TERJEBAK PERJODOHAN DENGAN SANG CASANOVA Seasons 2

Hari yang dinanti semua anggota keluarga pun tiba, acara Babymoon berjamaah yang membuat semua anggota keluarga antusias menyambutnya. Aneh memang, karena biasanya Babymoon hanya dilakukan oleh kedua calon orang tuanya saja, namun kini, acara spektakuler itu dilakukan oleh semua anggota keluarga.

Saking antusiasnya Delena dan Edwin sampai rela menginap di kediaman besannya malam tadi. 

Tapi tak semua yang ikut merasakan euforia tersebut, sebab ada sosok Amora yang selalu terlihat murung dan sepertinya malas untuk ikut memeriahkan Babymoon cucu pertama dari kedua keluarga. 

"Kamu sakit, Ra?" Rahardian khawatir. 

"Gak, cuma kurang tidur aja, kok," jawab Amora sambil mengaduk-aduk sereal yang menjadi menu sarapannya dengan tak bersemangat. Entah mengapa akhir-akhir ini makan adalah sesuatu yang begitu sulit ia lakukan. Contohnya saja sekarang, Amora harus ektra berjuang untuk menghabiskan semangkuk sereal yang biasanya hanya butuh dua menit untuk ia habiskan.

"Kenapa bisa kurang tidur? Emang kamu lagi mikirin apa? Apa salah satu proyek kita yang gak berjalan lancar?" tepat seperti dugaan Dina dan Anggara beberapa saat lalu, bahwa si Apatis Rahardian memang tak pernah peka dengan hal-hal kecil di sekelilingnya. Bahkan persoalan cinta si sulung yang sudah jadi rahasia umum di keluarganya pun, Rahardian masih tak bisa membacanya. 

"Proyek cintanya yang berjalan lancar." Kimy menyahut, dan itu berhasil membuat Amora menusuknya dengan tatapan tajam. 

"Maksudnya?" Rahardian masih belum mengerti. 

"Udah dikodein juga masih belum ngarti aja." Kali ini Dina yang ikut menyaut. 

"Kalau kata Ibu Tiri Cinderella tuh, 'Ya Allah, Gustiiiii'," jawab Kimy lagi.

"Sebenarnya ada apa? Seperti cuma Ayah yang gak tau permasalahan yang terjadi di keluarga ini." Setelah matanya berkeliling sepertinya semua orang mengerti mengapa Amora begitu terlihat lesu dan tak bergairah. 

Kenapa? 

Ada apa dengan putrinya yang selalu tegar? 

Kemana Amora yang selalu tersenyum saat sedang dilanda masalah berat sekalipun?

Proyek cintanya gagal?

Maksudnya?

Rahardian masih belum mengerti. 

"Sat, kamu tau kenapa Amora seperti itu?" Rahardian memilih berbicara kepada menantunya yang juga memiliki sifat tak peduli dengan keadaan sekitar. 

Satria hanya mengangguk seraya melirik ke arah Amora yang juga sedang menatapnya dengan tajam. Tatapan yang begitu mengancam, namun anehnya Satria malah ingin terbahak-bahak dengan tatapan kakak iparnya itu. "Biasa aja kali, Ra. Gue gak akan bilang kok kalo elu lagi patah hati sama—"

"Diem gak loh?"

"Siapa yang bikin kamu patah hati?" 

"Ya Allah, Bu. Dulu aku sempet mikir, kenapa Ayah yang kalem bisa nerima cobaan hidup yang berat dengan nikah sama Ibu,—"

"Heh, ngelunjak kamu ya. Ibu ini anugrah!" jawab Dina dengan ketus. 

Namun Kimy tak peduli "—tapi sekarang aku jadi mikir ulang, kok bisa Ibu yang kayak begitu bisa tahan hidup sama Ayah?"

Semua orang yang ada di meja makan pun tertawa dengan celotehan Kimy, tapi tidak dengan Amora. Sedangkan Rahardian masih sedang mencerna setiap kejadian yang selama ini terjadi pada diri si sulung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Karena tak seorangpun yang tak memberinya jawaban yang jelas mengenai kondisi yang sedang dialami si sulung, selama perjalanan menuju Desa Wisata yang letaknya berada di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, otak cerdas Rahardian tak hentinya berpikir keras. Berusaha menerka siapa pria yang berhasil membuat putrinya yang selalu kuat dan tegar menjadi seperti itu, lemah, lesu dan tak bergairah. 

"Bu, Ibu tau siapa laki-laki itu?" Akhirnya Rahardian memilih bertanya. 

Dina yang sedang memandang hamparan laut lepas dengan debur ombak yang tak henti menghantam bebatuan di pinggir pantai, menoleh mendengar pertanyaan sang suami yang sedikit kurang jelas. 

"Kenapa? Tadi Ayah nanya apa sama Ibu?" Seraya menutup kaca jendela mobil yang tadi ia buka agar bisa mencium bau khas laut yang sudah sangat ia rindukan.

Rahardian menghela napasnya sebelum mengulangi pertanyaan yang tadi dia ucapkan. "Siapa laki-laki yang bikin Ara patah hati sampe kayak gitu?" Wajahnya nampak tegang bercampur kesal, karena Rahardian tak terima jika ada pria yang kembali membuat hati putrinya kembali hancur. 

Kali ini Dina yang menghela napasnya.

Watak pria memang sulit diubah, sejak dulu dia selalu cerewet agar suaminya bisa sedikit peduli dengan kondisi sekelilingnya, namun tetap saja ini yang kini Dina dapatkan. Mengubah watak pria memang seperti membuat candi dalam satu malam. Mustahil. 

"Ibu tanya, apa Ayah beneran gak tau atau emang Ayah tau tapi ragu?"

Kepala Rahardian menggeleng, tatapan matanya yang penuh tanya juga menjabarkan jika dia memang jujur. 

"Thomas."

Mendengar satu nama yang begitu familiar di telinganya, sontak membuat mata Rahardian membelalak, dia syok berat, tak percaya. Tak mungkin. 

"Jangan becanda, Bu!" ucapnya dengan mata melotot. 

"Ibu tanya sama ayah, emang siapa laki-laki yang selama ini deket sama Ara, selain Nak Tom-tom itu?"

Otak cerdas Rahardian yang mulai menua kembali bekerja keras, dia langsung menyambung-nyambungkan potongan demi potongan clue yang dia ingat. 

Ya, jika dipikir-pikir hanya pria bernama Thomas itu yang paling dekat dengan Amora, bahkan jika diingat-ingat Rahardian juga sering melihat Thomas mengantar-jemput putrinya, bahkan tak jarang Thomas menginap di rumahnya hanya untuk membantu tugas kantor Amora. 

Mengapa dia baru menyadari itu? 

Kemana saja dirinya selama ini?

Mengapa setelah banyak clue yang dia lihat, Rahardian masih tidak menyadari jika keduanya sedang menjalin asa. 

"Ibu yakin kalau dia laki-laki itu?" Rahardian memastikan. 

"Siapa lagi? Emang Ayah punya kandidat pria yang lagi deket sama Ara?"

Rahardian terdiam, matanya masih tertuju pada wajah sang istri dengan tatapan yang sulit Dina mengerti, antara marah dan penasaran, namun karena apa Dina tak tahu pasti. 

"Jangan bilang Ayah gak akan ngasih restu sama mereka berdua!" terka Dina. 

"Restu? Bukannya mereka aja udah pisah? Katanya tadi Ara lagi patah hati. Dan apa restu masih penting untuk hubungan yang udah kandas?" tandasnya.

...Jeng, jeng, jeng... ...

...Aku datang bawa jeng, jeng jeng.. ...

...Apakah si Ayah Rojak eh Ayah Hardi tidak memberi restu pada Neng Ara dan Thomas? ...

...Do'ain aku khilaf ya, jadi bisa cepet up! 😝...