NovelToon NovelToon
Beloved Idol

Beloved Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romansa
Popularitas:70k
Nilai: 5
Nama Author: Suci Aulia

Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?

Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.

Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasar Malem

Penjelasan Laura masih terngiang-ngiang di kepalanya, padahal itu sudah beberapa puluh menit yang lalu. Susah memang jadi perempuan. Kalau gak nanya penasaran, giliran tau jawabannya malah sakit hati.

Okta menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Dia duduk sendirian di Ruang Tengah setelah Laura pamit harus les musik. Sedangkan penghuni rumah yang lain sedang menghilang entah kemana. Dia borring, menunggu Vano mandi ternyata lebih membosankan dari menunggu Milo yang tiba-tiba kepengen pup di malam hari.

Ngomongin Milo, dia jadi kangen. Sudah 2 hari dia tidak bertemu dengan anak angkatnya itu. Apa balitanya sudah makan dengan baik?, rambutnya sudah disisir dengan baik apa tidak?, dia akan bertanya pada pengurus anjingnya nanti.

"Katanya bentar, ini mandinya udah ngalah-ngalahin perawan mau first date!!" perempuan itu kembali mencebik kesal. Ini sudah 55 menit dia menunggu, tapi Vano belum turun juga.

Baru saja mulutnya mingkem, akhirnya yang ditunggu-tunggu turun juga. Tapi penampilan Vano benar-benar membuat Okta cengo. Laki-laki itu memakai baju layaknya akan pergi ke sebuah variety show. Baju lengan panjang lengkap dengan tudung dan masker.

"Van kita cuma mau jalan-jalan, enggak mau syuting" perempuan itu kontan menyemprot Vano dengan kritikan.

"Yee lo pikir entar kalo di jalan fans gue ada yang ngenalin gue gimana?. Lo mau diuber-uber kayak maling?" Vano membalas dengan kesal. Ada benarnya juga. Males banget dia kalau harus lari apalagi dalam kondisi hamil seperti ini.

"Yaudah deh terserah lo, yang penting jalan-jalan"

Adegan selanjutnya Vano cuma bisa terima nasib menjadi supir Okta seharian. Dia pikir jalan-jalan yang dimaksud Okta tidak akan jauh dari Mall, Cafe, atau tempat nongkrong lainnya. Ternyata dia salah. Perempuan itu malah mengajaknya ke daerah-daerah terpencil yang pastinya butuh waktu lumayan lama untuk berkendara.

"Kita kesini mau ngapain sih?" Vano tidak habis pikir. Mereka berangkat dari rumah pukul 09.00, lalu mampir ke tempat-tempat seperti kedai es kelapa muda pinggir jalan, kedai penjual sosis bakar, penjual gelang pinggir jalan dan masih banyak lagi. Dan kini waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, waktu yang biasa Vano gunakan untuk tidur.

"Nahhh, pertigaan itu belok kiri" bukannya menjawab, Okta malah memberi arahan supaya belok. Vano tidak ada pilihan lain selain menurut. Mobil sportnya berbelok dan masuk ke dalam area tanah lapang yang dipenuhi wahana permainan dan penjual kaki lima.

"Pasar malem?" Vano bertanya saat mereka sudah turun dari mobil. Kepalanya menoleh ke samping, tepat kearah Okta yang sedang tersenyum lebar menatap pemandangan di depannya. Cantik.

"Iya, bagus kan?"

Benar-benar aneh, Okta sanhat berbeda dengan Kiara menurut pandangan Vano. Kalau Kiara lebih menyukai tempat-tempat high class, maka Okta sebaliknya. Terlepas dari profesinya yang menjadi seorang pramugari dan pastinya sering berkeliling dunia, Okta tidak melupakan jati dirinya sebagai perempuan sederhana. Bahkan hanya dengan melihat pasar malam seperti ini saja dia sudah sangat senang.

"Ayo!!" Okta mengajaknya untuk masuk, ikut berbaur dengan orang-orang yang juga menikmati acara musiman itu. Vano tanpa sadar menggandeng tangan Okta, membuat perempuan itu menoleh kearahnya dengan wajah bingung.

"Jangan jauh-jauh, nanti lo jatuh" ucap Vano kalem. Okta tersenyum makin lebar. Perempuan itu mengeratkan genggaman tangannya pada Vano. Merasakan hangatnya kulit laki-laki itu untuk menghalau udara dingin di langit yang mulai gelap.

Di malam seperti ini, lampu-lampu dari kedai pedagang dan wahana bermain membuat tempat itu nampak berwarna. Keramaian dan kehangatan yang tercipta membuat Vano mulai merasa nyaman.

"Maskernya dilepas aja"

"Hah?" suara bising dari alat musik menjual kaset membuat Vano kurang bisa mendengar apa yang Okta katakan. Perempuan itu mendengus, kuling Vano memang kadang gak tau diri. Dia lalu maju selangkah, membuat wajahnya dan Vano menjadi berada dalam satu garis lurus, mengingat kalau tinggi badan mereka terpaut tidak terlalu jauh.

Tanpa permisi, Okta melepaskan masker Vano tanpa mengalihkan tatapannya dari bola mata laki-laki itu. Bola mata cokelat gelap yang bersinar, semua orang mengakui kalau dia punya mata yang indah.

"Maskernya dilepas aja. Ini daerah pedesaan, diantara mereka jarang yang punya hp apalagi sosmed. Jadi enjoy aja" ucap Okta memberi pengertian sekaligus menyadarkan Vano dari lamunannya.

Laki-laki itu berdehem ringan, tak lupa sedikit menelan ludah karena kata orang apapun makanannya, minumnya tetap ludah sendiri.

"Thanks" dia menyahut pelan, dan entah perempuan itu mendengar atau tidak.

"Van ayo naik bianglala!!" ajak Okta sembari menunjuk sebuah bianglala raksasa yang beroutar dengan kecepatan lambat.

Vano melihat kearah antrean tiket yang lumayan panjang. Jujur dia bukan orang yang betah disuruh mengantri. Tapi dia juga tidak tega kalau senyum tulus Okta harus luntur hanya karena tidak bisa naik bianglala.

"Gue antri tiket dulu. Lo tunggu disana, jangan kemana-mana!" Vano akhirnya mengalah. Dia ikut antri tiket setelah menyuruh Okta menunggu di bangku panjang dekat penjual gulali. Sebelum dia pergi, dia sempat membelikan Okta gulali untuk teman menunggu. Vano tau Okta pasti akan bosan kalau menunggu sendirian.

Butuh waktu sekitar 20 menit untuknya mendapatkan 2 lembar tiket masuk bianglala. Ini adalah kali pertama seorang Geovano rela mengantri di pasar malam demi untuk seorang perempuan.

.

.

.

Mungkin benar kata orang, kebahagian tidak selalu berasal dari kemewahan. Cukup merasa tenang, damai, sambil menatap bintang di langit pun itu sudah menjadi bagian dari bahagia.

Dan itu yang dirasakan Okta. Malam ini dia cukup bahagian bisa menikmati keindahan malam bersama seorang artis yang dulu dia idolakan. Siapa sangka kalau artis itu kini malah menjadi suaminya, bahkan ayah dari anak yang dia kandung.

Bianglala berjalan perlahan menuju puncak, mempertontonkan gemerlap lampu-lampu dari ketinggian sana. Okta tersenyum lebar. Perempuan itu menyenderkan kepalanya di bahu Vano tanpa malu, sekalian modus. Vano menoleh kearahnya, tapi dia tidak menghindar.

"Nemplok mulu kayak cicak" laki-laki itu mencibir, tapi Okta malah acuh. Dia malah asik melihat bintang, mumpung mereka berada di ketinggian.

"Van lo tau gak, dulu pas SD cita-cita gue tuh bukan jadi pramugari" dia berceletuk untuk membuka pembicaraan. Sambil sesekali mengarahkan tangannya ke langit untuk menghitung bintang.

"Pasti dulu cita-cita lo pengen jadi penyanyi dangdut" Vano menjawab asal. Dia menguap kecil, angin yang berhembus dari situ membuatnya sedikit mengantuk.

"Ngawur!!" Okta memukul bahunya, "Gue dulu kepengen banget jadi peri. Biar bisa terbang"

"Sinting!!" laki-laki itu mencibir pelan, tapi masih bisa didengar Okta yang posisinya sedang menyender. Dia mencebik kesal.

"Terus gara-gara lo gak bisa jadi peri, akhirnya lo kepengen jadi pramugari biar bisa tetep berasa terbang ya kan. Isi otak lo emang gak jauh dari kegeblekan!!"

Pedes banget ngomongnya, tapi Okta tidak mengelak karena memang benar. Sekonyol itu pemikirannya dulu. Tapi kalau tidak jadi pramugari, mana mungkin dia bisa menikah dengan Vano.

"Van..." Okta memanggil lagi.

"Hmmm?"

"Lo percaya gak filosofi bahwa bintang-bintang adalah jalan menuju keabadian?" tanyanya.

"Gue lebih percaya filosofi kalo bintang adalah gambaran cinta" cowok itu menjawab.

Vano menerawang ke masa lalu, saat dimana dia menikmati waktu seperti malam ini tapi dengan orang yang berbeda. Ya, Kiara. Saat itu mereka masih berumur 21 tahun, Vano mengajak Kiara ke sebuah bukit. Tempat yang sulit ditemukan oleh wartawan.

Malam itu adalah malam anniversary pacaran mereka yang ke 1 tahun setelah sekian lama friendzone. Mereka sudah bersahabat selama 10 tahun, dan baru tahun kemarin Kiara mau menerimanya sebagai pacar. Vano tentu tidak mau menyia-nyiakan momen penting mereka.

Cowok itu mendekor sebuah bukit dengan dekorasi yang elegan, dia berhasil membuat pacarnya terkesima. Vano memang terkenal romantis dan sangat hangat kepada orang yang dia cintai. Kiara termasuk perempuan yang sangat beruntung.

Saat itu langit dipenuhi oleh bintang yang ikut menyaksikan kebersamaan mereka. Kiara menyandarkan kepalanya di dada Vano, sambil sesekali menyuapi cowok itu dengan keripik kentang kesukaannya.

"Van, tadi aku baca filosofi bagus banget tentang bintang"

Vano tersenyum hangat, tangannya bergerak untuk menyelipkan rambut kiara yang berantakan ke belakang telinga. Melihat perempuan itu bercerita panjang lebar adalah kesenangan tersendiri untuk Vano.

"*Emang apa?"

"Bintang itu adalah gambaran cinta" Kiara menjawab, sambil menatap Vano lekat-lekat. Bola mata perempuan itu bersinar di redupnya cahaya malam. Bibir tipisnya menyunggingkan senyuman manis. Senyuman terindah yang pernah Vano lihat.

"Kalo bintang adalah cinta, maka aku akan memberikan langit" sahutnya*.

.

.

Kalimat itu kembali terucap tanpa sadar, membuat suasana jadi salah kaprah. Vano kontan mengalihkan pandangannya kearah lain, dia tau Okta pasti salah paham.

Disisi lain, Okta juga ikut mengalihkan pandangan. Perempuan itu sedang berusaha menetralkan detak jantungnya. Dia bertanya dalam hati, apa maksud Vano bicara seperti itu. Baru juga dia mau bertanya, bianglala sudah mencapai putaran akhir dan mereka harus turun. Vano langsung turun duluan.

"Buruan turun, jangan kayak bocil" cowok itu memberinya seruan, membuat Okta mau tak mau mengikuti langkahnya.

Mereka berjalan di tengah keramaian. Tidak ada gandengan tangan lagi, mendadak suasana menjadi canggung. Okta menoleh kearah Vano yang fokus melihat depan, hingga tanpa sadar seorang anak kecil menabrak tubuhnya sampai nyaris jatuh. Vano yang menyadari itu pun langsung balik badan, menangkap Okta dengan sebelah tangannya.

Waktu seolah berhenti, di posisi seperti ini Okta dapat melihat wajah Vano dengan sangat jelas. Wajah pahatan dewa yang bernilai ratusan juta tiap jepretannya itu kini sudah berada di depan mata. Dan entah mendapat ide darimana, Okta malah mengucapkan kalimat konyol yang mungkin akan dia sesali seumur hidup.

"Van, kalo bintang itu gambaran cinta, coba cium gue di bawah ribuan bintang"

**RIP RASA MALU😭

...****************...

Vano**

(**tampilan Vano pas liat pasar malem😭)

Okta**

...Yuk like yukkkk, jan lupa komen dan share semuaaaa. Terima kasih:)...

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga ini awal yang baik buat kalian berdua dan gunakan lah sebaik mungkin biar ga ada dusta diantara kalian 🤭!!!!!!
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
akan kah Okta ngasih kesempatan kedua buat vano
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
kenapa harus pura² pdhl gak enak lho.....
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
pertemuan yang mengharukan antara vano dan okta
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
papamu aja bisa menemukan Okta,,,
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
seharusnya km sadar apa yg salah dari dirimu vano,,knp Okta memilih pergi darimu
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
hilang tanpa jejak tuh si okta
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yg bilang dekil itu tanda nya sirik🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
prnh ngerasain juga sih pas putus eh malah masih sayang🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
astaga berak nanggung tinggal sebiji wkwkwk ngakak weeh
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
inilah karma untuk Vano
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
semakin ada kemajuan nih di hubungan Alex dan Okta.
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴: Alex dan Kiara
total 1 replies
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Sedih banget... masih sempat²nya pas mau pergi Okta masih ngingat Vano.
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
astagah.... 😳😳😳
bener itu amp hamidun🤔
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
whaa... jd buruan paparazzi
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kl ga ada rasa cocok gmn mo tertarik 🙈
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
makanya cari ayank biar ada yang bangunin🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
mungkin irfan gak bisa move on tuh makanya terus gangguin kamu
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
ya bilang aja baik baik biar bisa bekerja lebih baik lagi sebelum pecat wkwkwk
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Aku kok jd kasihan juga yah sama Vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!