Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aisyah
Di ruang UKS Vandra masih menemani Aisyah yang di obati petugas disana.
Aisyah Yulia Hermawan adalah anak kedua dari pasangan Rahmat Hermawan dan sang istri Khadijah. kakaknya bernama Arya eka Hermawan. Aisyah adalah salah satu murid yang masuk sekolah itu lewat jalur prestasi, tapi dia bukan murid yang tidak mampu. keluarganya memiliki usaha rumah makan yang sudah memiliki beberapa cabang di dalam bahkan di luar kota. Aisyah adalah pribadi yang lembut dan sopan, wajahnya cantik dan memiliki tatapan yang meneduhkan juga lesung Pipit di kedua sisi pipinya saat dia tersenyum. Dia jarang mendekati teman sekelasnya karena dia juga pemalu.
Tak jarang dia harus di ajak bicara terlebih dahulu baru dia mau bicara.
"Sudah selesai" ucap petugas UKS yang bernama Hilda
"Kamu kenapa tidak melapor ke pihak sekolah kalau kamu korban bullying?" tanya Hilda
"Dia sepertinya di ancam kak" bukan Aisyah yang menjawab tapi Vandra yang masuk untuk melihat Aisyah
"Hhahh... Ini yang justru membuat pelaku jadi semakin memanfaatkan kamu, kamu harus melawan Aisyah" pinta Hilda sambil mengelus punggung Aisyah
"Lebam di lenganmu dan di punggungmu tadi pasti tidak di lakukan si pelaku hari ini saja kan?" tanya Hilda dan membuat Vandra terkejut bahwa memarnya tak hanya di tangan, dan Aisyah masih diam tak bersuara.
"Orang tuamu tau?" tanya Hilda dan Aisyah menggeleng "Baiklah ayo kita hubungi orang tuamu" ucap Hilda lalu berdiri tapi tangannya di cekal Aisyah
"Jangan kak, Ais mohon jangan kasih tau ayah sama bunda Ais" pinta Aisyah memohon dan menangis.
"Kalau begitu ceritakan semuanya" perintah Hilda dan di angguki Vandra juga yang ingin tahu pokok permasalahannya.
Awalnya Aisyah ragu tapi karena dia tak ingin orang tuanya tahu dia jadi korban bullying maka dia menceritakan semuanya. Aisyah mengatakan bahwa awal mula dia di bully adalah karena dia diminta oleh seorang guru untuk memanggil Kevin yang merupakan ketua OSIS ke ruang guru karena saat itu kebetulan Aisyah lewat di dekat ruang guru. tapi setelah kejadian itu Kevin terus mendekati Aisyah dan membuat pacarnya yang bernama Pina menganggap Aisyah ingin merebut Kevin. padahal Aisyah selalu menghindar jika Kevin mendekati atau Aisyah akan sembunyi jika Kevin lewat di kelas Aisyah.
"Ais sudah menjauh tapi kak Pina nggak percaya sama Ais" ucap Aisyah sambil sesengguka
"Ya sudah nanti kakak akan mencoba membicarakan ini dengan komite keamanan sekolah, karena bagaimana pun hal ini harus di hentikan" ucap Hilda dan di angguki Aisyah
"Tapi nanti kak Pina tambah marah" ucap Aisyah
"Jangan khawatir aku akan menjagamu" kata Vandra tegas dan membuat Hilda mengernyitkan alisnya
"Apa?" tanya Vandra yang melihat tatapan heran dari Hilda "Nggak tiba tiba aja gue lihat kupu kupu" jawab Hilda sambil melengos. Dia heran bukankah yang di sampingnya ini Vandra yang terkenal dingin dan tak suka berinteraksi dengan siswa perempuan di sekolah, tapi apa ini sekarang???
Di luar ruangan UKS para sahabat Vandra beserta Isabella dan Lila sudah mendengar pembicaraan Aisyah dan Hilda.
"Itu beneran Vandra kan Yan?" tanya Raka pada Rayyan dengan wajah tak percaya.
"Dia kayaknya kerasukan deh" ucap Dani yang dia juga nggak percaya
"Ini rekor guys harus di catat hari sama tanggalnya, Vandra bisa bicara panjang lebar selain pada Tante Vania dan Safira" ucap Rayyan mengeluarkan handphonenya
"Mungkin dia lapar" ucap Sagara datar dan membuat teman temannya melotot.
Sementara Isabella sudah menatap Aisyah dengan tatapan tidak suka "Aku ke kelas duluan ya" ucapnya lalu pergi dari sana
"Lila nggak ikut?" tanya Rayyan
"Nggak, Lila mau lihat keadaan Aisyah kasihan dia" jawab Lila, lalu mereka masuk ke dalam ruangan UKS
"Van ini bekal lu, belum dibuka" ucap Dani lalu menyodorkan bekal milik Vandra
"Ko kalian tahu gue disini?" tanya Vandra lalu membuka kotak bekalnya
"Gimana nggak tahu kalau seisi kantin heboh ngomongin elu yang gandeng Aisyah" jawab Raka lalu duduk di bangku dekat Hilda
"Aisyah nggak apa apa kan?" tanya Lila mendekati Aisyah
"Ais nggak apa apa ko cuma lecet dikit aja" jawab Ais dengan senyum manisnya dan membuat Vandra terus menatapnya.
"Vandra makan aja dulu mumpung bel masuknya belum bunyi, nanti kalau bekalnya nggak di makan Fira marah" ucap Rayyan dan diangguki Vandra, tapi Vandra membagi dua bekalnya dan yang satu diserahkan pada Aisyah.
"Makan. kamu pasti lapar juga kan" perintah Vandra dan dituruti Aisyah karena dia takut Vandra marah
"Itu beneran teman kita kan?" bisik Dani pada Rayyan yang manyun karena dia saja tidak boleh memakan makanan Vandra
"Anjir si Vandra kayanya punya pawang baru" gumam Raka dan bisa di dengar Hilda
"Lu sehat Van?" tanya Sagara dan langsung di tatap sinis Vandra. Setelah selesai makan mereka memilih kembali ke kelas karena Aisyah juga tidak mau bolos.
....................
Vandra meminta Aisyah duduk di bangku Rayyan dan Dani pindah duduk dengan Raka di bangku sebelah Rayyan.
"Nggak lu suruh duduk sama lu aja Van?" tanya Sagara
"Lu mau pindah?" tanya Vandra balik
"Kalau lu mau duduk sama Aisyah ya gue pindah sama Rayyan" jawabnya tegas
"Nggak usah" jawab Vandra tegas
"Kenapa Emang?" tanya Sagara
"Ntar gue nggak fokus" jawab Vandra dan di angguki Sagara karena mengerti temannya ini pasti sedang kena sindrom jatuh cinta, entah kapan mulainya.
"Rayyan nggak keganggu kan Ais duduk di sini?" tanya Aisyah sedikit gugup karena belum pernah berinteraksi dengan Vandra dan sahabatnya
"Nggak apa apa ko, malah seneng nggak ada yang berisik" jawab Rayyan polos dan di dengar oleh Dani
"Awas lu ntar gue ambil bekalnya Lila besok" ancam Dani pada Rayyan
"Jangan dong kan itu punya Rayyan" ucap Rayyan cemberut dan membuat Raka puas melihat wajah takut Rayyan
"Ais kamu sekarang harus terbiasa dengan kami, karena sepertinya kita bakal sering sama sama" ucap Dani sambil melirik Vandra
"Sekarang teman ngumpul kita di kantin nambah satu" ucap Lila yang bangkunya berada di depan Dani dan Raka
"Iya tambah banyak lagi bekalnya" jawab Rayyan sambil membayangkan makanan
"Makanan aja di otak lu" ledek Dani mencebikkan bibirnya
"Biarin yang penting kenyang" jawab Rayyan polos
"Ini pak Bowo gak masuk ya, ko belum datang ngajar?" tanya Raka
"Kayanya sih iya, lumayan kita bisa ngobrol lama" jawab Dani bahagia
"Tadi kayanya jam pertama di kelas sebelah ada deh pak Bowo" ucap Isabella ikut berbicara
Tak lama seorang siswa masuk dan memberitahukan bahwa pak Bowo tidak bisa masuk karena ada urusan mendadak dan harus pulang.
"Mantap nih kelas kita bebas" ucap Dani tersenyum lebar
"Oh iya kemarin kan Bu Nani ngasih tugas kelompok ke kita" ucap Rayyan dan diangguki semuanya
"Kelompok kita udah ada delapan orang nih kan Aisyah udah masuk jadi mau kerjain di mana?" tanya Raka
"Di tempat Vandra aja gimana? disana kan ada gazebo lumayan luas di pinggir kolam ikan?" tanya Dani dan diangguki semuanya terutama Isabella
"Gimana Van?" tanya Sagara
"Boleh, besok kan hari Minggu" jawab Vandra "Tapi kalian datangnya sore aja, soalnya gue mau jalan jalan sama Safira" ucap Vandra lagi
"Iya deh miliknya Safira" ledek Dani dan Vandra tak peduli
"Tapi Safira marah nggak?" tanya Sagara
"Iya ntar dia ngamuk lagi hari minggunya sama Abang jadi berkurang" ucap Dani mengedipkan matanya dan mendapat tendangan dari Vandra
"Aww sakit anjir" ucap Dani meringis
"Besok gue ngomong sama Fira" ucap Vandra
"Safira lagi" batin Isabella
"Tapi alamat rumah Vandra dimana?" tanya Lila dan di angguki Isabella dan Aisyah
"Besok kita jemput kalian aja biar berangkat bareng gimana?" tawar Raka dan di angguki semuanya
"Aisyah nggak usah di jemput" ucap Vandra dingin dan membuat yang lain heran
"Emang kenapa?" tanya Dani
"Udah nurut aja sih" ucap Sagara yang tahu maksud Vandra
"Iya nggak apa apa nanti aku minta alamatnya aja ya" jawab Aisyah dengan senyum teduhnya
"Pantes lu suka dia" bisik Sagara dan mendapat tatapan tajam dari Vandra
"Lu suka sama Ais? tanya Vandra berbisik
"Nggak gue sukanya Safira" jawab Sagara tersenyum dan itu membuatnya terlihat lebih tampan
"Nggak gue restuin" ucap Vandra melotot
"Jangan gitu dong kakak ipar" ucap Sagara dan mendapat pukulan di kepalanya oleh Vandra
"Kalian kenapa sih?" tanya Dani heran melihat sahabatnya berbisik bisik dengan tatapan sengit
"Ini urusan keluarga" jawab Sagara yang masih menatap Vandra tajam
"Ohhhh" jawab Dani yang mengerti arah pembicaraan Sagara
.......................
Di tempat parkir saat bel pulang berbunyi
"Ayo gue antar kalian pulang biar bisa tahu alamat kalian" ucap Raka pada Isabella dan Lila
"Kalian udah bilang orang tua kalian kan gak usah di jemput?" tanya Dani
"Udah ko tadi udah telepon mommy" jawab Lila
"Aku juga sudah bilang mama" jawab Isabella
"Van, lu pulang bareng Rayyan lagi?" tanya Dani
"Rayyan pulang bareng gue" jawab Sagara "Yuk Yan" ajak Sagara dan di angguki Rayyan
"Rayyan duluan ya Lila" ucap Rayyan dan di angguki Lila sambil tersenyum
"Rayyan tenang aja adek Lila aman sama kakak Raka" ledek Dani sambil melambaikan tangannya pada Rayyan
"Kita duluan ya Van" ucap Raka menuju mobilnya dan diikuti Lila dan Isabella
"Hmm" ucap Vandra
Sekarang hanya tinggal Vandra, Aisyah dan Dani disana "Dimana alamat kamu?" tanya Vandra pada Aisyah
"Hah?" ucap Aisyah "Nanti Ais kirim lewat WhatsApp" jawab Aisyah
"Mending lu antar pulang aja Van" ucap Dani menggoda Vandra
"Kamu mau di antar pulang?" tanya Vandra dingin dan membuat Dani tepuk jidat
"Kenapa kamu tanya Vandranya Fira" kesal Dani "ihh gue geregetan deh Ama lu" ucapnya lagi "udah ah gue mending pulang aja, bisa naik darah gue lihat lu kayak gini" kesalnya lalu pergi menuju motornya
"Ayo aku antar pulang" ucap Vandra
"Nggak usah aku pulang sendiri aja" tolak Aisyah
"Besok kan kita kerja kelompok, gimana aku jemputnya kalau nggak tahu rumah kamu" ucap Vandra dan membuat Aisyah mengerjapkan matanya kaget
"Ehh bukannya nanti di kirim ya alamat rumahnya Vandra?" tanya Aisyah
"Besok aku jemput sekalian ajak Fira jalan jalan" jawab Vandra dan langsung menarik tangan Aisyah
Di dalam mobil hanya hening tak ada yang bicara, pak Jamal yang kaget karena sebelumnya Vandra tak pernah mengajak seorang gadis selain Safira menaiki mobilnya juga memilih diam.
"Di sana kita belok kiri yak pak rumah saya yang deretan ketiga di kiri" ucap Aisyah menjelaskan
"Baik neng" jawab pak Jamal
Ternyata rumah Aisyah tidak terlalu jauh dari rumah Vandra dan itu membuat Vandra senang.
"Terima kasih ya Vandra sama pak Jamal sudah mengantar Ais pulang" ucap Aisyah berterima kasih lalu turun dari mobil
"Besok jam delapan aku jemput" ucap Vandra menengok di jendela mobilnya
"Bukannya sore ya kerja kelompoknya?" tanya Aisyah heran
"Siap siap aja besok" ucap Vandra tegas dengan tatapan datar dan di angguki Aisyah takut.
saingan. berat sagata
vandra atau siap ya js Ppenasaran
mdh2an bab selanjutnya Safira happy ya KA
kasihan masih kecil Uda ditinggal SM kedua orang tua nya
untung aja d titipin SM Hendra anaknya buat jadi adiknya Vandra
lanjut ka