hana, seorang gadis remaja yang tiba-tiba menikah dengan seorang mafia tampan karena desakan posisinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kepanikan
"Tidak boleh.. ! " Sahut hana cepat dan lantang. Sampai-sampai sean sedikit kaget karena suara keras hana. Begitupun dengan nathan yang berada di sebrang sana.
Sean melihat hana dengan wajah bingung, karena menurutnya tidak ada yang salah dengan percakapannya dengan nathan . Tadi nathan hanya berkata kalau dirinya harus segera menyusulnya ke negri sakura. Karena mungkin ada sesuatu yang harus di lakukannya di sana.
" Ada apa? " Tanya Sean seperti tanpa dosa. Membuat nafas hana langsung memburu, matanya berkaca-kaca dengan bibir yang bergetar karena menahan tangis.
Pemandangan itu benar-benar membuat Sean seperti orang bodoh, dia tidak bisa menebak apa yang di pikirkan hana saat ini, dan kenapa di bisa tiba-tiba bereaksi begini.
" Kamu tidak boleh pergi!" Kata hana berusaha tegas.
sean langsung menatap pada hana dengan penuh ke khawatirkan. " Hana,,, apakah ada sesuatu? " Tanya Sean serius .
"Kamu,,, kamu tidak boleh ke sana? " Kata hana lagi.
" Kenapa? " Tanya Sean yang masih kebingungan.
"Katanya itu,,,di sana,,, banyak wanita nakal,,, aku tidak mau kamu tergoda! "
Seketika sean melebarkan matanya dengan menatap cengoh, dia benar-benar tidak menyangka kalau isi pikiran hana sampai sejauh itu. Meskipun benar, tapi Sean sama sekali tidak terpikirkan soal itu tadi.
" Apa yang kamu pikirkan,,! " Kata Sean sambil menoel gemas hidung mancung hana dari luar cadarnya. "Saya ke sana karena urusan bisnis.!" Kata Sean.
Hana pun terdiam sambil menunduk, dan mulai mengerti dengan keadaannya , meskipun begitu, dia tetap tidak rela jika Sean ke pergi ke sana.
setelah itu hana melingkarkan tangannya ke leher sean"Apakah aku boleh ikut? " pinta hana dengan wajah mengiba.
" Mana mungkin! " Jawab Sean cepat.
Penolakan tegas itu membuat pikiran buruk hana kembali lagi, prasangka jelek yang sempat hilang, kini malah semakin menjadi, sehingga membuat ekspresi wajahnya langsung terlihat sedih dan kecewa .
Sean pun menyesal karena berkata tegas pada hana "maaf,,, tapi kamu benar-benar tidak bisa ikut..!" kata Vino dengan lembut.
dan tiba-tiba ekspresi wajah hana terlihat sumringah, " Kalau begitu,,,, belikan aku ponsel,,, agar sewaktu-waktu aku bisa menghubungi kamu..!" Katanya yang seperti mengambil kesempatan.
" Hana,,! " sean menegurnya, membuat hana yang awalnya sumringah langsung cemberut dan merajuk.
wajah kecewa dan di takutnya kembali terpasang, dengan suara yang tak berdaya dia berkata "yaaa,,,sudah pergilah,,! " Usir hana sambil merangkak turun. Sean tidak membujuk hana lagi, karena dirinya memang harus benar-benar pergi.
Cup..
sean mencium kening hana, setelah itu dia berpesan dengan lembut " Tunggu aku pulang,,, hmm,,! " Setelah itu dia pergi dengan tergesa.
Nathan menunggu Sean di jet pribadi milik pria itu. Dan setelah melihat Sean datang , nathan menghampirinya dengan panik.
"Sekarang kita harus segera ke sana,,! Karena orang yang kita cari tertangkap oleh anak buah kita di sana!".
Tanpa berucap sepatah katapun , langkah tegap Sean tetap dia ayunkan menuju jet itu. Musuh bebuyutan yang dia kira sudah kalah dan tenggelam, kembali muncul dengan wajah baru, namun Sean tidak terkecoh dengan itu.
Beberapa jam di perjalanan, sama sekali tidak bisa membuat mata Sean terpejam. Dia tidak sabar untuk menuntaskan masalah ini . Pelaku kejahatan atas meninggalnya sang mama harus membayar mahal atas perbuatannya. Tak perduli itu anak maupun cucunya, bahkan kalau perlu , orang terdekatnya pun harus mati di tangannya.
kini Seseorang yang di anggap Sean sebagai pemegang kunci rahasia kehidupan orang tuanya telah tertangkap , berpuluh-puluh tahun dia menanti saat ini.
Tap.. Tap... Tap.....
Langkah tegap Sean mengalun mengerikan, derap kakinya yang cepat dan bersahutan menambah kesan seran di tempat yang seperti penjara itu.
Sampai akhirnya, dia benar-benar berdiri di depan seorang wanita berumur . Nafasnya menderu penuh emosi, matanya memerah ingin marah, tangannya mengepal tak sabar ingin menghabisi, tapi itu coba dia tahan. Karena kewarasan orang itu sangat di perlukan olehnya sekarang.
"Sintya ,,, temannya,,, bella si pelacur.,,! " Geram Sean dengan langkah yang semakin mendekat pelan.
Wajah wanita tua itu langsung pucat mendengar nama bella di ucapkan. Nada bicara sean benar-benar membuat bulu kuduk wanita matang itu berdiri.
" Siapa kamu?" Tanya sintya takut.
" Aku anaknya lili,,, istri agham,,,!" Tegas Sean dengan mata yang menyala. Kisah kelam masa lalunya memutar liar seperti kaset yang kusut di otaknya.
Penampakan ibunya yang berlumuran darah sambil memberikan cincinnya, tergambar jelas di ingatannya sekarang.
Sosok bella teman sintya yang sudah membuat kehidupan Sean hancur. Dia adalah wanita jalang yang berusaha merebut papanya dari kehidupannya bersama sang mama. Hingga membuat mamanya mengakhiri hidupnya karena frustasi.
"Di mana wanita itu? " Tanya sean tajam.
"Si,,, siapa,?" Tanya sintya tergagap dan termundur.
" Apakah perlu aku jelaskan,,!" Marah Sean.
Sintya langsung memejamkan matanya, bukan dia tidak paham dengan yang di maksud oleh Sean, hanya sana pikirannya terlalu kosong karena ketakutan.
"Dia,, dia sudah mati..!" Jawab sintya.
Praaanggg...
" Ahhk,,! " Jerit sintya.
"Ampuni aku,,, aku,, aku benar-benar tidak tahu urusan mereka,,,, aku hanya berteman saja dengannya.!".
" Benarkah.. ! "
" I,, Iyyaa..!" .
"Lalu di mana anak mereka..? "
"Dia,,, dia__! " Sintya tampak celingukan, dia berpikir mungkin bisa memanfaatkan anak sahabatnya itu untuk lepas dari anak agham ini. Tapi masalahnya, di mana anak itu, sintya sama sekali tidak tahu.
****
Di tempatnya,,,
Vino yang mendengar kabar penculikan mamanya langsung bergegas ke Jepang, karena memang mamanya masih berada di sana.
" Siapkan penerbangan secepatnya ke sana..!" Panik vino dalam panggilannya.
Sebenarnya vino bukanlah orang sembarangan, bisnis besar warisan orang tuanya, membuatnya kaya di usianya yang sangat muda.
Namun, hana yang di sukainya dari kecil itu tidak pernah bisa dia miliki, karena bagi hana, vino adalah kakaknya. Padahal vino sampai rela menjadi guru magang di sekolahnya hana agar bisa dekat dengannya. Tapi nyatanya, gadis itu tetap tegas menolaknya dan malah membawa kabar kalau dia sudah punya pasangan.
Di sisi lain, kakak tiri hana yang mati-matian memperjuangkan cinta vino justru sama sekali tak terlihat. Vino sama sekali tidak pernah meliriknya. Padahal sherli selalu berpenampilan menarik jika di depannya.
Dalam pesawat vino benar-benar takut jika mamanya kenapa-napa, dia tahu masa kelam sang mama yang merebut suami orang. Tapi isu itu sudah di alihkan pada mamanya hana. Namun, bukan tidak mungkin itu akan terungkap.
Masa muda mamanya yang nakal dan suka merebut suami orang, hanya untuk mencukupi kehidupannya yang glamor, tapi karena itu juga membuat hidupnya selalu dalam ancaman.
Tapi, apakah penculikan mamanya ini masih ada sangkut pautnya dia dengan masa lalunya? , entahlah. Sean juga ragu, karena kasus penculikan ini juga baru terjadi.
Vino mengerahkan semua anak buahnya. Dia benar-benar mencari informasi tentang keberadaan mamanya. Dan entah siapa yang sudah menculik mamanya, sampai keberadaannya bisa sesulit ini di lacak.
****
"Aku benar-benar tidak tahu.. Aku mohon lepaskan aku..!" .
"Semakin kamu berusaha menutupinya,,, maka akan aku buat kamu semakin menderita.. Dan menjerit untuk meminta kematian..! "
" Aku benar-benar tidak tahu..!" Bantah sintya tegas.
" Oh,,, baiklah.. " Ucap Sean tenang tapi penuh ancaman. Dia mengambil cambuk besi yang tidak jauh darinya . Kemudian dia mulai mengangkatnya tinggi bersiap untuk dia kibaskan ke tubuh indah sintya.
Tapi, sebelum itu benar-benar mendarat. "terakhir dia berada di rusia...! " Ucap sintya cepat. Karena informasi terakhir yang dia ketahui, sahabatnya bella memang ke negara itu.
Tangan Sean langsung menggantung di udara. Sintya yang bersiap menerima cambukan sean akhirnya kembali membuka mata. Dia melihat Sean seperti merenung .
" Rusia..! "Gumam Sean.
Negara itu adalah negara yang dia tinggali sekarang. "Di mana tepatnya, ,?! " Tanya Sean.
" Kalau itu aku tidak tahu? " Jawab sintya merasa lega.
Setelah itu sean kembali menatap orang-orangnya. "Bawa dia kembali, masukkan ke penjara,, dia tidak boleh mati sebelum orang yang kita cari tertangkap." Kata Sean penuh ketegasan.
" Siap bos. ! " Jawab orang-orang itu serempak.
Setelah itu Sean langsung kembali bersama dengan nathan. dalam pesawat, keduanya kembali berbincang, membahas masalah yang terjadi tadi.
" Ternyata orang yang kita cari dekat dengan kita! " Monolog nathan memulai pembahasan. Sean mendengarkan tapi dia hanya diam, kemudian nathan kembali berkata "tapi, kenapa keberadaannya bisa sangat sulit di lacak.! "
" Dia dalam perlindungan ayah,,, tidak sulit untuk itu.! " Sahut Sean tanpa melihat pada nathan.
" Oo..! " Nathan mengangguk paham. "Tapi,,,bukankah kamu dulu tidak tinggal di sini? " Tanya nathan.
" Hmm;_" Jawab sean. Setelah itu dia melihat pada nathan "ayah adalah pembisnis besar,,, perusahaan yang berada di bawah naungannya mencakup hampir di semua negara... Tapi, karena wanita itu,,, saya dan mama terbuang.. ! ".
Nathan diam menyimak cerita Sean. Baru kali ini Sean ingin bercerita, padahal biasanya, sekalipun nathan mengoreknya, Sean selalu mengunci rapat mulutnya.
"Lalu,,, apakah karena itu kamu memutuskan terjun ke dunia hitam ini? " Tanya nathan.
" Hmm;" Jawab nathan .
Memang dia masuk ke dunia mafia karena untuk balas dendam pada papanya , dia tahu kalau papanya tidak mudah untuk di lawan. Dan hanya dengan kekejaman yang tanpa modal ini , Sean akan bisa membalasnya.
Nathan tidak lagi bertanya , karena dia melihat wajah sedih tersembunyi Sean. Mungkin masa lalu sahabatnya ini sangat pahit, dan dia tidak ingin mengingat rasanya lagi. Hingga pada akhirnya, keduanya kembali diam sampai pulang ke mansion lagi.
"Seaaann...! " Racau hana dalam tidurnya. Tubuhnya gemetaran dengan kepala yang bergerak gelisah.
Di bawah, langkah kaki Sean menapak tegap di lantai marmer mahal Mansionnya. Dan seolah tanpa keraguan dia menuju kamarnya, yang tentunya ingin segera melihat hana.
Cek lek..
" Seaaann! "
Namanya langsung mengalun di dalam ruangan itu,dan masuk ke gendang telinganya.
Awalnya dia tersenyum bahagia. Karena hana yang memanggilnya dalam tidur. Dia berpikir kalau hana pasti sudah sangat merindukannya.
" Aku sudah kembali " Jawab Sean sambil berjalan mendekat.
Akan tetapi, ketika dia sadar dengan apa yang terjadi pada hana, mata sean langsung melebar, kepanikan mendera dan suara lantangnya langsung menggema.
"HANA.. ! "