NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-7

Matahari pagi bersinar dari upuk timur, cahanya masuk ke celah celah gorden kamar yang di tempati Jasmin dan putranya, gorden nya terbuka otomatis saat cahaya matahari mulai masuk ke arah jendela.

Jasmin terbangun dari tidurnya melihat jam Beker di atas nakas tepat di samping tempat tidur nya, jam menunjukkan pukul 8 pagi hari, Jasmin yang belum terbiasa tinggal di tempat mewah merasa sangat kesulitan untuk tidur di malam hari, sehingga ia baru tertidur tepat setelah solat subuh tadi.

Kaki mungilnya turun dari ranjang menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya.

Kaki kecilnya melangkah masuk ke dalam bilik kamar mandi, melempar seluruh pakaiannya ke dalam ranjang pakaian kotor di dekat pintu, lalu berjalan menghidupkan shower untuk membasahi seluruh tubuhnya.

Setelah tubuhnya basah, ia mengambil sabun untuk membasuh tubuhnya, tak lupa ia ia pun memakai sampo untuk membersihkan rambut kepalanya, setelah memakai sabun dan sampo, ia berjalan ke arah wastafel gosok gigi untuk mengambil sikat gigi dan face wash miliknya. Meski tersedia tempat untuk menggosok gigi dan mencuci wajah di sana, Jasmin memilih duduk membersihkan gigi dan wajahnya di bawah shower, tepat di atas keramik yang entah fungsinya untuk apa.

Bukannya tidak mau membersihkan gigi dan wajahnya di wastafel, tapi apalah daya Jasmin yang tinggi badannya hanya 145 cm, tentu itu adalah penyiksaan halus percuma, ia tidak bisa membersihkan wajahnya sembari berkaca.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Jasmin segera keluar, untuk memakai baju sehari harinya, sembari menunggu Azzam terbangun ia buru buru pergi ke dapur untuk memasak sarapan untuknya dan sang putra.

Apartemen yang menurut nya cukup luas dan pastinya sangat mewah ternyata tidak membuat Jasmin tampak lebih bahagia, ia yang terbiasa setiap hari bekerja, bertemu teman nya dan keluarganya kini harus berdiam diri di dalam apartemen brsama putranya saja.

Ia yang biasanya pecicilan kini tak ada yang bisa ia ajak berbicara, sedangkan putranya yang baru berusia tiga tahun hanya bisa di ajak mengobrol singkat saja, tidak seperti teman-teman nya.

Baru saja dua hari tinggal di apartemen ini Jasmin sudah merasa bosan.

Ting tong.....

Suara bel pintu berbunyi, Jasmin yang telah selesai dengan masaknya, membuka pintu rumah untuk melihat siapa yang datang.

Di lihatnya ternyata Andreas datang bersama dua orang laki laki lainnya dan seorang wanita muda yang usianya sekitar 30 tahunan.

"Ada apa pak?" tanya Jasmin pada Andreas yang masih berdiri di depan pintu.

"Perkenalkan Bu, ini namanya Roni, Rendi, dan Rani yang akan menjaga anda di rumah..."

Jasmin hanya mengangguk tanda jika ia mengerti.

"Masuk dulu pak..." ajak Jasmin pada Andreas.

"Maaf Bu saya langsung ke kantor ajah, soalnya tugas saya sama bapak numpuk...."

"Kalo tidak ada pertanyaan lain saya permisi..."

Jasmin pun mengangguk kembali, setelah Andreas pergi, Jasmin mengajak 3 orang tersebut untuk masuk ke dalam rumahnya.

Akan tetapi, Roni dan Rendi menolak untuk masuk karena ia di tugaskan untuk menjaganya di luar pintu rumah.

"Kenapa memang? Apakah situasi nya sedarurat itu sehingga harus memakai pengawalan yang ketat?" tanya Jasmin.

Namun tak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan Jasmin, tentu saja Jasmin tahu alasan mereka tak menjawab pertanyaan, 'Kesetiaan' ia sudah sering menonton drama drama yang di dalamnya terdapat adegan seperti ini.

"Tapi tahu gak sih Ron, di drama itu memang para bodyguard nungguin nya depan rumah..."

"Tapi sebenarnya itu tuh bikin musuh semakin mudah mendeteksi pekerjaan yang lagi di kerjain Bapak... Bisa di lihat dari gerakan bapak yang melindungi istri barunya...." ujar Jasmin, padahal sebenarnya ia tak mau jika Roni dan Rendi berjaga di depan rumah, baginya terlalu berlebihan, lagipula musuh mana yang mau menyerang nya, dan tidak da gunanya jika sang musuh mengincarnya, mau di gunakan sandera Bagas pasti masa bodo, jadi tidak ada penting nya jika harus menjaganya dengan pengawalan ketat.

"Benar juga yah..." ucap Roni dan Rendi.

"Yaiyah, kalo mau ngelindungin tuh harus natural, agar kita tuh tahu mana teman dan musuh.. Kalo terlalu terlihat jika kalian melindungi saya, bukankah musuh akan berpura pura menjadi teman terdekat saya untuk menyerang bapak?" ujar Jasmin meng kompor kompori agar mereka bertiga bersikap seperti temannya saja tidak seperti ajudannya.

Bundaaaaaaaaaaaaaaaa

Suara Azzam berteriak dari kamar, Jasmin pun menyuruh semua orang masuk dulu, dan ia berlari dengan cepat masuk ke dalam kamar menghampiri sang putra yang sudah menangis mencarinya.

"Kenapa sayang? Ini bunda ada, tadi bunda lagi masakkk...." ujar Jasmin memeluk putranya agar membuatnya tenang dan berhenti menangis.

Setelah berhenti menangis, Jasmin segera membawa sang putra ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh putranya. Tanpa menunggu lama setelah selesai mandi, ia Menganti baju Azzam dan mendadaninya, setelah semuanya selesai, ia keluar dari kamar dan melihat 3 orang tadi masih berdiri di ruang tamu tanpa duduk, padahal di sana terdapat sofa panjang yang cukup untuk mereka bertiga duduki.

"Duduk ajah, jangan terlalu formal...." ujar Jasmin

"Ayok sini makan..." ajaknya mengajak mereka untuk makan di kursi makannya.

"Untung kursinya 4 jadi cukup untuk makan bersama..." ucap Jasmin mendudukkan bokong nya ke kursi sembari mengajak semuanya untuk ikut makan.

Sedangkan putranya duduk di baby chair khusus anak kecil.

Dengan terpaksa, Roni, Rendi dan Rani pun ikut duduk dan sarapan bersama istri atasannya.

"Sebenarnya kalian tuh adik kakak, sodara atau gimana? Kok namanya kayak sepaket gitu?" tanya Jasmin membuka obrolan, sekaligus ia menuntaskan rasa penasarannya sedari tadi.

"Saya sama Rani adik kakak, sedangkan Rendi adalah teman seangkatan saya di perusahaan..." jawab Roni.

"Oh gitu, saya kira kalian bertiga adik kakak, soalnya namanya Roni Rendi dan Rani kayak sepaket gituuhhhh, siapa tahu Rendi sama Rani sejodoh, gpp kan Ron...." belum apa apa, belum kenal atau apapun Jasmin sudah mau menjadi Mak comblang saja.

"Kenapa? Gak masalah kan?" tanya Jasmin datar, saat Roni tiba tiba saja berhenti memakan sarapan nasi goreng buatannya.

"Mudah mudahan sama yang lain... Soalnya masih banyak lelaki lain yang jauh lebih baik untuk adik saya...." jawab Roni dengan bibir yang melebar di buat buat agar terlihat tersenyum.

Ekhemmmmmn

Jasmin berdehem untuk merilekskan tubuhnya, tangannya menggapai air minum yang berada tepat di depannya, meminumnya perlahan sebelum melanjutkan ucapan nya lagi.

"Maaf, saya gak mau merusak hari pertama kalian..."

"Nanti siang boleh temenin saya belanja gak, saya gak punya baju, soalnya kemarin pas ke sini saya sama Azzam cuman bawa baju SE tas ajah...." ucap Jasmin lagi.

"Sekalian kita beli buat kalian, biar gak pake baju hitam putih kayak gitu, keliatan banget kalo kalian bodyguard saya...." ucap Jasmin.

Setelah selesai makan, Jasmin mengajak mereka bertiga untuk mengantar nya membeli barang barang yang iya perlukan.

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!