Update Every day
Qing Lou tak tahu kenapa, ia terjebak di dunia entah apa ini. Dan di paksa melakukan hubungan dengan pria asing, yang katanya akan menikahinya.
mengira itu omong kosong seorang pria, siapa sangka pria itu membawanya..tidak, tidak...lebih tepat menculiknya.
dan ya...
cari sendiri kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NINI(LENI), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Peresmian semakin malam, semakin ramai.
Tabuhan genderang mengguncang kota kekaisaran, aroma dupa memenuhi udara, dan suara rakyat bergema memanggil Kaisar akan menjadi pemandangan yang tak bisa dipungkiri hal bisa.
Bagi Qing Lou?
Semua itu hanya perayaan yang sia-sia.
Ia menarik tudung jubahnya lebih rendah dan menyelinap keluar dari kerumunan, dengan cepat dan lihai. Tanpa menarik perhatian seorangpun, dengan itu tampil biasa dan menolak untuk mencolok. takutnya akan menarik perhatian orang - orang tak harus memiliki minat untuknya.
Hanya saja itu pikirannya, belum tentu orang lain juga begitu.
Tempat favoritnya di Kota Xuanjing jauh lebih menarik—
Taman Pohon Bunga, sebuah taman luas di pinggir istana, dipenuhi pohon bunga putih yang mekar sepanjang tahun. Tempat itu selalu sepi, karena berada dekat wilayah terlarang istana.
Tepat seperti yang Qing Lou suka.
Tak peduli, tempat itu adalah sebuah larang sekalipun. Hanya inilah yang membuatnya merasa senang, entahlah. ia sangat menyukai bunga yang berguguran, rasanya tenang sekali.
Ia melangkah melewati pintu lengkung batu, daun bunga berjatuhan di rambutnya, tapi juga jatuh yertiup angin yang ringan.
Saat ia menyentuh salah satu kelopak, wajahnya melunak sedikit. Hanya sedikit.
"Setidaknya tempat ini tidak berubah."
Angin menggeser kelopak bunga, membuat taman itu terlihat seperti hujan putih. Pemadangan yang di kehidupannya dulu tak pernah melihatnya, bahkan hanya bisa melihat di negara lain...jepang.
...----------------...
Namun jauh di balik dinding istana…
Di Atas Panggung Peresmian
Kaisar baru, duduk tegak dengan jubah naga hitamnya dengan tambahan warna aksen emas... memandangi arah Qing Lou pergi…sampai hanya bayangan tertinggal tanpa tuan.
Dan mengangkat alis tipisnya.
Matanya menyipit.
Tanpa menoleh, Kaisar mengirim transmisi suara ke salah satu seseorang bersembunyi balik perayaan yang megah ini.
"Cari wanita itu." ucapnya pelan tapi tak terbatahkan. Dan hanya boleh dilaksanakan.
"Wanita yang memakai cincin hitam. Dia milikku."
...----------------...
Taman Pohon Bunga
Qing Lou duduk di akar pohon tua yang melengkung seperti kursi alami. Dengan menyingkirkan tudung wajahnya, menikmati pemadangan yang tenang, jauh dari huru hara tumpah darah manusia dalam setiap hari, masih tak percaya kalau ada tempat yang seperti ini.
Ia sangat menikmati ketenangan itu untuk beberapa detik—
hanya beberapa detik.
Suara gejolak angin agak aneh, dan mirip orang sedang mendekat ke arahnya. Ada seseorang.
Qing Lou membuka mata.
"…Keluar." ucapnya pelan tapi cukup menggema dengan masih duduk perlahan.
Tidak ada jawaban. Tapi bayangan bergerak di antara pepohonan.
Satu.
Dua.
Tiga.
Ada...
Muncul lima sosok lelaki berpakaian hitam seluruhnya, masker menutupi setengah wajah. Gerakan mereka sangat ringan, kalau bukan Qing Lou banyak belajar dan hampir mati di dunia ini. mungkin tidak akan tahu kedatangan mereka.
Dan harusnya mereka adalah...Pembunuh bayangan.
Entah dari siapa…
tapi dari gerakan dan teknik mereka gunakan, ini jelas bukan pembunuh murahan. Dan Qing Lou berdiri memunculkan belatinya dengan cepat.
Mungkin di tempat yang indah, tetap harus ada pertumpahan darah lagi, bagi Qing Lou sangat menyanyangkan hal tersebut.
Apa boleh buat? Kalau bukan begitu, maka dirinya lah yang akan mati saat ini juga.
Salah satu dari mereka melangkah maju, melihat dari ujung sampai rambut Qing Lou. Sampai melihat arah jarinya, melekat cincin hitam. menatapnya dengan menyipit.
Jujur saja Qing Lou yang di lihat kayak gitu sedikit meremang, bahkan berpikir banyak hal...
apakah bukan membunuhnya atau untuk...sudahlah tak ingin memikirkannya lagi.
"Itu dia," katanya datar.
"Kalau tujuan kalian membunuhku… salah pilih orang, aku bukan orang yang menunggu kematian begitu saja."
Tanpa aba-aba—
Serangan datang.
Pisau berkilat dari arah belakang, pedang tipis dari kanan, dan dua lemparan jarum dari depan. bagi orang biasa, pasti merasa tak ada jalan keluar.
Qing Lou melompat ke udara, berputar. Dan benturan senjata terdengar, membuat benda - benda itu terpental berbagai arah.
"Dia harus hidup!"
"Baik..."
Mereka di utus membunuhnya atau apa? kenapa harus membiarkannya hidup? Apa tujuan sebenarnya mereka itu...dan siapa?
Banyak sekali pertanyaan dalam pikirannya, sampai tak sadar kalau sedang dalam arena pertarungan yang memantikan hingga...
Ada melepar jaruh arahnya, dan menengenai lengannya. "Sssssttt" ringisnya, darahnya mulai menetes secara perlahan.
Dengan kecepatan ia mengeluarkan jarum dari tangannya, serta matanya berubah bersinar sejenak dan menghilang, dalam jarum itu mengalir kekuatan, tapi tidak ada yang tahu kandungan dalamnya apa.
Dan
Wuss
Qing Lou melaparkan dengan kecepatan cepat.
Mereka langsung menghindar dengan cepat, walaupun begitu. Satu dari mereka memekik ketika jarum beracun tepat mengenai pundaknya.
Ya, pasti ada satu yang tak bisa bertahan dari serangan mendadak, dan itu rencanya berhasil.
Qing Lou mendarat, gerakannya ringan, tetapi matanya dingin seperti ular, siap menyantap mangsanya hidup - hidup.
Mereka yang memaksanya...
"Empat lagi." gumamnya.
Yang tersisa langsung melancarkan serangan dengan lebih ganas. Pertarungan berlangsung cepat, nyaris tak terlihat mata manusia biasa.
Clang!
Sret!
Braak!
Whoosh!
Qing Lou melawan empat orang sekaligus, menghindar dengan presisi, menangkis serangan dengan cepat serta tepat, dan menyerang balik dengan gerakan yang ia pelajari selama dua tahun hidupnya.
Serangannya bahkan tak ada celah, membuat orang - orang kesulitan menahannya.
Namun, bagi Qing Lou juga melawan sisa pembunuh bayangan tidaklah mudah.
Bahunya sobek.
Kakinya memar.
Napasnya mulai kasar.
Namun mata Qing Lou tetap fokus.
"Jika terus begini, kita bisa kalah. wanita ini...monster!" suara transmisi pria lain yang sudah mulai kelelahan.
Pria yang menatap tajam arah Qing Lou, memang kekuatan fisik wanita ini tak layak untuk di sepelekan. Tapi jika terus berlanjut, mungkin tak bisa mengontrol untuk tidak membunuhnya.
"Satu orang, saat pertarungan ini mulai lagi. ikut dalam pertempuran, lalu saat dia tidak fokus...maka menghilang. Dan cari kesempatan..." balas transmisi suaranya.
Dan mereka melihat satu sama lain, dan mereka mengerti, tahu apa yang dikerjakan selanjutnya oleh mereka.
Saat sudah mengumpulkan tenaga, dengan cepat. menangkis dari banyak serangan lalu, menusukkan belatinya ke leher salah satu musuh—tepat, cepat, dan langsung melompat menjauh di tempat lain.
Berdiri diatas pohon.
Tersisa tiga, eh kenapa dua?
Tetapi—
"Sial," desisnya sambil mengelak tusukan panjang, dari belakang yang tiba-tiba, tanpa ada persiapan.
Karena ia terlambat menyadari sesuatu.
Pembunuh itu, yang sejak tadi ada yang menghilang dan bersembunyi di belakang, membuka kantong kecil dan meniupkan sesuatu ke udara.
Serbuk putih.
Halus.
Berputar.
Mengambang seperti salju.
Awalnya tak mempedulikan benda itu, dan menyerang langsung tanpa sadar menghirupnya. Rasanya sangat aneh, pandangannya mulai menghilang.
"Licik..." gumamnya dan lemas mulai jatuh dari atas pohon. Dan akhirnya menutup matanya dengan perlahan.
Salah satu mereka, langsung menangkapnya. Agar tidak terluka lagi. karena tugas mereka adalah membawa wanita ini secara utuh, dengan begini rekan mereka yang terluka tetap masih bisa tertolong.
Qing lou merasakan kalau ada yang menangkapnya, dan mendengar suara berbicara. tapi entahlah, ia tak memiliki tenaga lagi dan akhirnya benar-benar....kegelapan memeluknya dengan erat saat ini.
"Bawa mereka, kita pergi..."
"Baik!" jawab dengan kompak.
Dan seakan mereka menghilang seperti angin, dan seakan - akan tidak terjadi apapun di sana.
..._BERSAMBUNG_...