanyalah pasti Nona akan marah karena sudah menghilangkan sepeda miliknya. Dewa keluar dari minimarket dan berjalan mencari sepedanya. Siapa tahu si pencuri khilaf dan meninggalkan sepedanya di pinggir jalan.
Dewa semakin panik karena dia tidak menemukan sepedanya. Alamat, dia pasti tidak diperbolehkan masuk ke kamar oleh Nona.
Dipinggir jalan, dia bertemu dengan Sarah. Sarah yang sedang menaiki mobil menghentikan mobilnya dan membuka kaca mobil.
"Dewa, kenapa kau disini?" tanya Sarah.
"Baru beli makanan di minimarket tapi apesnya malah sepeda yang ku bawa di maling orang."
Sarah tertawa, dia bahkan menertawakan penampilan Dewa yang menggunakan celana kolor. Itulah yang disukai Sarah pada diri Dewa yang apa adanya.
"Ikhlasin saja sepedanya! Maling mana mau kembalikan tuh sepeda," ucap Sarah.
Dewa mulai bingung. Sarah turun dari mobil dan mengajak Dewa mengobrol dipinggir jalan. Sarah memang masih menyukai Dewa bahkan belum tahu jika Dewa belum menikah.
"Maafin aku yang dulu putusin tanpa kejelasan. Bagaimana jika kita balikan lagi memulai dari awal?" ucap Sarah.
"Apa sih? Yang sudah putus tidak boleh balikan lagi. Sudahlah, aku mau pulang. Istriku menungguku dirumah," ucap Dewa sambil berdiri dan mulai berjalan menjauhi Sarah.
Sarah yang tidak begitu mendengar jika Dewa menyebut kata istri membuatnya mengejar Dewa. Sarah memberikan tumpangan untuk Dewa tetapi Dewa menolak.
"Ayolah, Dewa! Mumpung kita satu arah ke rumahmu," paksa Sara sambil menarik tangan Dewa.
Nona yang melihat mereka didalam mobil dari jauh begitu kesal. Nona menunggu Dewa sedari melihat Sarah yang ganjen membujuk Dewa untuk naik ke mobilnya. Nona hanya ingin tahu apakah Dewa mau naik ke mobil Sarah atau tidak?
"Sarah, aku sekarang tidak tinggal dirumah ibuku lagi. Kita tidak searah. Ku mohon jangan memaksaku untuk ikut denganmu!" ucap Dewa.
"Apa sih kok jual mahal begitu? Sebenarnya kau masih suka 'kan denganku?" tanya Sarah dengan pede.
"Aku sudah menikah. Tolong jangan ganggu aku lagi! Jika ingin berteman maka ayo berteman tapi jika ingin lebih dari itu lebih baik pergi sana cari cowok lain!" ucap Dewa dengan tegas.
Dewa meninggalkan Sarah dan menyeberang jalan. Dewa memilih berjalan kaki daripada harus menumpang dengan Sarah. Disisi lain, mobil Nona mengikuti Dewa. Dewa belum menyadari jika sang istri sedari tadi mengikutinya.
Tin... tin...
Mobil Nona mengklakson, Dewa langsung menoleh. Dewa mengerutkan dahi saat Nona membuka kaca mobil.
"Tunggu apa lagi! Ayo naik!" ucap Nona.
Dewa malah takut jika Nona akan menanyakan sepeda miliknya yang hilang. Dia menghela nafas panjang dan tentunya akan jujur sebelum Nona menanyakan sepedanya.
Setelah naik ke mobil, Dewa menghela nafas panjang lagi dan mengatur ucapan yang pas untuk memberitahu Nona.
"Nona..."
"Biarlah sepeda itu hilang yang terpenting cintamu tidak hilang," ucap Nona.
Dewa mengerutkan dahi dan merasa geli dengan ucapan Nona. "Aku akan tetap mencarinya. Maafkan aku yang sudah menghilangkan sepedamu."
Nona menggelengkan kepala, dia tidak marah karena Dewa sudah menolak Sarah untuk mengantarnya. Hati Nona merasa berbunga-bunga.
Nona mencium pipi Dewa, Dewa membalas ciuman Nona. Kebahagiaan mereka kini tidak bisa disembunyikan tetapi disisi lain, Arsel yang tengah menyetir mobil merasa semakin panas.
Kita lihat saja seberapa lama rumah tangga kalian?
***
Pagi hari,
Mereka sarapan pagi dan tentu saja Nona menyuruh pembantu untuk membuatkan nasi beserta lauk lengkap. Nona membiasakan diri untuk lebih sering memakan nasi, dia melirik Dewa yang makan dengan lahap.
"Masih bekerja di bengkelnya Jojo?" tanya Nona.
"Iya, lusa aku sudah melamar pekerjaan lain. Doakan ya, sayang!" ucap Dewa.
"Kau bisa bekerja di perusahaanku."
Dewa menggelengkan kepala. "Aku tidak ingin merepotkanmu."
Kata-kata itu lagi yang terdengar oleh Nona, tidak mau merepotkannya. Padahal Nona suka sekali jika Dewa menerima bantuannya. Nona hanya bisa berharap Dewa akan menjadi pria yang sukses nantinya supaya tidak di remehkan oleh keluarganya lagi.
"Nona, mobil sudah siap," ucap Arsel kepada Nona.
"Baiklah. Sayang, aku berangkat dulu. Sampai ketemu nanti malam," ucap Nona.
Dewa menganggukkan kepala. Sebelum berangkat, Dewa mencium kening Nona dan mengusap rambutnya. "Jaga hati sayang. I love you," ucap Dewa membuat Nona meleleh.
Arsel meliriknya dengan tatapan tidak suka. Dewa hanya memandangnya jengah, dia memang sengaja membuat Arsel cemburu dan sadar jika Nona sudah menjadi milik Dewa. Setelah Nona berjalan dan keluar dari ruang makan. Arsel masih memandangi Dewa. Dewa masih santai dan melanjutkan makan paginya.
"Nikmatilah hidupmu! Sebentar lagi kau akan ditendang oleh Nona dari rumah ini," ucap Arsel.
"Tidak ada alasan Nona untuk mengusirku dari kehidupannya."
"Hahaha... Percaya diri sekali kau. Dasar anak pembantu tidak tahu diri," ucap Arsel.
Dewa menghentikan makannya. Dia sangat muak dengan ejekan Arsel. "Tolong jangan bawa pekerjaan orang tuaku!" ucap Dewa sudah terlanjur marah.
****
Jangan lupa like dan Komen gaes!
Beri hadiah dan vote novel ini, ya!