Semenjak sekolah malam diberlakukan, banyak murid yang hilang secara misterius. Semua orang mengira kalau menghilangnya para murid itu karena kuntilanak penghuni pohon beringin belakang sekolah.
Zara sendiri sebagai anak indigo, tahu kalau menghilangnya murid-murid itu bukan karena hantu.
Lalu siapa yang benar? Rumor itu atau Zara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31 - Ketempelan
"Kenapa mendadak dia dinyatakan hilang? Tadi malam aku baru bertemu dengan Pak Arif. Ini juga belum 24 jam," kata Lukman.
"Aku tahu. Tapi subuh ini istri Pak Arif menelepon polisi. Katanya Pak Arif tidak pernah begini sebelumnya. Dia tidak pulang ke rumah tanpa kabar apapun," jelas Romy.
"Mungkin saja dia ketiduran di rumah selingkuhannya." Lukman mencoba berpikir positif. "Kita tidak bisa asal menyimpulkan sebelum waktu mencapai 24 jam. Lagian Pak Arif itu orang dewasa. Ada banyak kemungkinan," sambungnya.
"Aku tahu. Aku hanya memberitahumu. Kau pikir aku tak tahu prosedur mencari orang hilang?" balas Romy. Lalu mematikan telepon lebih dulu.
Lukman segera beranjak dari ranjang. Wajahnya meringis karena dia masih merasa sakit punggung.
"Kayaknya aku harus ke tukang pijat nih," gumam Lukman sembari beranjak ke kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan diri, Lukman langsung berangkat ke sekolah. Setibanya di sekolah, dia tak sengaja berpapasan dengan Zara yang baru turun dari angkot.
"Ra!" panggil Lukman seraya melambaikan tangan.
Namun Zara tampak membulatkan mata. Dia tampak terkejut saat melihat Lukman.
"Kenapa lo kaget gitu?" tanya Lukman.
"Lo habis dari mana? Ada yang nempel sama lo!" ungkap Zara. Pelan namun penuh penekanan. Ia sebenarnya melihat sosok hantu perempuan yang menempel di punggung Lukman.
"Hah? Maksud lo apa? Gue nggak ngerti!" sahut Lukman.
"Punggung lo berat nggak?" tanya Zara.
Mata Lukman terbelalak. Dia kaget karena Zara mengetahui masalahnya sekarang. "Gimana lo tahu?" tanggapnya.
"Karena gue lihat penyebabnya. Ada yang nempel di punggung lo. Cewek! Kayaknya dia suka sama lo. Lo habis dari kuburan ya?" timpal Zara.
Lukman semakin dibuat gelagapan karena Zara sepertinya bisa mencium jejaknya tadi malam. "Lo itu indigo atau peramal sih?!" balasnya.
"Luk, gue serius. Lo harus lakuin sesuatu. Lo nggak mau kan tuh setan nempel sama lo selamanya? Lo mau cepat tua?" ujar Zara.
"Ayolah, Ra. Jangan nakutin gue. Lo pasti bercanda kan? Iya?" Lukman enggan percaya. Dia terlalu takut untuk percaya.
"Terserah lo deh. Tapi kalau lo udah nggak tahan sama sakit punggungnya, bilang sama gue. Atau ke dokter aja dulu. Tapi ke dokter nggak akan ngaruh sih," ucap Zara sembari beranjak ke kelas duluan.
Lukman bergegas mengikuti. Dia tentu tak bisa menyangkal beban yang sekarang ada di punggungnya.
"Oke, oke. Gue percaya! Bantu gue ngusir hantu ini," kata Lukman.
"Gue nggak bisa ngusir, Luk. Gue emang bisa lihat mereka. Tapi gue nggak punya keahlian mengusir mereka." Zara menjelaskan sambil berhenti melangkah. Menatap Lukman dengan serius.
"Terus? Gue harus gimana dong?" Lukman sontak cemas.
"Kita minta bantuan Pak Arif!" usul Zara.
"Pak Arif? Tapi dia kan..." Lukman tahu kalau Pak Arif menghilang. Namun untuk sementara, dia tidak bisa menyimpulkan selagai waktu belum mencapai 24 jam.
"Pak Arif kenapa?" Zara lantas bertanya. Mengingat Lukman tak lanjut bicara.
"Nggak apa-apa. Ada orang lain selain dia nggak?"
"Ada. Pak ustadz dekat rumah panti mungkin. Tapi lo bisa nunggu sampai pulang sekolah?"
"Bisa. Asalkan gue nggak sampai mati."
Zara terkekeh. "Butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat lo mati dengan cara nempel di punggung. Makanya lebih cepat di usir semakin baik."
"Emang lo habis dari mana sih? Dari pakaian hantunya yang kotor, kayaknya di kuburan. Gue bisa mencium bau tanah yang cukup kuat," ungkap Zara.
Mata Lukman meliar ke segala arah. "Lo asal tebak aja. Ngapain gue ke kuburan. Lagian kan kalau pakaian kotor nggak harus tanah kuburan," balasnya. Tidak mungkin Lukman mengungkap apa yang dirinya lakukan tadi malam. Terlebih pengambilan sampel DNA dilakukan berkaitan dengan Zara.
Selagi berjalan menuju kelas. Zara bisa merasakan banyak pasang mata yang memperhatikan. Ada ketakutan dan bisikan jelek yang mengarah kepadanya, dan Zara tahu itu karena aksi kerasukannya tadi malam.
Perlahan Zara menundukkan kepalanya. Dia tentu merasa tertekan dengan tatapan orang-orang.
Mengetahui hal itu, Lukman rangkul pundak Zara. Dia berucap, "Abaikan mereka, Ra. Lo punya gue!"
Zara mendongak. Menatap Lukman yang tersenyum simpul kepadanya.
Untuk pertama kalinya Zara merasa senang karena seseorang. Ia berharap Lukman benar-benar tulus ingin berteman dengan dirinya.
Dari jauh, orang yang paling membenci Zara sekarang adalah Erin. Ditambah Zara terlihat sangat dengan Lukman.
"Sumpah tuh cewek belagu banget!" imbuh Erin.
"Jangan-jangan tadi malam itu dia cuman pura-pura kerasukan," imbuh Nina sambil melipat tangan ke depan dada.
"Gue nggak mau tahu. Gue akan balas perbuatan dia." Erin bertekad. Dia segera masuk kelas saat bel berbunyi.
...***...
Ketika jam pulang telah tiba, Lukman mengajak Zara untuk membawanya ke tempat ustadz yang disebut gadis itu. Kini mereka melangkah bersama menuju parkiran. Tapi langkah Zara terhenti saat dirinya mendengar pembicaraan menarik dari dua orang guru. Lukman otomatis ikut berhenti.
"Padahal tadi malam Pak Arif ada di sekolah loh. Berarti setelah dari sekolah dia nggak pulang ke rumah ya?"
"Kata keluarganya begitu. Bu Helya selaku istrinya merasa itu bukan hal biasa. Karena biasanya Pak Arif kalau mau kemana-mana pasti ngasih kabar. Handphonenya aja sekarang nggak aktif."
"Ngeri banget sih. Aku harap Pak Arif baik-baik saja. Jangan sampai ada orang yang hilang lagi dari sekolah ini. Apalagi ini guru loh."
Zara mendengar sambil mengerutkan dahi. "Pak Arif hilang?" gumamnya.
"Dari pembicaraan mereka, kayaknya begitu," sahut Lukman.
"Aneh... Dari semua orang, kenapa Pak Arif?" ujar Zara.
Pihak kepolisian berhasil menguak data² kasus pembunuhan berencana yg menewaskan beberapa orang berkaitan dengan pembunuh hantu Ita.
Motif pelaku pembunuhan dari hasil pemeriksaan, pelaku melakukan tindakan itu dikarenakan dendam dan sakit hati terhadap salah seorang korban yaitu Juwita Kumala murid SMA Gemilang...🕵🏻♂️🕵🏻♂️🕵🏻♂️
Ada sesuatu maksud yang tampak, maka ada sesuatu maksud yang lain yang tersembunyi.
Peribahasa umumnya kan "Ada Udang Di Balik Rempeyek".....😅😂😜
Tak ada bedanya dengan manusia, makhluk gaib ternyata juga memiliki gairah dan bisa naksir alias jatuh cinta kepada kita yang masih hidup.
Yang lebih menyeramkan, karena tidak bisa memiliki manusia seutuhnya, makhluk gaib yang jahat akan melakukan berbagai cara supaya tidak ada yang bisa mendekati orang yang mereka sukai.
Bahkan sampai menjauhkan orang tersebut dari lawan jenisnya, termasuk jodohnya...🤭🤧