NovelToon NovelToon
Pernikahan Dadakan

Pernikahan Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:568
Nilai: 5
Nama Author: penaadelia

Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Saat ini Aslan sudah berada di restoran tempat biasa ia berkumpul bersama kedua temannya.

"Sorry gue telat." ujar Aslan setelah duduk di sofa.

"Nggak apa-apa kita ngerti kok yang sebentar lagi jadi CEO." goda Fajar.

Fajar merupakan salah satu sahabat Aslan yang berprofesi sebagai dokter. Ia bertugas di rumah sakit paling elite di Jakarta.

"Iyah santai aja kali Aslan." lanjut Rony.

Kalau Rony. Ia merupakan seorang pengacara. Ia termasuk pengacara termahal di Jakarta.

Mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMA.

"Ngomong-ngomong Loe udah move on dari si Kiara?" tanya Fajar yang hanya di balas menaikkan pundak oleh Aslan.

"Tau nih si Aslan betah banget di kota B. Sampai-sampai kalau kita mau ke sana aja dilarang ama dia." ujar Rony. Ia memang beberapa kali mengajak Fajar untuk ke kota B. Sekalian liburan katanya.

"Loe tau nggak Aslan sekarang Kiara udah...." Ucapan Rony terputus saat Aslan memotong ucapannya.

"Gue nggak mau bahas Kiara lagi. Sekarang gue udah nikah."

Sontak saja ucapan Aslan mengagetkan kedua sahabatnya. Rony dan fajar saling berpandangan sebelum akhirnya tertawa. Mereka menganggap Aslan hanya bercanda.

"Aslan loe itu nggak bakat jadi pelawak, nggak usah bercanda." ujar Fajar masih dengan tawanya.

"Benar banget. Mana bercandanya bawa-bawa nikah lagi." kata Rony.

"Emang siapa yang bercanda. Gue serius, gue udah nikah di Kota B." ujar Aslan.

Lantar kedua teman Aslan menghentikan tawanya. Mereka menatap Aslan dengan serius.

"Gue nggak percaya. Mana mungkin loe secepat itu bisa lupain Kiara." Kata Rony.

"Tapi itu memang kenyataannya." ujar Aslan cuek.

"Terus istri loe sekarang dimana?" tanya Fajar.

"Di rumah. Emang kenapa?" Tanya Aslan.

"Kenalin ke kita dong. Loe mah nikah nggak bilang-bilang." Cerocos Fajar.

"Keluarga gue aja nggak tau kalau gue nikah." seru Aslan yang membuat kedua temannya geleng-geleng kepala.

"Gue tau loe kecewa sama keluarga loe tapi nggak gini juga kali As. Loe nikah nggak bilang-bilang." Ujar Fajar.

"Terus respon keluarga loe setelah loe bawa istri tiba-tiba gimana?." Tanya Rony.

"Loe pasti di coret dari ahli waris om Dion. Iyakan?." Lanjut Rony sambil menaikkan alisnya.

"Nggak tuh. Bokap gue ternyata tau kalau gue nikah. Yang nggak tau cuma mama dan Shila aja." Jawab Aslan.

"Udahlah nggak usah wawancara  gue lagi. Intinya nanti gue bakal kenalin kalian sama istri gue." putus Aslan. Aslan merasa jengah karena sedari tadi dia terus yang dibahas oleh kedua temannya itu.

Berbeda dengan yang terjadi di rumah besar Aslan. Kini Nayla sedang berbaring sambil memainkan ponselnya. Tak lama terdengar pintu yang sedang di ketuk.

Tok

Tok

Tok

Nayla segera bangun dari posisi baringnya. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Begitu pintu terbuka ia melihat keberadaan Shila yang tak lain adik iparnya.

"Maaf mengganggu waktu istirahat kak Nayla." Ujar Shila.

"Nggak apa-apa kok. Emang ada apa?" Ujar Luna dengan senyum hangatnya.

"Itu kak. Kakak di suruh makan sama mama. Kan dari tadi kakak datang belum pernah makan."

"Oh yaudah ayo." Lalu Nayla dan Shila mulai berjalan kelantai bawah menuju ruang makan.

Begitu sampai di ruang makan Nayla dan Shila sudah di tunggu oleh mama Nadia.

"Loh papa mana mah?" tanya Shila begitu duduk di kursi.

"Papa lagi keluar. Ada meeting dengan klien." Jawab mama Nadia.

"Nayla duduk nak. Kamu kenapa malah berdiri aja." suruh mama Nadia pada Nayla yang hanya berdiri.

"Iyah ma." Lalu Nayla mulai duduk di samping Shila.

"Ayo silahkan dimakan." Kata mama Nadia.

"Mama dan Shila makan saja. Aku mau tunggu mas Aslan dulu." Ujar Nayla.

"Nggak usah di tunggu nak. Aslan pasti sudah makan di sana. Mending kamu makan aja." kata mama Nadia.

"Emmm Iyah mah." Lalu Nayla mulai mengisi piringnya dengan berbagai makanan yang telah tersaji di meja makan itu.

Mama Nadia memperhatikan wajah Nayla dengan serius. Ia berharap agar Nayla adalah orang yang tepat untuk putranya. Nayla yang merasa diperhatikan lantas mengangkat pandangannya dan ia melihat mama Nadia menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa mama liatin aku kayak gitu?" tanya Nayla dengan ragu. Mama Nadia tersenyum hangat pada menantunya itu.

"Nay mama mohon apapun yang terjadi nanti kamu jangan tinggalin Aslan yah sayang." Ujar mama Nadia.

"Mah jangan ngomong kayak gitu. Nayla nggak bakal tinggalin mas Aslan kok." Ujar Nayla meyakinkan mama mertuanya.

"Sekarang mama makan saja. Nggak usah pikirin yang aneh-aneh. Ayo ma."

"Iya sayang. Kamu juga lanjut dong makannya."

Kemudian mereka melanjutkan makan siang mereka. Setelah makan siang Nayla di ajak oleh mama Nadia berkeliling rumah. Nayla dibuat takjub dengan rumah ini karena selain mewah rumah ini juga sangat luas. Hingga Nayla merasa pegal di kakinya akibat berkeliling.

Kembali ke tempat tiga orang pria tampan. Saat ini mereka baru saja selesai makan siang.

"Aslan loe bakal menetap disini atau balik ke kota B? Istri loe kan orang sana." Tanya Fajar

"Gue bakal menetap di sini. Soalnya papa gue udah mau pensiun." jawab Aslan cuek.

"Wow sebentar lagi loe bakal jadi CEO dong." goda Rony tapi hanya diacuhkan oleh Aslan.

"Terus loe nggak berencana bikin pesta pernikahan gitu atau loe tetap merahasiakan status loe?" tanya Rony.

"Nggak tau juga gue belum kepikiran sih."

"Kalau menurut gue sebaiknya loe adain pesta pernikahan. Karena kita  tau keluarga loe itu terpandang dan terkenal. Dari pada menimbulkan fitnah suatu saat nanti mending loe lebih dulu kenalin istri loe ke publik." saran Fajar.

Memang diantara mereka bertiga Fajar yang paling bijaksana.

"Kayaknya gue cabut dulu." Ujar Aslan sambil melihat jam mewah yang melingkar di tangannya.

"Yaudah gue juga setelah ini ada operasi. Lain kali kita ketemu lagi tapi loe harus bawa istri loe." Ujar Fajar.

Lalu mereka bertiga keluar dari restoran bersama lalu masuk kedalam mobil masing-masing.

Setengah jam kemudian Aslan sudah tiba di rumahnya. Ia masuk ke dalam dan melihat mama dan istrinya sedang asyik menonton sambil tertawa.

"Kayaknya aku nggak salah pilih istri. Nayla belum genap sehari di sini tapi dia sudah sangat akrab dengan mama." Batin Aslan

"Assalamualaikum..." Ujar Aslan lalu duduk di samping istrinya.

"Waalaikum salam mas..." Jawab Nayla.

"Kamu udah makan Nay?." tanya Aslan.

"Udah kok mas. Maaf nggak tunggu kamu. Soalnya kata mama kamu makan di luar bareng teman kamu." ujar Nayla.

"Iya nggak papa kok. Aku juga emang udah makan tadi. Cantik banget istriku" Ukar Aslan sambil mengusap rambut Nayla.

Hal itu tak lepas dari pandangan sang mama.

"Ehmm ehmm. Kalian ini, tidak liat apa kalau disini ada mama malah mesra-mesraan." Ujar mama Nadia.

"Mas kamu sih. Akukan jadi malu sama mama." Kata Nayla dengan menahan malu.

"Nggak usah malu sayang. Mama ngerti kok. Mama juga pernah muda." Ujar mama Nadia.

1
mumu
Ceritanya bagus Thor. Semangat ya 😊😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!