NovelToon NovelToon
The Ceo'S Heart Subtitute

The Ceo'S Heart Subtitute

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pengganti / CEO / Chicklit
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: flower

--- **“Luna adalah anak angkat dari sebuah keluarga dermawan yang cukup terkenal di London. Meskipun hidup bersama keluarga kaya, Luna tetap harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolahnya sendiri. Ia memiliki kakak perempuan angkat bernama Bella, seorang artis internasional yang sedang menjalin hubungan dengan seorang pebisnis ternama. Suatu hari, tanpa diduga, Luna justru dijadikan *istri sementara* bagi kekasih Bella. Akankah Luna menemukan kebahagiaannya di tengah situasi yang rumit itu?”**

--- Cerita ini Murni karya Author tanpa Plagiat🌻 cerita ini hanya rekayasa tidak mengandung unsur kisah nyata🌻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31 Bryan berubah

Satu minggu berlalu, dan Luna masih terjebak dalam perasaan yang sama. Hari-harinya tetap berjalan seperti biasa, tetapi pikirannya selalu tertinggal di satu hal yang tak kunjung terjawab. Lisa menyenggol lengan sahabatnya dengan pelan. “Kenapa sih, Luna? Akhir-akhir ini kamu diam terus” keluh Lisa sambil menyeruput minuman yang dibelinya di kantin.

“Aku nggak apa-apa, Lisa. Cuma capek saja” jawab Luna singkat, sambil membuka ponselnya. Jarinya berhenti sejenak di layar, berharap ada pesan masuk dari suaminya. Namun layar itu tetap kosong.

Sudah seminggu Bryan menghilang tanpa kabar. Tidak ada pesan, tidak ada telepon, seolah ia lenyap begitu saja. Rasa cemas perlahan berubah menjadi kegelisahan yang sulit Luna abaikan. Setiap kali ia bertanya pada pengawal atau Mark, jawaban mereka selalu sama, Bryan sedang sibuk.

Beberapa waktu kemudian, Luna keluar dari kampus dengan langkah tergesa. Di kepalanya hanya ada satu keinginan. menemui suaminya hari itu juga. Ia sudah terlalu lama menunggu tanpa kejelasan.

Tanpa berpikir panjang, sebelum Mark datang menjemput, Luna langsung memesan taksi online. Jantungnya berdegup kencang saat mobil itu berhenti di depannya. Ada rasa takut, tapi tekadnya jauh lebih besar.

Luna ingin pergi ke perusahaan Bryan tanpa sepengetahuan pria itu. Ia hanya ingin melihatnya, memastikan dengan matanya sendiri bahwa suaminya baik-baik saja. Setidaknya, ia ingin tahu alasan di balik sikap Bryan yang tiba-tiba menghilang. Sesampainya di sana, Luna langsung masuk ke dalam gedung pencakar langit itu. Ia berjalan cepat, nyaris tanpa menoleh ke sekeliling, lalu masuk ke dalam lift dengan tangan yang sedikit gemetar.

Tak lama kemudian, pintu lift terbuka. Luna berdiri tepat di depan pintu ruangan CEO. Dadanya naik turun, ia menarik napas dalam sebelum akhirnya mengetuk pintu.

Tok. Tok.

Tidak ada jawaban. Luna kembali mengetuk, kali ini sedikit lebih keras. Namun ruangan itu tetap sunyi, seolah tak ada siapa pun di dalamnya.

Dengan memberanikan diri, Luna perlahan membuka pintu itu dan mengintip ke dalam. Dadanya seakan berhenti berdetak saat matanya menangkap sosok yang selama ini ia rindukan.

Bryan.

Pria itu duduk di balik meja kerjanya, menatap layar laptop dengan serius, seolah dunia di sekitarnya tak ada artinya. Wajahnya terlihat lelah, namun tetap sama. tetap menjadi sosok yang selalu Luna cari dalam diam. Tanpa sadar, suara itu meluncur dari bibir Luna, pelan namun sarat rindu.

“Mio Caro…”

Mendengar suara yang begitu familiar, Bryan seketika menoleh ke arah pintu. Namun ekspresi di wajahnya jauh dari yang Luna bayangkan. Tidak ada senyum, tidak ada kehangatan. Yang terlihat justru rasa kesal dan amarah yang jelas.

“Luna! Kenapa kamu ke sini?” ucap Bryan dengan nada keras.

Reaksi itu membuat Luna membeku di tempatnya. Jantungnya berdegup cepat, tenggorokannya terasa kering. Semua keberanian yang tadi ia kumpulkan seolah menguap begitu saja.

“A-aku…” suara Luna bergetar, kalimatnya terhenti di tengah. Ia tak tahu harus menjelaskan apa, atau memulai dari mana.

“A-aku cuma mau ketemu kamu,” lanjut Luna akhirnya, meski suaranya nyaris tak terdengar. Tangannya saling menggenggam, berusaha menahan gemetar. “Sudah seminggu kamu nggak kasih kabar… aku khawatir.”

Bryan berdiri dari kursinya. Kursi itu terdorong ke belakang dengan bunyi pelan, tapi cukup membuat Luna tersentak. Pria itu menghela napas kasar, lalu mengusap wajahnya seolah sedang menahan sesuatu. “Aku sibuk, Luna,” jawabnya singkat. Nada suaranya dingin, berbeda jauh dari Bryan yang biasa ia kenal. “Tapi sampai nggak ada kabar sama sekali?” Luna menatapnya, matanya mulai berkaca-kaca. “Aku istrimu, Bryan.”

Kalimat itu membuat Bryan terdiam sejenak. Rahangnya mengeras, tatapannya berpaling ke jendela besar di belakang meja kerjanya. “Kamu seharusnya nggak datang ke sini,” katanya pelan, namun terasa menusuk. “Apalagi tanpa sepengetahuanku.” Ucapan itu membuat dada Luna terasa sesak. Ia melangkah satu langkah mendekat, berusaha memahami pria yang kini berdiri di depannya. pria yang terasa begitu asing meski wajahnya sangat ia kenal.

“Ada apa sebenarnya?” tanya Luna lirih. “Kamu berubah.”

Bryan tidak langsung menjawab. Keheningan kembali mengisi ruangan itu, meninggalkan Luna dengan perasaan takut akan jawaban yang mungkin akan ia dengar. “Aku…” Luna baru saja membuka suara, namun kalimat itu terputus begitu saja. Tiba-tiba, suara seorang wanita terdengar dari arah pintu, membuat mereka berdua tersentak.

“Bryan… aku datang membawakan makan siang untukmu.”

Luna menoleh. Seorang wanita berdiri di ambang pintu dengan senyum tipis di wajahnya, membawa kantong makanan di tangannya. Senyum itu perlahan memudar saat pandangannya bertemu dengan Luna.

Bryan membeku. Wajahnya seketika berubah tegang.

Ruangan itu mendadak terasa sempit. Luna berdiri terpaku, dadanya sesak, sementara matanya tak lepas dari wanita asing yang kini hadir di antara mereka hadir tepat di saat ia sedang berusaha mencari jawaban. “Dia siapa?” tanya gadis itu sambil menatap Luna dari ujung kepala hingga kaki. “Dia cantik sekali.”

Bryan terdiam sejenak, lalu menarik napas pendek. “Masuklah, Vera,” ucapnya. Nadanya berubah, jauh lebih tenang dibandingkan saat ia berbicara pada Luna tadi. Vera menurut. Ia melangkah masuk ke dalam ruangan, melewati Luna tanpa berkata apa pun. Sementara itu, Luna masih berdiri di tempatnya, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi. Dadanya terasa sesak, pikirannya kacau.

Bryan kembali menatap Luna, kali ini dengan wajah dingin. “Aku akan menyuruh asisten Jhon mengantarmu pulang” katanya tegas. “Dan lain kali, jangan keluar rumah atau datang ke sini tanpa sepengetahuanku dan izinku.”

Ucapan itu terasa seperti tamparan bagi Luna. Ia menunduk, menahan perasaan yang mulai runtuh, menyadari bahwa jarak antara dirinya dan Bryan kini terasa lebih jauh dari sebelumnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Luna berbalik dan melangkah keluar dari ruangan itu. Setiap langkah terasa berat, seolah hatinya tertinggal di sana. Pintu tertutup di belakangnya, dan saat itu juga, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh.

Di dalam ruangan, Bryan berdiri mematung. Tatapannya kosong menatap pintu yang baru saja tertutup, sementara di dadanya, ada sesuatu yang ikut runtuh. meski ia menolak untuk mengakuinya. "Dia siapa?” tanya Vera ketika Bryan sudah duduk di hadapannya, sambil mengusap rambutnya dengan kasar.

“Itu istriku” jawab Bryan singkat.

Vera hanya mengangguk. Ia lalu membuka bungkus makanan yang dibawanya, seolah kejadian barusan bukan hal besar. “Sudahlah, jangan dipikirkan terlalu jauh. Mungkin istrimu cuma kangen" katanya sambil tersenyum manis. “Sekarang makan saja.”

Bryan terdiam sejenak, lalu mengangguk. Ia membalas senyum Vera, senyum yang terasa begitu akrab baginya. Vera, gadis yang pernah menolongnya saat kecelakaan dulu, sekaligus cinta pertamanya.Namun entah kenapa, di balik senyum itu, ada rasa sesak yang tiba-tiba muncul di dada Bryan.

Diam-diam Bryan menatap Vera dengan tatapan hangat. Tatapan yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam. Sebelum ia mencintai Bella, hatinya lebih dulu dimiliki oleh wanita yang kini duduk di hadapannya.

Dulu, kabar kematian Vera membuat Bryan hampir kehilangan arah. Hari-harinya gelap, hidupnya kosong. Ia nyaris tenggelam dalam depresi, sampai Bella datang sebagai penawar luka. Bella yang membantunya bangkit, Bella yang membuatnya kembali percaya bahwa ia masih bisa mencintai. Namun pada akhirnya, Bella pula yang kembali melukai hatinya. Wanita itu memaksanya menikah dengan Luna, keputusan yang Bryan terima tanpa sepenuh hati.

Dan sekarang, saat perasaannya pada Luna mulai tumbuh. perlahan, tanpa ia sadari. takdir justru mempermainkannya. Cinta pertamanya kembali muncul, duduk tepat di hadapannya, membawa masa lalu yang belum benar-benar selesai.

Bryan menghela napas pelan. Untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar terjebak di antara kenangan dan perasaan yang baru saja tumbuh.

Apakah ia harus melepaskan Luna dari pernikahan yang sejak awal terasa seperti paksaan itu? Bryan terdiam. Bayangan wajah Luna kembali muncul di benaknya. tatapan sedihnya, suaranya yang bergetar, dan caranya menahan air mata meski hatinya jelas terluka. Ia tahu, Luna tidak bahagia. Gadis itu terlalu sering diam, terlalu sering memendam, seolah takut menjadi beban.

Bryan mengepalkan tangannya pelan. Pernikahan itu bukan pilihan Luna sepenuhnya, sama seperti dirinya. Namun semakin lama, Bryan sadar, Luna berusaha bertahan. Ia mencoba mencintai, meski tak pernah benar-benar dicintai dengan utuh. 'Kalau aku melepaskannya… apa dia akan lebih bahagia?' gumam Bryan dalam hati.

Di sisi lain, ada Vera. Cinta pertamanya. Wanita yang pernah ia tangisi, yang sempat ia kira telah pergi selamanya. Kehadiran Vera membuka luka lama yang belum sembuh sepenuhnya, sekaligus mengguncang perasaan yang baru saja tumbuh pada Luna.

Bryan menutup matanya sejenak. Untuk pertama kalinya, ia menyadari satu hal keputusan apa pun yang ia ambil, akan ada hati yang terluka. Dan mungkin, hati itu adalah miliknya sendiri.

1
Dwi Winarni Wina
kasian luna diperlukan kayak pembantu sm orgtua angkatnya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!