Tragedi menimpa Kenanga, dia yang akan ikut suaminya ke kota setelah menikah, justru mengalami kejadian mengerikan.
Kenanga mengalami pelecehan yang di lakukan tujuh orang di sebuah air terjun kampung yang bernama kampung Dara.
Setelah di lecehkan, dia di buang begitu saja ke dalam air terjun dalam keadaan sekarat bersama suaminya yang juga di tusuk di tempat itu, hingga sosoknya terus muncul untuk menuntut balas kepada para pelaku di kampung itu.
Mampukah sosok Kenanga membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan ke dua
"Tarnoooo..."
"Hah! Riris... Riris dia datang Riris!" panik Tarno terbangun dari kasurnya.
Dia segera memakai gelang yang di berikan dukun yang di bawa Wisnu dan melihat ke sekeliling kamarnya, bahkan istrinya sama sekali tidak terusik dari tidurnya, tetap terlelap meski suara Kenanga begitu terdengar jelas di luar rumah Tarno, dan Tarno terus menggoyangkan tubuh istrinya itu.
"Hihihihi... Mas Tarno.."
"Tidak! Pergi sana, aku sudah memakai penangkal setan, pergi!"
"Percuma Tarno, gelang itu tidak berpengaruh padaku.."
Brak. Brak.
Kenanga memang tidak bisa masuk ke kamar Tarno, tapi dia bisa masuk ke dalam rumah Tarno, jadi dia melakukan itu supaya Tarno semakin ketakutan dan melepaskan gelang yang dia pakai, karena sepertinya memang dukun itu cukup sakti untuk menahan Kenanga.
"Aaaa! Riris! Panggil juragan Wisnu Riris, gelangnya tidak berfungsi!" bentak Tarno tapi Riris sama sekali tidak terbangun.
Brak. Brak.
"Tarnooo!"
Brak. Brak.
"Buka pintunya aku juga mau tidur dengan kamu Tarno... Hihihihi"
"Tidakkkk pergi Kenanga! Kamu sudah mati, pergilah jangan ganggu aku, aku hanya ikut ikutan saja" panik Tarno karena pintu kamarnya terus di gedor Kenanga.
"Hihihi.. Hiks... Hiks.. Aku kesepian Tarno, si Rusli dan Juned sama sekali tidak mau menemaniku di tempat gelap dan dingin itu" lirih suara Kenanga
"Tidak, aku tidak boleh mati di sini, aku harus kabur, Kenanga ke sini pasti karena gelang ini, juragan Wisnu pasti ingin mengorbankan aku supaya dia selamat" ucap Tarno yang mulai memikirkan kalau Wisnu sengaja ingin menumbalkan dia.
"Iya, aku harus pergi sekarang juga" gumamnya membuka gelang itu dan pergi ke arah jendela.
Tarno berpikir kalau Kenanga tidak akan menemukannya kalau dia lari lewat jendela, bahkan Tarno keluar dari sana hanya memakai kolor dan juga kaos oblong saja juga sarung yang hanya dia lilitkan di lehernya.
Dengan langkah cepat Tarno mulai kaluar dari halaman rumahnya dan terus melihat ke belakang, dia tidak tahu kalau sebenarnya Kenanga sudah berada di atas kepalanya dan menyeringai puas, karena jebakannya kembali berhasil, Tarno keluar tanpa gelang itu.
"Hhah.. Hahh... Akhirnya aku selamat, sedikit lagi untuk ke perbatasan kampung cagak hilir, aku harus ke sana dan tinggal dengan bapak" gumam Tarno
Tarno berhenti untuk mengatur nafasnya yang tersengal karena lari tanpa henti dari rumahnya sampai hampir keluar dari perbatasan kampung Dara.
"Aku akan bebas, aku tidak mau di ganggu hantu Kenanga lagi, aku akan pergi ke tempat bapak" ucap Tarno merasa kalau usahanya berhasil.
"Kenanga boleh ikut?"
Tiba tiba kenanga muncul di depan Tarno dengan seringai lebar sampai ke telinganya, giginya bahkan terus mengeluarkan darah dan pakaian Kenanga, pakaian pengantin basah yang robek di mana mana.
"Dingin Tarno, lihat tanganku sampai patah" ucap Kenanga memperlihatkan tulang sikunya yang menonjol keluar dari kulitnya.
"Aaaaa... Hhkkkkk"
Tarno akan berteriak, tapi mulutnya di sumpal Kenanga dengan lumpur air terjun Dara, sampai Tarno terbelalak dengan mata yang sudah memerah karena lumpur lumpur itu tak kunjung habis meskipun sudah dia telan.
Ingin berontak tapi tubuhnya entah kenapa terasa kaku dan tak bisa bergerak, hanya bisa terus menatap mata Kenanga yang terlihat kosong tapi penuh Kemarahan dan kesedihan.
"Hahahaha... Enak kan, Kenanga sudah makan itu sejak tiga hari yang lalu, belum ada yang memberikan Kenanga makanan enak kecuali mas Sigit" ucap Kenanga terus menjejalkan lumpur ke mulut Tarno.
"Makan Tarno, makan sama sepertiku saat kamu memintaku memakan milikmu dengan teman teman kamu yang tidak memberikan ampun padaku!" bentak Kenanga yang tiba tiba saja terlihat marah.
"Hhmmmffff"
Air mata Tarno sudah mulai membasahi pipinya, mulutnya yang penuh lumpur terus di paksa Kenanga tanpa henti untuk menelannya, perutnya bahkan sudah mulai membesar karena di penuhi dengan lumpur di air terjun Dara.
"Aku berada di sana sendirian Tarno, kalian membuang ku padahal aku masih hidup Tarno" ucap Kenanga datar
"Ma..."
"Tak ada maaf, terima hukumanmu sama seperti teman temanmu dan juga Wisnu yang akan menyusul setelahnya" potong Kenanga lalu menginjak perut Tarno yang sudah membesar.
"Hhkkkkkk"
Tarno sekarat dengan banyak lumpur keluar dari mulut, hidung, telinga bahkan matanya, hingga beberapa menit kemudian dia meninggal tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya.
~~~~
Tok Tok Tok Tok
"Ada mayat! Ada mayat di perbatasan kampung cagak hilir, mayat laki laki!" teriak seorang warga yang kebetulan pagi itu akan ke sawah.
"Mayat siapa?" tanya Surya
"Itu pak RT, saya juga kurang yakin tapi wajahnya mirip si Tarno, tapi ko perutnya gendut sekali pak RT, sama...."
"Sama apa?" tanya Surya
"Banyak lumpur keluar dari mulut, hidung, telinga dan matanya" jawab orang itu
"Innalilahi, ayo kita ke sana, kalian ke rumah Tarno, periksa apa iya Tarno tidak ada di rumah atau tidak" ucap Surya
"Baik pak RT" jawab yang lain segera ke rumah Tarno.
"Kenapa dua hari ini terus ada kematian para pekerja juragan Wisnu ya, kemarin dua orang gantung diri, sekarang Tarno" bisik seorang warga.
"Iya, padahal juragan Wisnu begitu baik, mungkin itu ulah orang yang tidak suka pada juragan Wisnu" bisik warga lain
Mereka berbondong-bondong ingin melihat mayat yang di maksud, dan setelah di bersihkan dari lumpur di wajahnya, Itu memang Tarno. Warga banyak yang muntah dan berteriak karena melihat mata Tarno melotot dengan lumpur yang begitu bau busuk terus keluar dari dalam tubuhnya, bahkan di sertai banyak belatung yang ikut keluar dari dalam mulutnya.
"Ko bisa ya, baru meninggal tapi se bau ini" bisik warga
"Aku jadi takut keluar malam Kalau begini" ucap yang lain
"Lihat itu, perutnya bergerak" panik seorang warga
Mereka yang awalnya berkumpul di dekat jasad Tarno tiba-tiba saja mundur karena melihat perut Tarno tiba tiba bergerak, hingga beberapa detik kemudian, perutnya perlahan lahan terbuka dan keluar banyak ular ular kecil dari arah dalam perutnya.
"Aaaa cepat lari, itu ular berbisa! sepertinya si Tarno kena azab!" teriak salah seorang warga yang memilih untuk berlari pergi dari sana.
Istri Tarno terus berteriak histeris saat tahu suaminya meninggal, dia yang saat bangun tidur tidak menemukan suaminya langsung panik, apalagi gelang dari dukun juga tergeletak di lantai. Sampai dia memutuskan untuk meminta bantuan Wisnu, tapi saat mereka sedang mencari Tarno, salah seorang warga menghampiri mereka dan mengatakan kalau Tarno di temukan meninggal di perbatasan kampung.
"Aku harus segera bertindak, aku tidak mau punya nasib seperti mereka" batin Wisnu terlihat gusar
"Sudah tiga orang, ada apa sebenernya dengan pada pekerja bapak, Kenanga, aku harus melindungi Kenanga karena dia ada di hutan sendirian" batin Sigit yang juga ikut Wisnu mencari Tarno.
kenanga tutut blasa mu aq mah hayok