Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Jalak mencari tau
Usai di desak oleh Purnama gini malah ganti di desak oleh adik nya pula, secara bergantian mereka bertanya apa yang telah terjadi pada Bagas dan juga siluman ular satu itu, Jalak mulai resah karena kata Arini siluman ular itu mengenal diri nya pula, sedangkan Jalak sama sekali tidak merasa kenal dengan dia.
Jalan satu satu nya adalah bertanya dengan orang yang tahu soal siluman itu, Jalak yakin bahwa Bagas lah yang tahu karena selama ini pun Bagas sudah banyak menyimpan rahasia dan dia bisa di bilang seluruh siluman dia kenali semua nya tanpa ada yang terlewat satu pun juga, mungkin karena pangkat nya juga tinggi sehingga mudah untuk mencari tahu.
Di istana setelah Purnama maka Bagas yang di hormati oleh semua siluman yang ada di sana, tapi memang kesan dia selalu diam dan seolah tidak peduli pada siapa pun kecuali pada ratu nya. tapi ternyata Bagas masih juga menyimpan rahasia dari sang ratu, entah dengan maksud apa juga.
Ini sampai tahan kena banting karena dia tidak mau cerita apa yang telah terjadi dan apa yang dia ketahui tentang siluman itu, namun Bagas tetap bertahan dan mengatakan tidak tahu siapa sebenar nya siluman yang telah membuat ulah di kampung mati tempat Arini.
"Sekarang, katakan dengan jelas siapa dia!" Jalak membentak saudaranya ini.
"Aku tidak tau, harus berapa kali kukatakan padamu kalau aku memang tidak tahu dia!" Bagas juga membentak kasar.
"Walau aku tidak seberapa kenal dengan kau yang asli, tapi aku tahu bahwa kau suka sekali menyimpan rahasia!" geram Jalak.
"Terserah kau saja, aku tidak ingin ribut soal masalah ini lagi." Bagas berlalu pergi meninggalkan Jalak.
Jalak menggeram karena dia begitu jengkel dengan sikap Bagas yang tidak mau berterus terang siapa siluman ular yang berlagak seolah kenal dengan mereka semua, Jalak tidak mau kena masalah nanti di akhir karena kemarin saja hari ini telah mengatakan bahwa siluman itu kenal dengan Jalak.
Sedang kan Jalak sama sekali tidak tahu siapa kah dia dan kenapa bisa tahu masa lalu Jalak juga, bisa jadi siluman ular ini adalah teman dari Bagas atau juga Bagas tahu kisah hidup Nolan dari lahir hingga sekarang menjual pesugihan nya pada manusia.
"Hais, bangsat sekali Bagas ini." Jalak mengumpat kasar.
"Kenapa kalian ribut dengan siluman ular yang ada di kampung mati? tadi saja Bagas sudah di banting oleh Purnama!" Hendra mendekati Jalak.
"Purnama juga bertanya soal siluman itu? dan dia tetap tidak mau bercerita ya!" Jalak yang terkejut saja dengan kekeh nya hati Bagas.
"Aku saja sampai kaget tadi karena mendadak gerakan nya Purnama saat membanting dia, aku kurang paham hal apa yang di ributkan oleh mereka tapi sepertinya ya karena siluman ini." jelas Hendra.
"Bagas susah sekali untuk membuka rahasia, kesal sekali aku padanya!" Jalak mengusap wajah nya kasar agar bisa sedikit tenang.
"Pasti ada yang serius makanya Bagas tidak mau cerita, entah itu besar atau kecil pasti ada sangkutan nya juga dengan Purnama." Hendra menebak dengan hati yang yakin.
"Aku takutnya nanti jadi masalah, sedangkan aku tidak tahu ini siluman yang mana!" rutuk Jalak.
"Kalau mau ayo lah ku temani mendatangi desa mati, kita cari tahu siapa siluman ular ini." ajak Hendra karena dia juga tidak punya pekerjaan.
"Boleh lah, aku juga ingin tahu bentuknya seperti apa kok bisa nya menyebut nama ku pula." Jalak setuju untuk mendatangi desa mati tempat kekasih nya berasal.
Karena siluman ular ini telah menyebut nama nya maka Jalak pun tertarik untuk mencari tahu siapa dia, nanti kalau tidak di usut malah akan timbul masalah di belakangan. takut nanti apa bila malah kena fitnah pula padahal tidak kenal dengan dia, yang diyakini kenal dengan siluman ini adalah Panglima ular di istana Purnama.
...****************...
Arya berjalan santai untuk melihat apa saja yang telah berubah di desa mati ini karena dia pun telah lama tidak menginjak kan kaki di sini, perlahan memang sudah maju dan tidak sunyi seperti dulu lagi serta auranya pun mulai terpancar sedikit lebih bagus di bandingkan yang kemarin sebelum ada penghuni.
"Bagus lah kalau sudah mulai di huni orang jadi nya tidak seram seperti dulu lagi." gumam Arya.
"Cari siapa, Mas?" tegur Pak RT ketika Arya sedang melihat-lihat.
"Oh Assalamualaikum, saya Arya dari desa sebelah hanya ingin main saja kemari sekalian melihat kuburan teman saya." Arya menjabat tangan Pak RT.
"Teman nya di kuburkan di sini ya Mas?" Pak RT bertanya ramah.
"Iya, dia sudah lama meninggal jadi memang saya sering datang kemari sebelum banyak warga yang pindah di sini." jawab Arya.
"Mas Arya ini kan adiknya Mbak Purnama dari desa itu ya?" Pak RT baru sadar setelah tadi mendengar nama yang agak tidak asing.
Arya tersenyum sembari mengangguk karena sudah pasti banyak yang kenal dengan kakak nya itu, siapa yang tidak kenal dengan Purnama karena dia begitu fenomenal mulai dari desa sendiri sampai desa orang lain. sebab kebaikan yang dia lakukan seringkali menjadi buah bibir dari orang yang pernah di tolong nya, yang di tolong pun bukan cuma satu atau dua orang.
"Ya Allah saya baru pertama ini ketemu sama Mas Arya." Pak RT tampak sangat senang.
"Ah biasa saja, Pak. saya bukan siapa-siapa kok jadi tidak perlu heboh begitu!" saya agak malu melihat respon Pak RT.
"Mari mampir dulu ke rumah saya lah biar bisa melihat lihat nanti, saya juga bisa mengantar kok kalau Mas Arya mau ke kuburan." Pak RT memang begitu ramah.
"Lain kali saja, Pak! nanti saya pasti akan main ke sini lagi tapi ini tidak bisa lama karena ada urusan lain." Arya menolak halus.
"Ya sudah kalau begitu, lain kali harus mampir loh ya ke rumah saya." Pak RT tersenyum.
"Insya Allah saya pasti akan mampir kok ke rumah bapak." janji Arya sembari tersenyum manis.
Siapa yang tidak kagum apa bila melihat senyum Arya satu ini, kebetulan pula Ambar lewat karena dia ingin membantu di rumah Bu Rabu. tentu niat nya bukan hanya membantu saja karena itu sudah pasti tidak ada di dalam hatinya, Ambar hanya ingin pamer apa yang ia miliki saat sedang rewang begini.
Bagi warga desa maka rewang adalah ajang untuk pamer, semua harta dipakai sehingga mata semua orang menatap pada emas yang ada di tangan atau pun di leher mereka, yang tidak punya ya hanya diam saja karena mereka pun tidak bisa mau memaksakan diri membeli barang mahal tersebut.
selamat pagi Besti jangan lupa like dan komennya ya, terima kasih salam hangat dari Mak NJ.
kan kalo ga bs tumbalin si Imran bisa si Mak Tini yg ditumbalin
makasih udah up
jga lupa jaga kesehatan
maaf jika aku yang salah nama