NovelToon NovelToon
Thunder Fist Emperor

Thunder Fist Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:942
Nilai: 5
Nama Author: ARDIYANSYAH SALAM

Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 04.

Pukulan Yao Ming begitu cepat dan tak terduga, melesat ke pelipis Ham Bo.

Wajah sang kapten segera membiru dan lebam, rasa sakit yang menusuk membuat pandangannya sejenak berkunang-kunang.

Ham Bo mundur dua langkah lagi, memegang pelipisnya. Pedang di tangannya sedikit bergetar. Keterkejutannya kini berubah menjadi kemarahan murni.

"Ba-bajingan!" raungnya.

Di belakangnya, para prajurit yang tadinya tertawa kini terdiam seribu bahasa.

Mereka menyaksikan kapten mereka—seorang praktisi seni bela diri yang menguasai seni internal—dipukul mundur oleh Yao Ming, si sampah yang seharusnya lumpuh.

"Kapten Ham Bo... terdorong mundur?" bisik salah satu prajurit, tidak percaya.

"Bahkan dia terkena pukulan! Itu adalah Tuan Muda yang paling tidak berguna, kan?" timpal yang lain, ekspresi meremehkan mereka lenyap, digantikan oleh rasa takut yang perlahan muncul.

Jauh di kejauhan, di lantai atas bangunan mewah kediaman Yao Fang, di balik jendela yang tertutup rapat, sepasang mata tengah mengawasi pertarungan itu dengan teropong.

Sosok itu adalah Yu Pang, si pelayan yang diperintahkan untuk memata-matai. Ia terperanjat hebat sampai teropong di tangannya hampir jatuh.

"Mustahil! Itu tidak mungkin!" gumam Yu Pang, wajahnya pucat pasi.

Ia melihat dengan jelas bagaimana Ham Bo, yang lebih unggul dalam kekuatan dan kultivasi, terhuyung mundur sementara Yao Ming hanya terdorong sedikit. Pukulan terakhir itu... itu adalah pukulan seorang praktisi!

Yu Pang segera berbalik, bergegas keluar dari ruangan itu untuk melaporkan temuan mengejutkan ini kepada tuannya.

Di halaman, Ham Bo merasa harga dirinya hancur.

Diberi pukulan telak oleh seseorang yang ia remehkan sebagai "sampah keluarga" adalah penghinaan terbesar.

Ia mengabaikan rasa sakit dan mengeluarkan raungan kemarahan, energi internal mulai mengalir deras di lengannya, membuat otot-ototnya menonjol.

"Yao Ming! Kau mencari mati!" Ham Bo menyalurkan energinya ke pedangnya. "Aku akan tunjukkan perbedaan antara pecundang sepertimu dan seorang pejuang sejati!"

Kilatan cahaya tipis menyelimuti bilah pedangnya. Ia melompat maju, mengayunkan pedang dalam tebasan horizontal yang cepat dan mematikan—sebuah teknik tingkat rendah dari seni pedang keluarga Yao.

Yao Ming menarik napas dalam. Ia tahu ia tidak bisa menerima serangan bertenaga internal ini secara langsung, mengingat kondisinya yang belum pulih.

Ia menyunggingkan senyum dingin, mata tajamnya mengikuti gerakan pedang.

"Masih terlalu lambat!" batinnya.

Menggunakan sisa-sisa kelincahan yang baru ia pulihkan, Yao Ming bergerak bagai bayangan, sedikit menggeser tubuhnya. Pedang Ham Bo hanya menyentuh ujung jubahnya, meleset tipis!

Pada saat yang sama, Yao Ming melancarkan serangan balasan: Tendangan Palu Guntur (adaptasi tingkat rendah dari Thunder Fist).

Tendangan itu mengarah tepat ke tulang kering Ham Bo.

BUAGH!

Suara benturan tulang yang keras terdengar. Ham Bo menjerit tertahan. Keseimbangannya hilang, dan ia tersungkur ke tanah, pedangnya terlempar jauh.

"A-kakiku..." Ham Bo menggertakkan gigi, tidak mampu bangkit karena rasa sakit yang hebat di kakinya.

Yao Ming menatapnya dari atas, senyum dingin itu kini terasa seperti ancaman mematikan.

"Sudah kubilang, kau tidak akan bisa menyentuhku kali ini," ujar Yao Ming. "Kau kalah."

Para prajurit Ham Bo benar-benar membeku. Kapten mereka, seorang prajurit tingkat menengah, telah dikalahkan hanya dalam beberapa gerakan oleh pemuda yang mereka anggap sebagai mayat hidup.

Yao Ming, dengan tatapan mengintimidasi, melangkah maju. "Bawa dia pergi. Dan sampaikan pada orang yang menyuruhmu datang ke sini: Saya sudah bangun."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!