NovelToon NovelToon
Kamu Yang Meninggalkanku

Kamu Yang Meninggalkanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Romansa
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Saat kamu menemukan seseorang yang sangat amat kamu cintai, lebih dari sahabat, namun dia malah meninggalkanmu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Temen

Haruto mendongak saat suara pintu mengalihkannya dari pandangan pada ponsel. Hanya Hana dengan tundukan dan wajah pucat yg dia lihat saat ini.

"Dari mana aja?" Beratnya.

"Rumah temen"

"Sejak kapan lo punya temen disini?"

Hana mendongak tepat saat Haruto ada dihadapannya. Manik mereka bertemu. Haruto bisa melihat jelas wajah Hana yg lemah dan sayu. Gadis itu sakit lagi?

"Dari mana? Ayo jawab jujur"

"Dari tempat bunda"

"Bener?"

Hana mengangguk.

"Kenapa?" Lirih Haruto.

"Bunda sakit" kali ini Hana menghela napas panjang, bertepatan saat air mata tiba tiba menetes begitu saja dari pelupuk mata Hana. Haruto meraih tubuh Hana yg perlahan mendekat kepelukannya. Gadis itu benar benar sedang lemah sekarang, bahkan suhu tubuhnya naik.

"Lo juga sakit"

"Jangan bilang bunda"

"Iya, kita ke kamar ya?"

Hana menggeleng, membalas pelukan Haruto tanpa ragu. Gadis itu terus menitihkan air matanya. Rasa pusing sekaligus mual dari perutnya membuat Hana kesal. Sebenarnya dia tidak ingin merasakan ini, tapi apa boleh buat? Sepertinya dia terlalu memikirkan banyak hal akhir akhir ini, sampai membuatnya tersiksa.

"Ngga tau kenapa, To. Kalo bunda sakit gue jadi ikutan sakit"

"Engga, kita ke kamar gue aja yg lebih luas"

"To, gue mual"

Haruto melepas pelukannya, membawa gadis itu ke gendongan untuk segera masuk.

"Mulai besok, jangan mikirin omongan orang dan ngebiarin itu di pikiran lo"

Hana memejamkan matanya, meletakkan dagu pada leher Haruto.

"Karena ada gue yg siap dengerin semua ocehan dan keluh kesah dari lo"

...***...

Pagi ini Haruto tidak datang ke kantor. Pria itu bahkan tidak mandi dan mengerjakan pekerjaannya di atas ranjang. Menemani Hana yg sembari semalam suhu tubuhnya tidak turun. Padahal dia sudah rela kepanasan tidak menyalakan AC.

"To" suara serak Hana membuatnya menoleh. Haruto sudah bilang pada Keita untuk menghandle semua jadwal atau pekerjaan Hari ini. Bahkan dia tidak merasa khawatir dengan hal itu. Hanya saja, dia tidak bisa meninggalkan Hana sendirian di rumah. Justru jika dia berangkat, Haruto akan khawatir dan membuat pekerjaannya berantakan kan?

"Kenapa? Butuh sesuatu?"

"Kok masih pusing ya?"

"Kita ke dokter ya?"

Hana menggeleng "engga"

"Terus gimana? Gue ngga tau harus apa selain ke dokter" Haruto mendekat, mengusap wajah Hana karena keringkat membanjiri keningnya.

"Yuk ke dokter?"

"Ngga mau" rengeknya.

"Ya udah makan dulu"

"Enggak"

Haruto menghela napas, berbaring disebelah Hana walau gadis itu sembari tadi merengek karena sakitnya yg tak kunjung hilang.

"Tidur lagi aja"

"Gue ngerepotin ya?"

Haruto hanya diam, pria itu justru membawa Hana ke pelukannya.

"Gapapa kalo lo mau berangkat, gue ngga mau kalo kerjaan lo berantakan gara gara gue"

"Justru kalo gue berangkat kerjaan malah jadi berantakan"

"..."

"Sebenernya lo kenapa bisa gini? Lo bohong apa sama gue?"

Hana mendongak. Gadis itu sebenarnya tidak ingin bicara lebih soal kejadian kemarin. Tapi sepertinya, ini bukan solusi karena Hana juga pernah bilang kalau Haruto tidak bisa egois dengan hubungan ini. Itu artinya dia juga harus melakukan hal yg sama kan?

"Gue,"

"Jangan bohongin gue, gue ngga suka"

"Maafin aku ya"

Haruto menunduk, tepat saat Hana juga menunduk. Aku? Bukankah Hana terdengar menggemaskan? Gadis itu menyelinapkan wajahnya di baju Haruto. Membuat Haruto terkekeh karena tingkah yg belum pernah dia lihat selama ini.

"Jadi kenapa? Lo bisa bilang sekarang"

"Kemarin gue ujan ujanan ke makam"

"..."

"Gue ngga tau kalo bakal ujan dan ngga bawa payung, gue nunggu sampe sore tapi ngga reda reda"

Haruto mengusap rambut Hana.

"Jadi gue lari ke rumah Bunda buat ganti baju, tapi Bunda beneran sakit loh!"

"..."

"Kalo soal bunda gue ngga bohong"

"Tapi bunda malah lo jadiin alesan kan?"

"Maaf"

"Iya, gue maafin"

Hana kali ini mendongak.

"Kalo lo janji sembuh, apapun yg lo minta gue kasih"

"Sembuh kok, tapi ngga tau kapan" ucapnya pelan sambil memajukan bibir bawahnya.

"Kalo mau cepet sembuh, minum obatnya"

"Ngga mau!"

"Jadi ngga mau sama tawaran gue?"

Hana menekuk bibirnya ke bawah. Berkedip beberapa kali ke Haruto.

"Jangan gitu"

"Kenapa?!" Rengeknya.

"Gue makan lo nanti"

Hana terkekeh "makasih ya udah luangin waktu sama gue"

"Oh jadi lo sengaja sakit supaya gue di rumah? Kangen ya?"

"Ih! Enak aja" Hana memukul Haruto cukup keras. Bukannya kesakitan, pria itu justru tertawa.

"Gue tuh kayanya emang kurang kasih sayang aja deh, To. Semenjak pergi ke Belanda gue sama sekali ngga menjalin hubungan sama siapapun, termasuk setelah kepergian Junkyu"

Haruto mengusap pipi Hana, mendekatkan wajahnya untuk menghirup aroma vanilla yg ternyata juga melekat di pipi Hana.

"Ih!"

"Kenapa sih?! Lanjut aja ceritanya" ucap Haruto sambil terkekeh.

"Kan geli kalo gitu"

"Iya udah enggak" kali ini Haruto menjauhkan wajahnya.

"Jadi gue berharap lo lebih punya banyak waktu sama gue dari pada kerjaan lo. Karena cuma itu yg gue butuhin selama hidup gue tersisa"

"Kok ngomong gitu sih?"

"Nyata, To. Gue cuma butuh itu dari orang orang terdekat gue, dan cuma lo yg gue punya sekarang"

"..."

"Karena dari dulu, cuma Junkyu yg bisa memperlakukan gue dengan baik tanpa gue minta. Walaupun dia ngeselin, tapi gue udah terlalu sayang sama dia"

"Kalo gue ngeselin juga, lo sayang juga ngga sama gue?"

"Emm, gimana ya?" Ucapnya sambil berpikir.

"Pake mikir segala lagi" kesalnya.

Hana tergelak.

"Sebenernya, lo diem aja gue udah sayang, To"

"Eh?"

"Yah sayang banget sih, gue iri sama orang orang yg bisa ekspresif saat ngelihat lo jalan di bandara, atau duduk dimeja kantor"

Haruto tersenyum. Ternyata sekian lama hal yg dia pikirkan tentang Hana tidak seratus persen benar. Bahkan gadis itu juga punya rasa kagum tersendiri yg Haruto tidak ketahui.

"Rasanya kalo lo di sandingin sama warna jingga senja, kayanya warna itu bakal iri sama lo"

"Belajar dari mana ngegombal gitu?"

"Dih! Lagi serius juga!"

1
suka baca
bagus 😭 ceritanya ringann and sweet boy
Putri Wienda
ceritanya ringan, sweet bgtt
Putri Wienda
Weh, awalan yg gong
suka baca
pucuk dicinta, ulampun tiba
suka baca
WOI😭
suka baca
rakus bgt 😭
suka baca
bagus bgt, ceritanya ringan
suka baca
ayok 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!