Seorang agen rahasia wanita yang memiliki kemampuan luar biasa harus mati di tangan musuhnya dengan cara licik. Karena sabotase mobil yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis bertubuh ringkih yang sedang meregang nyawa akibat perbuatan saudaranya.
"Ckkk... Bukankah mobilku masuk jurang? Harusnya aku sudah mati. Lantas kenapa malah berada di tubuh gadis remaja lemah dan bodoh?"
"Aku tidak akan membiarkan ketidak adilan terjadi di depan mataku. Haruskah aku membalaskan dendamku dan pemilik tubuh ini?" Ucap Agen wanita itu di depan cermin toilet Rumah Sakit sambil menatap badan kurus dan tak terurus pemilik tubuh yang dia masuki.
Bagaimana kelanjutan cerita wanita yang terbiasa mengurus dan mengatasi masalah berat menjadi seorang gadis remaja yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
JANGAN MENABUNG BAB, SUPAYA CERITA INI BISA BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan Mama Yasmin
Tidak ada yang menduga kapan musibah akan datang kepada kita. Hari ini Mama Yasmin tinggal sendiri di rumah, karena Axton sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Alexa. Mama Yasmin sengaja tidak ikut karena kondisi kesehatannya sedang sakit. Bukan penyakit serius, tapi memang sudah sejak lama Mama Yasmin sakit-sakitan akibat banyak pikiran.
Hingga penyerangan itu terjadi, Papa Gilbert mantan suami Mama Yasmin dan gundiknya datang dengan membawa banyak pengawal bayaran. Terlihat perut Glory sudah membesar, hal itu membuat nyeri hati Mama Yasmin.
"Apa kabar mantan istri, aku lihat kamu semakin kurus dan jelek. Lihatlah Glory dia semakin sexy dengan perut besarnya itu."
"Bagaimana bisa kamu masuk ke rumah ini, bukankah kamu sedang dipenjara bersama dengan gundikmu itu?"
"Hahaha... Kamu pikir tanpa uangmu aku tidak bisa apa-apa. Kamu salah Yasmin, lihat kan sekarang aku ada di hadapanmu dan masih sehat. Dan lebih bahagia hidup bersama Glory, wanita muda yang masih bisa memuaskanku."
"Pengawal... Security..." Teriak Mama Yasmin.
"Teriak saja sampai pita suaramu putus Tante, karena mereka tidak akan datang. Lihatlah di sekitarmu, jangankan security dan pengawal, bahkan seluruh pelayanmu tidak akan ada yang mendengar teriakanmu. Mereka semua sedang terbuai dalam mimpi indah."
"Apa yang sudah kalian berikan pada mereka?" Tanya Mama Yasmin.
"Kamu pasti tidak akan percaya, jika salah satu pelayanmu adalah orang yang setia hanya padaku. Dia bisa melakukan apa pun untuk membuktikan kesetiaannya padaku, Yasmin. Termasuk memberikan obat tidur untuk seluruh temannya dan juga pengawalmu. Sekarang kamu tinggal sendirian, anakmu sibuk mempersiapkan pernikahan bersama gadis murahan itu." Ucap Papa Gilbert.
"Siapa yang kamu sebut murahan hah? Yang pantas dipanggil murahan adalah gundikmu itu, hamil tanpa tahu siapa bapaknya saja bangga. Dan kamu Gilbert mau saja berhubungan dengan wc umum. Meskipun Glory bisa memuaskanmu, karena memang hanya itu keahliannya. Wanita sampah."
PLAK
Satu tamparan Papa Gilbert layangkan di pipi Mama Yasmin.
"Jangan pernah menghina Glory, karena saat ini dia adalah istriku."
"Pengawal, hancurkan seluruh isi rumah ini dan ambil semua perhiasan dan apa saja yang berharga. Aku ingin melihat bagaimana Axton bisa mengatasi semua kekacauan ini. Dia tidak akan berani melawanku tanpa kekuasaan." Ucap sombong Glory.
"Tidak... Hentikan... Aku bilang berhenti."
PLAK
BRUK
"Jangan halangi aku tante Glory, kamu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa? Aku bukan Glory yang pernah kalian permalukan. Aku Glory yang punya kekuasaan. Kamu, akan menerima pembalasan pertama dariku tante. Anggap saja sebagai salam perkenalan dari Glory." Ucap wanita hamil itu dengan tatapan tajam dan senyuman kelicikan.
Mama Yasmin menangis tak berdaya, dirinya lupa membawa ponselnya. Sehingga tidak bisa menghubungi Axton dengan tombol darurat. Rasa sakit tidak hanya dirasakan di pipi dan tubuhnya. Tapi juga hati dan perasaannya. Karena nyatanya menghapus rasa cinta terhadap mantan suaminya tidak semudah itu. Masih saja terselip sisa rasa di antara luka.
"Tuan Gilbert hanya ada sekotak perhiasan ini yang kami temukan. Saya sudah mencari berkas-berkas penting di setiap sudut rumah tapi tidak ada yang ketemu. Bahkan brangkas di kamar Axton kosong melompong tidak ada jejak yang tertinggal." Ucap seorang pengawal.
"Bangsat, pasti Axton sudah menyembunyikan semua pada tempat yang lain."
"Tante, katakan di mana kalian sembunyikan berkas-berkas penting itu?" Tanya Glory sambil mencengkeram pipi Mama Yasmin. Bahkan sangking kuatnya sampai kuku-kuku Glory menancap dan melukai pipi tirus itu.
"Sampai mati pun aku tidak akan mengatakan pada kalian semua. Bunuh saja jika itu membuatmu puas Gilbert." Ucap Mama Yasmin.
"Kamu dasar laki-laki sialan Gilbert, menyesal aku pernah memungutmu dari sampah jika ternyata kamu hanya menjadi parasit dalam hidupku."
DUK
BRAK
Sekali lagi Papa Gilbert menendang perut Mama Yasmin hingga terpelanting menabrak kaki meja. Mama Yasmin memuntahkan darah segar, dan kepalanya pun mengeluarkan darah. Sungguh kejam Papa Gilbert memperlakukannya.
"Ayo kita pergi sayang, percuma kita di sini. Apa yang kita cari tidak ada. Axton licik juga menyembunyikan seluruh asetnya." Ucap Papa Gilbert merangkul mesra Glory gundik yang telah dinikahinya.
Belum puas sampai di situ Glory kembali mendekati Mama Yasmin kemudian menjambak kuat rambutnya kemudian dibenturkan kepala itu ke meja.
"Lihat saja kehancuranmu Tante Yasmin. Ayo sayang, kita akan main 10 ronde malam ini. Kepuasan yang tidak kamu dapatkan dari mantan istri penyakitan sepertinya kini bisa kamu rasakan setiap hari setiap saat." Ucap Glory sengaja membuat Mama Yasmin sakit hati.
Mama Yasmin hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apa pun.
Cukup lama kejadian itu, hingga akhirnya Axton pulang ke rumah.
Dari awal masuk halaman rumahnya, Axton sudah merasa curiga. Pasalnya gerbang pagar tidak tertutup sempurna. Dan seluruh pengawal dan security yang berjaga tidak nampak satu pun. Kemudian Axton memarkir sembarangan mobilnya. Hatinya gelisah dengan keadaan sang mama yang ditinggal sendiri.
"Mama... Apa yang terjadi, kenapa rumah ini berantakan sekali. Dan siapa yang sudah melukai Mama?" Tanya Axton dengan gigi bergelatuk.
Bagaimana tidak marah ketika melihat seluruh perabot rumah hancur, dan mamanya terduduk dengan wajah penuh memar dan terlihat darah mengering di pinggir bibir. Memandang mata sayu mamanya, hati Axton teriris.
Bergegas, Axton mengangkat tubuh Mama Yasmin dan memasukkannya ke dalam mobil. Axton akan membawa mamanya ke Rumah Sakit malam ini. Saat ingin menyalakan mobil, tiba-tiba satu orang pengawal datang menghampirinya sambil memegang kepalanya yang sakit dan langkah yang terseok.
"Tuan Axton... Maafkan saya, kami semua pingsan setelah meminum kopi."
"Jangan bicara sekarang, saya akan bawa mama berobat dulu. Kamu bilang dengan yang lain untuk membersihkan seluruh kekacauan ini. Periksa cctv dan laporkan pada polisi. Nanti saya akan hubungi kamu setelah memastikan kondisi mama baik-baik saja." Ucap tegas Axton.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi langsung membangunkan semua rekan."
Kepala Axton rasanya berdenyut sakit, dia tidak menyangka bisa kecolongan seperti ini. Sudah hampir satu jam Mama Yasmin berada di ruang UGD, tapi dokter belum juga keluar. Axton bahkan melupakan Alexa yang memintanya menghubungi ketika sudah sampai rumah. Dering telepon berbunyi menyadarkan Axton dari lamunan.
"Oppa... Kenapa tidak jadi menghubungiku."
"Maafkan aku sayang, Mama... Mama diserang orang. Rumah hancur berantakan, dan para pengawal, security, pembantu semua tidak sadarkan diri. Aku bahkan belum sempat memeriksa kehilangan apa saja, rekaman cctv juga belum sempat aku lihat. Mama butuh pertolongan secepatnya." Ucap Axton.
"Oppa, kamu ada di Rumah Sakit mana? Biar aku susul."
Tidak lama kemudian Alexa datang bersama dengan Alex yang kebetulan ingin keluar rumah malam hari.
"Oppa, bagaimana kondisi Tante Yasmin?"
"Dokter belum keluar juga sampai sekarang, aku khawatir pasti keadaan Mama buruk hingga butuh waktu lama untuk Dokter memberinya penangangan."
"Berdoa saja, semoga hal buruk tidak akan terjadi." Ucap Alexa.
Beberapa saat kemudian, Dokter keluar dari ruangan. Menghela nafas panjang kemudian menghampiri Axton dan Alexa yang sedang berdiri di depan pintu dengan wajah nampak cemas.
"Jadi, apa yang terjadi dengan Mama saya Dokter? Kenapa Anda lama sekali memeriksanya." Cecar Axton.
"Nyonya Yasmin terluka dalam cukup parah. Satu tulang rusuknya patah."
Menghela nafas lagi, Dokter terlihat ragu untuk menyampaikan kabar pasien.
"Beruntung tidak mengenai jantungnya, tapi kondisi jantung Nyonya Yasmin memang sudah dalam keadaan tidak sehat. Kemudian lambungnya juga terlihat memar. Kedua pipi bengkak dan ada gumpalan darah di kepalanya akibat benturan sangat keras berulang kali. Apa Nyonya telah mengalami kekerasan?"
"Benar Dokter, rumah kami baru saja disatroni orang tidak bertanggung jawab. Tolong berikan surat visumnya, karena saya akan membawa kasus ini ke ranah hukum." Ucap Axton tegas penuh dengan kemarahan.
"Saya butuh tanda tangan, karena sekarang juga tim Dokter akan mengoperasi Nyonya Yasmin." Ucap Dokter seraya mempersilahkan Axton tanda tangan.
"Lakukan yang terbaik Dokter." Jawab Axton setelah membubuhkan tanda tangan.
Setelah Dokter pergi, Axton terduduk lemas sambil mengusap kasar wajahnya.
"Oppa, boleh aku membantu kamu. Aku akan cari tahu pelakunya. Apa di rumah ada cctv?"
"Ada, tapi kemungkinan sudah di rusak oleh pelakunya. Dan mungkin ada pengkhianat di dalam rumah."
aihhhh ko bisa kecolongan bodyguard ga ada Tah
aku suka..
semangat 😍😍😍
semangat terus nulisnya😍😍😍
musuh bebuyutan kan Thor
wah minta di kirim ke Amazon mereka