Novel keenam❤️
Tanpa kabar dan berpamitan, Lyra, tiba-tiba ditinggalkan kedua orang tua angkatnya yang membuatnya tak memiliki tempat tinggal dan sepeserpun uang untuk melanjutkan hidupnya di kota besar. Akibatnya ia juga terancam tak bisa melanjutkan kuliahnya yang tinggal beberapa bulan lagi.
Saat pikirannya buntu tak tahu harus bagaimana, sebuah solusi datang kepadanya. Karena tak punya pilihan lain, Lyra terpaksa mengambil jalan pintas itu. Jalan pintas yang mempertemukannya dengan seorang pria kaya raya bernama Zach.
Setelah menghabiskan satu malam yang panas bersama Lyra, Zach seakan tak bisa lepas dari pesona seorang Lyra. Sang konglomerat yang masih memiliki istri dan juga seorang anak perempuan itu pun menjadikan Lyra sebagai wanita rahasianya.
Bagaimana kisahnya? Apakah Zach hanya menjadikan Lyra gadis pemuas untuknya, ataukah pada akhirnya Lyra akan menjadi istri sah dari Zachery Khaled Ivander?
Unofficial Sound Track: Usher-Daddy's Home
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Lambat Laun
Zachery sampai terdiam saking terperangahnya ia dengan sikap Lyra. Seketika Lyra duduk dengan tegaknya menghadap Zachery, ia menyesal telah tanpa sadar menolak Zachery untuk melayaninya. "Maafkan saya, Daddy," sahut Lyra seraya menunduk dengan wajah panik dan penuh sesal.
Siapa dia bisa menolak Zachery dengan kata-kata setegas itu? Batin Lyra.
"Kamu membuatku terkejut, Baby." Zachery malah tersenyum gemas. "Ini pertama kalinya kamu marah padaku. Selama ini kamu selalu patuh dan menjaga sikapmu." Tangannya meraih kancing kemeja yang Lyra kenakan dan membukanya satu per satu.
"Maafkan saya, Daddy," ulang Lyra. Kini ia pasrah tak melakukan apapun, walaupun dalam hati ia masih merasa sangat kesal. Lyra benar-benar sedang tidak mood untuk melakukannya.
Kini kancing kemeja yang Lyra kenakan sudah terbuka sepenuhnya. Jari-jari Zachery mulai menyentuh bibir dan leher Lyra dan mengusapnya pelan, membuat Lyra kembali meloloskan de s ahan dari bibirnya. Ibu jari Zachery terus turun ke bawah dan bermain di puncak milik Lyra yang sudah mengeras.
"Jika kamu semudah ini bereaksi bahkan hanya dengan jari-jariku, kenapa tadi kamu mengatakan tidak mau?" tanya Zachery di tengah-tengah dirinya yang menikmati reaksi Lyra yang begitu sensitif terhadap sentuhannya.
Lyra sendiri tak mengerti. Padahal ia sedang sangat kesal, namun rasa segannya terhadap pria itu dan sentuhan Zachery selalu bisa mengalahkan segalanya.
Sekali lagi ia memperingatkan dirinya bahwa ia hanyalah wanita yang tak memiliki hak untuk marah pada pria ini. Ia hanya bertugas untuk melayaninya.
"Kamu ingin aku melanjutkannya, Baby?" Tangan Zachery masih bergerak hanya pada puncak sebelah kanan, tanpa mengeksplor yang sebelah kiri, apalagi bagian bawah tubuhnya.
Tubuh Lyra yang sudah 'on' sepenuhnya pun mengangguk cepat. Amarahnya telah kalah.
Alih-alih melanjutkan, Zachery malah menghentikan jari-jarinya. "Kalau begitu katakan kenapa kamu marah?"
Lyra kecewa karena jari-jari hangat dan lembut itu berhenti membuatnya merasa nikmat. Akal sehatnya pun perlahan kembali lagi padanya. "Saya tidak marah, Daddy. Mana mungkin saya berani marah kepada Daddy."
"Kenapa? Kamu boleh marah padaku. Kamu bisa mengatakannya padaku jika kamu memang sedang merasa kesal atau marah. Seperti tadi. Aku sangat senang akhirnya kamu menunjukkan sisi marahmu padaku," ucap Zachery bersungguh-sungguh. "Seperti saat awal kita bersama, kamu selalu meluapkan semuanya. Tapi selama ini, kamu berubah menjadi lebih berhati-hati terhadapku."
Lyra jadi keheranan sendiri. Tentu saja Lyra harus berhati-hati. Dia harus tunduk pada majikannya itu. Karena memang seperti itulah hubungan mereka. Tapi Zachery malah merasa senang karena Lyra marah padanya? Apa tidak salah?
"Saya tidak berhak marah pada Daddy. Saya hanya wanita yang Daddy kontrak untuk melayani Daddy," ucap Lyra lirih. Ia kembali merasa rendah.
Zachery meraih dagu Lyra hingga wanita itu melihat ke arahnya. "Maka dari itu kita akan segera menyudahi kontrak itu. Setelah itu kita akan melanjutkan hubungan kita dengan status yang lain."
"Status yang lain?" ulang Lyra segera.
Sontak pemikiran yang tak seharusnya Lyra pikirkan kembali hadir dalam benaknya. Lyra bertanya-tanya, status yang lain itu apakah...
Zachery mengangguk. "Aku adalah seorang pengusaha. Kontrak tetaplah kontrak. Aku tidak pernah melanggar perjanjian yang telah aku tanda tangani. Setiap kontrak yang sudah aku buat akan aku taati hingga masanya berakhir."
Zachery terlihat seyakin itu, tapi nyatanya ada poin yang sudah dilanggarnya. "Tapi Daddy sudah melanggar satu poin."
"Benarkah?" tanya Zachery.
"Seharusnya kita menutupi hubungan ini agar tetap menjadi rahasia. Tapi semenjak Nyonya Rosalie mengetahui dan membeberkan hubungan ini ke publik, Daddy seperti membiarkannya," ucap Lyra akhirnya.
Seharusnya masalah seperti itu bisa Zachery atasi dengan sangat mudah. Tapi Zachery malah membiarkannya. Alih-alih segera menyelesaikannya, ia malah membiarkan gosip itu berkembang hingga tak terkendali seperti ini.
"Lambat laun publik akan tahu mengenai perceraianku. Lambat laun juga, orang-orang akan mengenalmu. Jadi aku membiarkannya. Lagi pula kamu tahu selama beberapa waktu terakhir, fokus perhatianku tertuju pada merger perusahaan. Tapi tidak disangka Rosalie sangat menikmati perannya sebagai wanita yang tersakiti karena hubungan kita ini. Sampai semuanya terjadi di luar kendaliku." Zachery menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Lambat laun orang-orang akan mengenal saya?" tanya Lyra tak mengerti.
Zachery tersenyum. "Suatu hari kamu akan mengetahuinya," pungkasnya. Kemudian Zachery mempertemukan bibir mereka dan menyudahi obrolan itu dan melanjutkan apa yang sudah dimulainya tadi.
Di sisi lain, di rumah kediaman Wisnutama, Rosalie baru saja menjamu seorang wartawan dan stafnya yang mewawancarainya mengenai kehidupannya setelah perselingkuhan Zachery terkuak ke publik. Rosalie menceritakan bahwa dirinya kembali tinggal bersama sang ayah dan sedang berusaha untuk bangkit dari keterpurukan. Nantinya wawancara itu akan dimuat salah satu kanal youtube yang sering memberitakan mengenai kehidupan para artis terkenal.
Walaupun Rosalie bukan artis, tapi kehidupannya yang glamor dan memiliki suami tampan, kaya raya, dan berusia jauh lebih muda darinya, tentu sangat menyita perhatian publik. Apalagi dengan merebaknya isu perselingkuhan itu, publik menjadi semakin penasaran. Dan Rosalie sangat menikmati itu.
Ia sering kali mengadakan konferensi pers atau mengundang wartawan untuk membahas kisruh rumah tangganya secara eksklusif. Rosalie tidak akan berhenti karena ia tak berniat untuk bercerai dengan Zachery. Ia akan tetap menjadi nyonya besar Vander Enterprise, atau sekarang dikenal dengan Vander Holdings.
Setelah mengantar wartawan itu pulang, mobil yang dikendarai Rachel berhenti di depan pintu utama mansion megah itu.
"Kamu sudah pulang, Sayang?" Rosalie menghampiri Rachel yang baru keluar dari mobil.
Sontak Rachel terheran-heran melihat mata sembab Rosalie. "Mommy menangis lagi?"
"Iya, baru saja Mommy melakukan sesi wawancara lagi. Pokoknya Mommy akan melakukan semua cara agar Mommy tidak bercerai dengan Daddymu."
Mereka pun mulai memasuki rumah. "Dia bukan Daddyku, Mom."
"Kenapa kamu jadi sering mengatakan itu? Dulu kamu sangat dekat dengannya. Tapi sekarang kamu selalu mengatakan sebaiknya Mommy bercerai saja dengan Daddy. Ada apa sebenarnya?"
"Tak ada apa-apa. Aku hanya berpikir sudah saatnya pria itu mencari wanita yang masih muda dan dia nikahi terus punya anak," ucap Rachel dengan seringai di wajahnya.
"Jadi kamu setuju dengan hubungan Zach dengan Lyra?!" Rosalie terkejut bukan main.
Rachel menatap tajam pada sang ibu. "Tentu saja tidak! Masa iya aku merestui hubungan mereka?"
"Benar juga, kamu tidak akan mau wanita miskin itu menjadi ibu tirimu. Iya 'kan? Ditambah perempuan itu jadi istri Presdir Vander Group? Ya ampun itu sangat tidak mungkin terjadi. Itu tidak boleh terjadi."
"Tentu saja, si gembel itu jadi istrinya Zach? Tak akan pernah aku biarkan!" geram Rachel.
"Zach?" Beo Rosalie. "Panggil dia Daddy seperti biasa, dia ayahmu, Rachel," tegur Rosalie.
"Aku tidak mau. Dia bukan Daddyku, aku tak akan pernah panggil dia Daddy lagi. Bagiku Daddyku hanya satu yaitu Daddy Hadid."
"Mommy tidak mengerti dengan jalan pikiranmu. Kamu tidak mau memanggilnya Daddy, tapi kamu juga ingin Mommy dan Daddy bercerai. Aneh sekali sikapmu ini." Rosalie mendengus kesal.
Rachel tersenyum penuh arti. Tentu saja ia tak akan membiarkan sang ibu tahu mengenai perasaan yang ia rasakan terhadap Zachery. Setidaknya untuk sekarang. "Makanya, Mommy harus selesaikan semuanya. Jangan mengundang wartawan lagi, konferensi pers lagi. Aku muak melihat muka Mommy di internet! Orang-orang juga sudah mulai bosan. Sekarang terima kenyataan dan aku ingin Mommy segera cerai. Titik."
"Kamu tidak mau menjadi anak dari Presdir Vander Group? Daddymu itu sudah memiliki kekayaan yang jauh lebih besar, Rachel! Kita tidak boleh kehilangan dia. Sekali pun dia berjanji akan selalu memenuhi kebutuhan kita, tapi itu tidak akan sama jika kita tetap menjaga ia ada dalam genggaman kita."
"Iya, aku tahu Zach sekarang sudah masuk sepuluh orang terkaya di negara kita ini," ucap Rachel dengan pongahnya. "Tapi Mommy dan Zach harus tetap bercerai. Pokoknya sesudah aku wisuda akan jadi awal dari semuanya."
"Awal dari semuanya?" ulang Rosalie tak mengerti. "Katakan dengan jelas, Rachel."
Rachel menghela nafasnya dramatis. "Nanti Mommy juga akan tahu."
terima kasih thor..