Hallo namaku adalah echayanti aku adalah gadis yang begitu menyayangi kekasihku, bahkan aku menabung uang gajihku selama 5 tahun ini hanya untuk membangun cita-cita kami untuk hidup bersama❤️ Aku adalah davin marcos aku sangat benci wanita-wanita yang seperti ulat bulu, bahkan aku paling benci yang namanya cinta🫵
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ekawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
khawatir
"haahh senangnya hari ini pak boss tidak begitu memerlukan tugasku, hari ini Merry pasti sangat sibuk karena semua tugas kantor dia yang ngemban hahahah"
Echa begitu tertawa lepas, bahkan Davin mendengar apa yang Echa ucapkan dari ruangannya, selain ia dapat melihat dari tembok kaca tapi Davin juga sudah menaruh sadap suara diruangan Echa
Davin mengerti bahasa indonesia karena ia bisa 7 bahasa sekaligus, ia tidak akan mengerti jika Echa ngomong bahasa daerahnya
Echa dan Davin tiba jam 10:30 pagi dan setengah jam sudah berlalu
Echa hanya menyelesaikan laporan tentang pembangunan stadion yang disepakati kemarin bersama tuan petter
Saat ini ia hanya memerlukan tandatangan Davin saja, dan ia akan memintanya saat davin selesai dengan urusannya
"sepertinya tuan Davin sangat sibuk, hhmmm makan dikantin aja kali ya, sekalian bungkusin pak boss!" ia lalu pergi menuju kantin perusahaan
ia memutuskan turun menggunakan lift karyawan, walaupun ia sudah diberi kartu akses exlusive tapi ia tidak memakainya, echa hanya tidak ingin dibicarakan para karyawan hanya karena ia diperlakukan khusus
Saat sampai di lantai 15 Echa pergi dengan berjalan santai menuju arah kantin sampai akhirnya matanya melihat sesuatu kejadian yang tidak pernah ia duga dipintu dekat tangga darurat
Dengan cepat ia menuju kearah 4 orang sedang merundung seorang petugas kebersihan
"cepat lap sepatuku, kau hanya seorang petugas kebersihan. Berani sekali kau mengenai sepatuku dengan lap kotormu ituu!!" bentak salah satu orang karyawan yang memakai name tag sebagai supervisor pemasaran
“Nyonya vio, saya minta maaf saya tidak sengaja..” kata gadis itu dengan lemah hingga terdengar suara seorang gadis membuat mereka melihat kearah sumber suara
"heyyy,,,!! ada apa ini?" Echa sedikit berlari menuju gerumbunan orang-orang itu sehingga membuat mereka terkejut
"kamu tidak apa-apa?" Echa mencoba membantu seorang petugas kebersihan yang saat ini terlihat menangis
"ckk heeyy!!! kau siapa??? Tidak usah ikut campur urusan kami!!" bentak seseorang yang bernama vio yang saat ini melihat jengah kearah Echa
"nona, anda adalah seorang supervisor bagaimana mungkin anda melakukan hal cela seperti ini!!" Echa sedikit membentak wanita yang ada dihadapannya saat ini
"nona, tolong anda pergi saja tidak usah hiraukan saya!" kata petugas kebersihan itu dengan nada yang sangat lemah
Saat Echa melihat wajah petugas kebersihan itu mata echa membulat, saat ini wajah gadis itu memerah dan sedikit berdarah seperti dicakar
"sini ikut denganku!!" Echa mengajak petugas itu berdiri ia bermaksud untuk membawa gadis itu keruangannya untuk mengobati lukanya
"hey jalang!! kau ingin membawa gadis itu kemana??" vio melipatkan tanganya didada dan tersenyum miring
"minggir aku akan mengobati lukanya, lalu akan aku pastikan untuk melaporan kalian pada atasan!" kata Echa yang hendak pergi dari tempat itu
Tiba-tiba rambutnya ditarik dari belakang, Echa merasakan rasa perih yang sangat luarbiasa sakit
Dengan memegangi kepalanya ia mundur beberapa langkah karena tarikan tersebut
Echa tidak tinggal diam, ia berbalik dan mencakar wajah vio karena merasa sangat kesal
"aaaahhhhh KAU, BERANI SEKALI KAU MENYAKAR WAJAHKU JALANG!!" teriak vio sedangkan ke 3 temannya hanya diam menyaksikan itu
Meskipun tubuhnya kecil tapi tenanga Echa memang sangat kuat, vio yang kesal meminta ke 3 temanya untuk menyerang Echa bersamaan
hal itu membuat keributan yang tidak terelakan, karena mereka berada tepat didekat tangga darurat jadi pertengkaran mereka tidak terdengar oleh siapapun
Petugas kebersihan itu pun merasa sangat bersalah, ia berlari dan meminta bantuan karena takut Echa akan terluka parah karena menolongnya
"aku harus laporkan kejadian ini pada pak directur, supaya mereka tidak bisa semena-mena lagi" dengan cepat gadis itu berlari kearah pintu lift dan menekan lantai 50 tepat dimana ruang Davin
tok
Tok
Tokk
Tidak ada jawaban, karena tidak ingin terlambat ia akhirnya membuka pintu ruangan itu dan disana nampak ada seorang laki-laki sedang berlutut dihadapan Davin dan Andrew
"tuu,,tuaann maafkan saya, saya ingin melaporan sesuatu yang sangat penting" ucapnya dengan nafas yang tersengal-sengal dan tubuh yang gemetar
Davin menatap tajam kearah gadis itu "usir dan pecat gadis yang tidak tau aturan ini Andrew" jawabnya tanpa mendengarkan penjelasan gadis itu
Andrew dengan cepat menyeret tangan gadis itu keluar membuat gadis itu memberontak dan berteriak
"tuan,, tolong dengarkan saya tuan.. Ditangga darurat ada karyawan baru yang memakai dress biru tua, sepertinya dia orang asia, dia dihanihaya oleh Miss vio dan 3 temanya tuan, tolong dia tuann, saya mohon...!" teriaknya sambil menangis membuat Andrew melihat kearah Davin
Tanpa basa-basi Davin langsung pergi berlalu keluar dengan menggunakan lift ia pergi kelantai 15 tepat kearah kantin
sedangkan Echa saat ini terduduk lemas, 4 lawan 1 pastinya Echa saat ini kalah telak,
Penampilan yang berantakan, dan terlihat sobekan dibagian bibir bawah
"hhhmmm jangan sok jadi jagoan dasar jalang!!" vio menendang Echa karena gadis itu sudah hampir tidak sadarkan diri
Vio mengambil botol bekas yang ada dilantai itu dan
prrraaaaanggggggg
"aarrrrggg" keluh Davin yang saat ini datang tepat waktu memeluk tubuh kecil echa
Echa melihat sayu-sayu wajah Davin “tuaan” lirihnya sebelum ia kehilangan kesadaran tepat dipelukan davin
Vio, marlin,olivia dan Dina terkejut karena Davin datang untuk membantu gadis yang sudah mereka keroyok sejak tadi
"tuu..tuuan Davin" vio hampir jatuh pingsan karena terkejut
"andrew, bawa ke 4 gadis itu keruangan saya!!" perintahnya dengan rahang yang mengeras
"tuan, luka anda" Andrew yang melihat baju kemeja Davin tepat dibahu tuanya darah segar mulai bercucuran
Tanpa menjawab, davin berlalu begitu saja dan
Saat melewati lobby semua karyawan berbondong-bondong melihat apa yang terjadi, sedangkan Davin saat ini berlari kearah parkir
Ia mengemudi sedikit mengebut sampai pada akhirnya mereka sampai dirumah sakit keluarga davin
"tuan Davin,!" kaget banyaknya dokter dan suster yang melihat Davin lari mengendong seorang wanita dengan baju kemeja yang berlumuran darah
"tolong periksa gadis itu sekarang juga!!" tegasnya dengan nafas yang tidak beraturan
Davin memutuskan untuk kembali keperusahan karena ingin menghakimi 4 wanita tadi. Tapi, saat ia hendak pergi seseorang mencegahnya
"Davin, lukamu harus segera diobati!" Jhon yang datang dari arah ruang rawat menghampiri sahabatnya itu
"tidak! Aku harus kekantor untuk menghukum para jalang sialan itu!"
"iya aku tahu, tapi pikirkan juga kesehatanmu, tidak biasanya kau seperti ini!!" marahnya Jhonson pada sahabatnya itu
Jhon tidak menyangka jika Davin akan sangat khawatir dengan seorang gadis, apalagi gadis yang belum mereka ketahui asal-usulnya itu
Ia tidak ingin jika nanti keluarga besar marcos mengetahuinya maka gadis itu pasti akan dalam bahaya
"dav, aku tau kamu sangat mengkhawatirkan gadis itu. Tapi jika terjadi sesuatu yang buruk padamu apa kamu yakin jika keluarga besar mu akan diam saja, bahkan aku tidak yakin jika tidak akan ada dukungan dari keluarga besarmu, apa kamu akan bisa sepenuhnya melindungi gadis itu"
Perkataan Jhonson berhasil membuat Davin terdiam, ia mengela nafasnya panjang dan membuangnya kasar dan berbalik kearah Jhon
"baiklah, cepat obati lukaku,!!!" suruhnya dan merekapun pergi UGD
butuh waktu kurang lebih 20 menit akhirnya Jhon berhasil menjait pundak Davin yang robek cukup luas dan dalam
"kau sangat kuat, dengan luka parah seperti ini kau masih bisa menggendong seorang wanita" ledeknya membuat Davin menatap tajam kearahnya
"diam atau mulutmu yang akan aku jahit!" tungkasnya membuat Jhon geleng-geleng kepala
"baiklah, sekarang temuilah kekasihmu, sepertinya dia sudah siuman"
Tanpa aba-aba Davin langsung pergi keruangan dimana Echa dirawat membuat jhon sangat lega sekaligus terheran-heran
"sepertinya gundukan es sudah mulai meleleh" ia tersenyum lalu ia pergi keruangannya