NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:83.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Johanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Johanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Johanna dijual kepada lelaki hidung belang dan memaksanya harus menikah. Siapakah lelaki yang rela membeli Hanna dengan bayaran sangat tinggi. Apakah kehidupan Hanna berubah setelah itu?

ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APA YANG TERJADI?

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

"Kau mau aku pecat? Sekarang kita pulang, jangan buat pak direktur bertambah marah." ucap Betran mendorong tubuh Hanna agar menjauh dari ruangan general manager itu. Namun, Hanna menolak.

"Apa yang kau lakukan?"

"Mengajakmu pergi!" ucap Betran dengan tegas. Ia terus melihat ke arah pintu. Sebelum pak direktur keluar dari sana, Ia harus membawa Hanna pergi.

"Aku sudah bilang, mau bicara dengan pak direktur. Awas! Jangan menghalangiku." Hanna sudah mulai tampak kesal.

"Bisa panjang ceritanya, kau tidak tahu seperti apa pak direktur, beliau beda dengan pak direktur sebelumnya." Bisik Betran, ia mencoba membujuk Hanna. Ia begitu keras kepala dan susah juga dihadapi.

Hanna tetap tidak menggubris perkataan Betran. Dia tetap ingin bertemu dengan pak direktur. Saat perdebatan itu belum selesai. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Hanna dan Betran belum menyadarinya.

Levi hanya diam dan terus mendengar perdebatan dua karyawan anak cabang itu. Kunjungan kerjanya hari ini menurutnya kacau. Dari permasalahan perusahaan yang tiada habisnya, laporan kurang lengkap lah dan di tambah karyawannya berdebat di depan matanya. Apakah selama ini karyawan anak cabang seperti ini? Jika memang benar, pantas saja anak perusahaan ini, tidak berkembang dengan baik. Karyawan disini tidak memiliki ciri karyawan yang berkualitas.

Levi mendengus kesal, ia bahkan mengeraskan rahangnya. Setiap karyawan tidak hanya memiliki tanggung jawab pada pekerjaannya dan memiliki kualitas terbaik saja, namun harus ada sopan dan beretika juga. Levi memicingkan matanya menatap wanita itu.

"Apa yang kalian lakukan?"

Deg!

Hanna dan Betran reflek membalikkan badannya saat mendengar suara bariton lelaki dari arah belakang mereka. Posisinya begitu santai sambil memasukkan kedua tangannya ke kantong celana. Sementara pak Rayhan tidak keluar dari ruangannya.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Levi mengulang pertanyaan yang sama.

"Maaf...."

Belum juga Betran selesai melanjutkan kalimatnya, Hanna sudah maju dua langkah menghadap lelaki yang sejak tadi mengganggu pikirannya.

"Aku ingin bicara dengan pak direktur." ucap Hanna dengan mantap.

"Bukankah semua sudah jelas...." Levi menggantung kalimatnya. Matanya melirik ke arah tanda pengenal Hanna yang menggantung di lehernya. "Hanna kate." lanjutnya.

"Ini bukan masalah pekerjaan pak."

Levi mengernyit. "Kalau bukan masalah pekerjaan, lalu apa?"

"Kau tidak mengenalku?"

Mata Betran membulat sempurna saat Hanna mengatai pak direktur "Kau"

"Hanna...." Betran menggeram. Suaranya begitu pelan agar pak direktur tidak mendengarnya. Astaga...Mimpi apa dia tadi malam? hari ini tidak berjalan seperti yang ia harapkan. Betran sangat tahu jika direktur tidak suka hal seperti ini. Ia hanya bisa menatap direktur yang diam tanpa ekspresi, sangat sulit untuk menebaknya. Apakah direktur marah saat Hanna menyebut kau?

Levi menarik napasnya dengan berat lalu berkata. "Apa maksudmu?"

Hanna memejamkan matanya sesaat, lalu menatap Levi. "Kau sungguh-sungguh tidak mengenaliku?"

"Aku tidak mengenalmu. Jangan mencoba mengalihkan perhatian ku untuk menutupi kesalahanmu. Kau harus bertanggung-jawab dengan hasil kerjamu." Ucap Levi tidak suka. Ia melangkah meninggalkan Hanna. Namun sebelum itu terjadi, Hanna mencegatnya.

"Bukankah kau Levi George yang pernah sekolah di St Louis?"

Levi menghentikan langkahnya, ia membalikkan badannya dan menatap Hanna dengan tajam. "Aku sudah bilang tidak mengenalmu."

"Sungguh kau tidak mengenalku? bagaimana dengan janjimu di taman tengah kota, apakah kau datang menungguku?"

"Astaga apa lagi ini? kenapa kamu berani membentak pak direktur Hanna." Batin Betran. Wajahnya meringis hampir mau menangis. Ia merutuki keberanian Hanna. "Apa dia tidak takut di pecat? aku bahkan berulang kali mengingatkannya, jika sifat dari pak direktur ini sangat berbeda dari direktur sebelumnya." Wajah Betran memelas pasrah, ia sendiri tidak akan bisa membantunya jika Hanna dipecat.

Levi hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Hanna. Sementara Hanna semakin berani, ia kembali berucap. "Aku yakin kau datang ke taman itu Levi. Kau....."

Betran tiba-tiba membekap mulut Hanna sebelum selesai melanjutkan Kalimatnya. Ini tidak bisa dibiarkan. Hanna sudah semakin gila.

"Mmmmmppppp....." Hanna meronta, berusaha melepaskan tangan Betran dari mulutnya.

"Maaf pak, kami harus pergi!" Ucap Betran dengan cepat. Ia membawa Hanna dengan posisi mulut masih dibekap.

Levi hanya diam terpaku di sana. Ia terus memperhatikan kepergian Hanna dan Betran.

"Aku tunggu kau di taman tengah kota jam 7 malam. Kau harus datang!"

Levi tiba-tiba mencengkram kepalanya saat selintas beberapa kejadian mencuat di dalam otaknya.

"Arggghh!"

🔹🔹🔹🔹🔹

Hanna menghentakkan kakinya saat berjalan keluar dari gedung tinggi itu. Ia berjalan meninggalkan Betran yang terus mengikutinya.

"Hanna.... tunggu!" Betran melangkah panjang mengejar Hanna. Hanna tak menghiraukan panggilan dari Betran. Ia kesal melihat Betran yang menghalanginya berbicara dengan pak direktur.

"Hanna, apa kau marah?" Betran mengimbangi langkah Hanna agar sejajar.

"Menurutmu bagaimana pak Betran?"

"Siapa yang tidak kaget saat melihat Hanna Kate berbicara 'kau' kepada pak direktur. Kau tidak tahu seperti apa pak direktur. Aku tidak mau masalah ini bertambah buruk. Sudahlah pekerjaanmu mendapat teguran. Tentu aku harus menyadarkanmu."

Hanna berhenti tepat di taman kantor Diamond. Ia melemparkan tatapan tajamnya kepada Betran. "Kau pikir aku gila melakukan hal itu, semua itu aku lakukan karena aku penasaran Betran."

Hanna duduk yang diikuti Betran. "Kenapa kau begitu penasaran dengan pak direktur?" tanya Betran menatap manik mata Hanna.

Hanna mendesah sambil menundukkan kepalanya. "Karena aku mengenalnya." Perkataan Hanna begitu lembut dan tenang.

GLEK!

Betran menatap Hanna. "Kau mengenal pak direktur?"

"Hmmm. Aku mengenalnya. Tapi yang menjadi pertanyaanku sekarang, kenapa pak direktur tidak mengenalku?" Ucap Hanna menatap lurus tanpa memandang ke arah Betran.

Betran tidak menjawab, ia diam dan terus menatap Hanna. Hanna terlihat sedih di sana.

"Apa yang terjadi denganmu Levi? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau tidak mengingatku. Apa yang terjadi dengan lima tahun yang lalu?" Batin Hanna. Pikirannya berkecamuk saat ini. Kenapa hatinya begitu sedih saat Levi tidak mengingatnya. Hanna tahu seperti apa Levi. Levi yang selalu mengikutinya dalam diam, bertanya kepada teman dekatnya jika ia terlambat datang dan selalu memberikan perhatian lewat makanan yang selalu dititipkan kepada temannya. Semua Hanna tahu.

Hanna mengusap wajahnya dengan kasar. Ia menatap Betran yang hanya diam di sana.

"Apa kau mengetahui sesuatu Betran? Apa terjadi sesuatu kepada pak direktur yang tidak aku ketahui?" Mata Hanna berkaca-kaca. Semua kebaikan Levi saat mereka duduk di bangku sekolah berputar-putar di otaknya.

Betran diam seperti berpikir di sana. Ia sudah enam tahun bekerja di perusahaan Diamond. Betran mengembuskan napas singkat. Ia menatap Hanna. "Aku pernah mendengar anak pak direktur kecelakaan."

"A-apa?" Wajah Hanna berubah. "Ke-kecelakaan?" ucapnya dengan ekspresi terkejut.

"Tapi aku tidak tahu anaknya yang mana. Kabar itu cepat tersebar saat pak direktur sedang kunjungan kerja di anak perusahaan. Kalau tidak salah, anaknya koma selama dua bulan."

Wajah Hanna tercengang. Sudut matanya mengerut. "Dua bulan?"

Betran mengangguk. "Setelah anaknya benar-benar sembuh, pak direktur mengadakan pesta besar atas kesembuhan anaknya. Dia juga mengundang pak Reyhan untuk menghadiri acara itu."

Mata Hanna berkaca-kaca mengedip pelan. Ia hanya membuka mulutnya tanpa mengeluarkan suara. Hatinya pedih saat mendengar semua itu. Dadanya ikut sesak. Dia yakin anak pak direktur yang kecelakaan itu adalah Levi.

BERSAMBUNG

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
🎄Claudya🎄
up
up
up
up
🎄Claudya🎄
keren thor aku suka bangett jalan ceritanya
Magdalena💨
semangat thor
Magdalena💨
yeeee akhirnya pindah juga
🌠Yona Yona🌠
Semangat Hanna, jangan kawatir tentang Levi😀😀😀
Cheryl Emery
Semangat Hanna, kau pasti bisa.....
Cheryl Emery
kasihan Hanna , pikirannya selalu tertuju ke Levi😃
✨Margareth💫
kau pasti bisa menaklukkan levi
✨Margareth💫
semangat Hanna
Magdalena💨
semangat thor cantik
good bless you
Magdalena💨
author terbaik dah
Magdalena💨
aku suka
Magdalena💨
keren thor
🎄Claudya🎄
semangat
🎄Claudya🎄
keren thor
🎄Claudya🎄
mantap thor semangat ya thor
🎄Claudya🎄
kira kira Hanna bisa gak ya dikasih waktu selama tiga bulan
Mona Seila ☑️
lanjut
Mona Seila ☑️
tambah seru Thor 🥰😂
✨Margareth💫
Terima kasih Author cantik 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!