Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Manis.
Rahma dibuat tak percaya dengan perubahan sikap Riko kepadanya. Bagaimana tidak, baru pertama kali bertemu setelah tiga bulan berpisah, sikap pria itu berubah manis padanya. Sampai sampai Rahma berpikir apakah pria yang kini berada di sampingnya tersebut benar-benar Riko atau justru seseorang yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan Riko.
Kini mereka telah berada di dalam mobil hendak meninggalkan pelataran klinik.
"Ada apa sayang??." tanya Riko saat melihat Rahma diam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Haaaahh???." Saking terkejutnya dengan panggilan Riko padanya sehingga membuat Rahma terperangah di buatnya. Apalagi saat ini Riko mengelus lembut pipi Rahma dengan ibu jarinya, semakin melebar saja pupil mata Rahma di buatnya.
"Mas Riko panggil aku sayang, apa aku sedang bermimpi??." batin Rahma seakan tidak percaya, ia sampai Menggelengkan kepalanya sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
"Tidak ada apa apa mas." jawab Rahma.
Riko kembali fokus pada kemudi setelah beberapa kali mengelus lembut pipi istrinya.
"Siapa sebenarnya pria itu??." tanya Riko setelah beberapa saat kemudian.
"Pria mana yang mas Riko maksud??.".tanya Rahma yang tidak paham.
Riko menoleh ke samping untuk sejenak.
"Siapa lagi, Pria yang mengirim buket bunga untukmu tadi pagi?." ucap Riko memperjelas maksud pertanyaannya.
"Oh, dia Dr Toni salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama denganku." jawab Rahma apa adanya. Namun sepertinya Riko belum puas dengan jawaban Rahma akan sosok pria bernama Toni tersebut.
"Sejak kapan kamu mengenalnya??."
Pertanyaan Riko membuat kerutan halus tampak di kening Rahma. Namun begitu Rahma tetap menjawabnya.
"Dr Toni merupakan kakak kelas aku di bangku SMA dulu dan kebetulan sekarang kami bekerja di rumah sakit yang sama." Rahma kembali menjelaskan realita antara dirinya dan Toni kepada Riko meksipun tidak sepenuhnya, karena Rahma tak mengatakan jika pria itu menaruh hati padanya sejak dulu.
"Aku hanya menganggapnya sebatas rekan kerja tidak lebih." entah kenapa Rahma merasa penting baginya untuk memberi tahukan hal itu pada Riko.
Tentu saja pertanyaan Riko tidak berhenti sampai di situ mengingat cerita Ratu tentang sosok Toni pagi tadi padanya.
"Kamu hanya menganggapnya sebatas rekan kerja tapi bagaimana jika tidak dengannya, bagaimana jika pria itu justru menaruh hati padamu??." tutur Riko penuh makna.
Rahma hanya tersenyum saja mendengarnya, sebuah senyum yang terkesan miris.
"Setiap insan berhak mencintai siapa pun karena cinta melupakan anugerah terindah dari sang maha pencipta, namun begitu kita tidak bisa memaksakan kehendak kita dengan mengatasnamakan cinta untuk bersama di saat salah satu pihak tidak menginginkannya."
Deg
Riko yang merasa tersindir dengan kalimat Rahma tersebut sontak menoleh, meskipun Rahma tak terang terangan menyebut namanya.
"Maafkan mas, sayang." dalam hati Riko saat melihat Rahma diam setelah berkata demikian.
"Kita mau ke mana mas??." tanya Rahma saat menyadari jalan yang di lalui mobil Riko bukanlah jalan menuju kawasan rumahnya.
"Mas ingin mengajakmu mampir sebentar ke rumah kak Cristi." jawab Riko dengan nada lembut dan Rahma pun mengangguk setuju, lagi pula ia sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Boy.
Kini mobil Riko telah memasuki gerbang rumah kakak sepupunya tersebut.
Dari balik kaca mobil Rahma bisa melihat sosok si Cristi yang tengah menyambutnya di depan.
Riko segera turun kemudian mengitari mobil untuk membukakan pintu mobil untuk Rahma.
"Aku bisa melakukannya sendiri, mas." ucap Rahma merasa sungkan dengan sikap Riko padanya.
Cristi menghampiri Rahma yang baru saja turun dari mobil.
"Bagaimana kabar kamu, Ra??.".tanya Cristi sebelum memeluk tubuh Rahma barang sejenak.
"Bagaimana kabar keponakan, Tante??." Lanjut tanya Cristi setelah mereka melerai pelukan. Cristi mengusap perut Rahma seolah tengah mengajak bayi tersebut berbicara.
"Alhamdulillah,,,,Kabar Rahma dan bayi di dalam kandungan Rahma sehat." jawab Rahma.
"Ra, maaf karena kakak selama ini tidak menyadari ternyata kamu adalah istrinya Riko." sesal Cristi.
"Tidak masalah kak." jawab Rahma yang mulai mengganti panggilannya kepada Cristi, yang awalnya mbak menjadi kakak sesuai dengan permintaan dari Cristi.
Sementara Riko di buat tertegun dengan sikap Cristi memperlakukan Rahma dengan sangat baik.
Cristi kemudian menyuruh Riko untuk mengajak Rahma beristirahat di kamarnya saat melihat guratan lelah di wajah Rahma. Sejak hamil Rahma memang mudah lelah dan mengantuk.
"Apa yang kamu lakukan di situ??." tanya Riko dengan wajah bingung saat melihat Rahma justru duduk di sofa kamar bukannya di tempat tidur.
"Tidak masalah mas, aku istirahat di sini saja." jawab Rahma sungkan untuk menempati tempat tidur Riko, karena berpikir jika Riko telah menceraikan dirinya. Untuk masalah pengakuan pria itu di hadapan dokter, Rahma berpikir saat itu Riko tengah bersandiwara sama seperti yang pernah dilakukannya dulu di hadapan keluarganya.
Karena lelah serta mengantuk kini Rahma telah terlelap di sofa kamar Riko.
"Ra, setelah kehilanganmu aku baru menyadari ternyata aku sangat menginginkanmu." gumam Riko seraya menatap intens wajah Rahma yang tengah terlelap.
Riko mengecup bibir mungil Rahma sebelum kemudian memindahkan tubuh istrinya itu ke tempat tidur.
Cukup lama Rahma mengistirahatkan tubuhnya sampai dengan waktu makan siang barulah ia terjaga.
"Oh astaga... bagaimana aku bisa ada di atas tempat tidur mas Riko??." gumam Rahma ketika menyadarinya. Rahma bergegas turun dari ranjang Riko, tidak ingin empunya sampai marah jika melihatnya.
Riko yang hanya berpura pura tidur di sofa perlahan membuka matanya saat mendengar suara pintu kamar mandi di tutup dari dalam.
"Apa sekejam itu sikapku dulu padanya sehingga menempati tempat tidurku saja rasanya istriku merasa sungkan." dalam hati Riko menyesali sikap datar serta dinginnya dulu terhadap sang istri.
***
"Kenapa kamu tidak mau menginap di rumah kak Cristi???." tanya Riko pada Rahma ketika di perjalanan menuju rumah Rahma.
"Aku hanya tidak ingin merepotkan." jawab Rahma apa adanya.
"Tidak ada yang merasa direpotkan."
Rahma hanya diam saja.
Tak lama berselang, kini mobil Riko tiba di depan rumah Rahma.
Rahma segera turun dari mobil Riko tanpa menunggu pria itu membukakan pintu mobil untuknya.
"Terima kasih untuk hari ini, mas." ucap Rahma sebelum beranjak.
"Tunggu!!." ucapan Riko mampu menghentikan pergerakan Rahma.
Rahma berbalik menghadap ke arah Riko.
"Ad apa ma_." ucapan Rahma melayang begitu saja bersama udara yang berhembus ketika Riko telah melangkah ke arahnya dan memeluknya. Rahma yang masih syok dengan tindakan Riko yang tiba-tiba memeluknya hanya diam saja tidak membalas pelukan Riko.
"Selamat malam, sayang Sweet dream." ucap Riko sebelum memberi kecupan di kening istrinya itu.
Sementara Rahma kembali di buat terperangah ketika bibir lembut Riko menempel di keningnya hingga menciptakan perasaan hangat di hatinya. Namun seketika Rahma menepis perasaan tersebut dari hatinya.
"Ingat Ra !!! Mas Riko tidak menginginkanmu jangan kembali merajut mimpi yang tidak akan pernah terwujud." batin Rahma seolah mengingatkan dirinya sendiri.