Zella, mahasiswi baru di Universitas Swasta Indonesia telah membuat Leon, ketua BEM yang tegas dan penuh wibawa jatuh cinta pada pandangan pertama saat OSPEK Mahasiswa.
Tidak hanya itu, Levi, seorang dosen jutek, galak, dan tidak banyak bicara yang juga putra pemilik Universitas tersebut juga ternyata diam-diam menaruh hati pada Zella.
Zella yang belum menginginkan untuk berpacaran harus terus menerus mendapatkan teror dari mahasiswi yang mengidolakan Leon dan Levi.
Leon dan Levi pun terus berjuang dengan cara mereka masing-masing untuk mendapatkan hati Zella.
Siapakah diantara mereka berdua yang mampu memenangkan hati Zella?
Adakah Leon atau bahkan Levi yang memenangkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Setelah mendapatkan panggilan dari mamanya, Leon langsung memacu motornya ke rumah. Sampai di gerbang rumah sudah terparkir dua mobil yang tidak asing bagi Leon.
Ia langsung masuk ke rumahnya untuk melihat siapa yang datang.
"Kak Renata," panggil Leon melihat sepupunya datang. Ia langsung menyalami Paman dan Bibinya.
Renata seumuran dengan Dion dan pernah kuliah bersama saat di Jerman. Renata, Dion, Azel, dan Richard pernah satu kampus saat di Jerman. Kini kedatangan Renata tak lain ingin mengikuti Dion mengajar di Kampus milik Levi.
Renata juga termasuk dalam salah satu deretan mantan Richard, Cassanova Legendaris.
"Leon, kau makin tampan sekarang ya?" puji Renata yang sudah lama tidak bertemu dengan Leon.
"Tentu saja," jawab Leon bangga. "Mana Kak Dion?" tanya Leon pada mamanya.
"Dion sedang di rumah Levi, merekomendasikan Renata di kampus Levi." jawab mama Leon.
Orang tua Renata pun mengobrol dengan papa dan mama Leon, sedangkan Leon bercerita dengan Renata.
"Kau pasti menjadi incaran banyak wanita di kampus bukan?" tanya Renata. "Udah punya mantan berapa hayooo."
"Yang suka sih banyak, cuma pada lebay dan norak. Tapi, ada satu cewek yang gak terpesona sama aku dan itu malah bikin aku greget sama dia." ucap Leon.
"Oh yaaaa. Pasti cantik banget ni anaknya." jawab Renata menebak. "Kalo sama aku cantik siapa dong?" tanya Renata.
"Cantikan dia dong pastinya." jawab Leon mengambil ponsel dan memperlihatkan fotonya bersama Zella.
"Yupz, ini mah cantiknya asli, natural banget. Pinteran banget cari gebetan." puji Renata setelah melihat foto Zella.
Leon hanya tersenyum mendengar ucapan Renata, "Ntar aku kenalin deh." ucap Leon.
Renata tampak menguap dan lelah, akhirnya Leon mempersilahkan sepupunya untuk beristirahat. Setelah Renata, masuk ke dalam kamar tamu, Leon pun mengirim chat pada Zella.
Leon
Zella, besok pagi jalan bareng yuk.
Sent: 23.45
Zella
Kemana?
Sent: 23.46
Leon
Wherever you want to go
Sent: 23.46
Zella
Baiklah
Sent: 23.49
***
Minggu pagi kali ini hujan turun sangat deras dan membuat Zella, Silla, dan Nay enggan untuk bangun. Mereka bertiga kembali menarik selimutnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi.
Tapi tidak bagi Levi dan Leon yang sama-sama sudah siap mengunjungi ruko Zella. Hujan mulai reda, dan Levi mulai menjalankan mobilnya menuju ruko Zella. Sedangkan Leon masih menikmati sarapannya sebelum menjemput Zella.
Ponsel Zella pun berdering dan dengan malas Zella mengangkat panggilan di ponselnya.
"*Halloo," ucap Zella.
"Bersiaplah, 15 menit lagi kita akan mulai kuliah privat mengejar ketinggalan materi minggu lalu." ucap Levi diujung telefon.
"Tapi pak, ini kan masih hujan. Bisa ditunda tidak?" pinta Zella yang masih malas untuk beranjak bangun.
"Saya bahkan sudah ada di depan pintu ruko kamu." jawab Levi*
Zella langsung membuka matanya lebar-lebar dan mematikan panggilannya. Ia mengikat rambutnya asal dan segera turun ke lantai bawah membukakan pintu untuk Levi.
"Pak Levi datangnya kurang pagi." ucap Zella kesal saat pintu sudah terbuka. Nampak hujan sudah reda dan tinggal gerimis yang turun.
"Besok lagi saya akan datang jam 4 pagi." jawab Levi yang langsung masuk ke ruko Zella.
"Saya masih tidur dong pam jam segitu," jawab Zella kesal.
"Kalau begitu kita akan tidur bersama dan kuliah dalam mimpi." jawab Levi asal dan membuat Zella mencubit lengan Levi.
"Enak aja kalo ngomong." ucap Zella. "Yaudah, saya mandi dulu ya." Zella langsung naik ke lantai 3 dan membersihkan dirinya.
Setelah selesai mandi, Zella langsung membangunkan Nay dan Silla. Mereka pun bergantian membersihkan diri. Zella membuatkan Levi minum dan membawanya ke bawah. Sesampainya di bawah, Zella terkejut melihat Leon yang duduk di samping Levi.
"Oh iya Pak Levi, saya lupa kalo ada janji dengan Kak Leon." ucap Zella yang saat ini di posisi serba salah. Zella meletakkan minum untuk Levi, dan minum miliknya diberikan ke Leon.
"Santai aja, Zell. Aku temani kamu kuliah dulu. Habis itu kita jalan." jawab Leon dan Zella pun lega Leon bisa mengerti.
"Waaah, thanks ya Kak, Kak Leon perhatian banget. Yuk kak temenin aku disini." Zella sengaja menarik tangan Leon masuk ke ruang kerjanya.
Dengan santai Levi mengikuti Zella dan memulai kuliah privatnya. Sepanjang kuliah berlangsung, Leon selalu mencari kesempatan mendekati Zella. Kali ini Zella juga sengaja membuat Levi cemburu. Tapi lagi-lagi, Levi menanggapinya dengan santai dan tidak terlihat seperti orang cemburu sedikitpun.
Nay menyajikan roti bakar untuk Zella, Levi, dan Leon. Karena Zella masih mengerjakan tugas dari Levi, dengan telaten Leon menyuapi Zella.
"Buka mulutnya Zell, biar aku suapi," tawar Leon dan Zella langsung membuka mulutnya.
Saat mulut Zella kosong pun, Zella langsung membuka mulutnya minta untuk disuapi Leon. "Aaaak lagi dong kaaak." pinta Zella yang terdengar sangat manja di telinga Levi.
Nay dan Silla yang sengaja mengintip jadi sedikit terkikik melihat usaha Zella untuk membuat Levi cemburu. Tapi saat mereka melihat ke arah Levi, Silla jadi kesal melihat kakaknya tidak terlihat cemburu.
"Kak Levi emang datar banget, Nay. Kayaknya bener deh yang diucapin Zella." ucap Silla putus asa. "Trus maksud perhatian Kak levi ke Zella selama ini apa?" tanya Silla kesal.
"Mungkin Kak Levi perhatian karena Zella sahabat kamu, La." jawab Nay. Silla dan Nay pun tidak lagi mengintip Zella yang sedang kuliah privat.
Setelah 3 jam berlalu, kuliah privat Zella pun usai dan Zella langsung naik ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi dengan Leon.
"Guys, gak berhasil kan." ucap Zella pada Nay dan Silla.
"Bukan gak berhasil Zell, tapi belum berhasil. Kak Levi emang pinter nyembunyiin perasaannya." ucap Silla.
"Tapi aku gak mau terus-terusan kayak tadi. Yang ada kak Leon malah makin baper sama aku." ucap Zella menyerah.
Mereka bertiga pun diam, tiba-tiba Silla kembali bicara hingga membuat Zella dan Nay terkejut. "Kamu inget gak, Zell peraturan Kak Levi waktu awal kuliah?" Tanya Silla. "Dilarang mengikat rambut kan? Coba sekarang kamu ikat rambutmu seperti dulu, dan kita lihat reaksi Kak Levi sama-sama." jelas Silla memberi ide.
"Hemmm, aku coba ya. Tapi kalian harus tanggung jawab kalo terjadi apa-apa." ucap Zella dan kedua sahabatnya pun setuju.
Zella mengikat rambut panjangnya tinggi-tinggi dan sedikit memoles wajahnya tipis. "Perfect, Zella." puji Nay. Zella pun turun ke bawah menemui Leon.
"Ayo kak, kita pergi." ajak Zella menarik tangan Leon melewati Levi.
Kali ini Levi tidak mampu menahan rasa cemburu yang sudah dari tadi dipendamnya. Ia langsung menarik ikat rambut Zella dan membiarkan rambut Zella terurai.
Zella pun berbalik dan menatap Levi tajam. "Pak Levi," pekik Zella mencoba merebut ikat rambutnya dari tangan Levi.
"Kau sengaja, Zella?" tanya Levi garang.
"Apa maksud, Pak Levi?" Zella balik bertanya.
"Kau sengaja membuatku cemburu?" tanya Levi. "Dan sekarang perlu kau ketahui kalau aku sangat cemburu." ucap Levi lantang. Ia mengambil tangan Zella dan mengembalikan ikat rambut Zella. Levi langsung pergi meninggalkan ruko Zella.
Zella makin terkejut dengan ucapan Levi, sedangkan Leon tersenyum melihat kejujuran Levi kali ini.
"Kamu gak papa kan, Zell?" tanya Leon.
"It's okey, kak. Yuk kita pergi." ucap Zella pelan yang masih shock dengan kata-kata Levi.
Di lain sisi, Silla dan Nay yang sengaja merekam dengan ponselnya kali ini justru sangat bahagia mendapati kenyataan yang baru saja mereka lihat. Silla pun akan segera mengabarkan hal ini pada mamanya saat pulang nanti.