Alisya, seorang gadis muda yang lulus dari SMA, memiliki impian untuk melanjutkan kuliah dan menjadi desainer. Namun, karena keterbatasan ekonomi keluarganya, ia harus bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga kaya. Di sana, ia bertemu dengan Xavier, anak majikannya yang tampan dan berkarisma. Xavier memiliki tunangan, namun ia jatuh cinta dengan Alisya karena kepribadian dan kebaikan hatinya.
Alisya berusaha menolak perasaan Xavier, namun Xavier tidak menyerah. Orang tua Xavier menyukai Alisya dan ingin agar Alisya menjadi menantu mereka. Namun, perbedaan status sosial dan reaksi orang tua Alisya menjadi tantangan bagi keduanya.
lalu bagaimana dengan tunangannya Xavier ?
apakah Alisya menerima Xavier setelah mengetahui ia mempunyai tunangan?
bagaimanakah kisah cinta mereka saksikan selanjutnya hanya disini.
setiap masukan serta kritik menjadi motivasi bagi author kedepannya.
Author ucapkan Terimakasih bagi yang suka sama ceritanya silahkan berikan like dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kania zaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Pertemuan dengan Xavier
Alisya sedang berjalan di koridor rumah keluarga Pak Rudi ketika ia melihat Xavier sedang berdiri di depan jendela, menatap ke luar. Ia merasa sedikit terkesan dengan penampilan Xavier yang tampan dan serius.
"Pak Xavier," kata Alisya dengan suara pelan.
Xavier menoleh ke arah Alisya dan tersenyum. "Alisya, apa yang kamu lakukan di sini?"
Alisya membalas senyumnya dan mengangguk. "Saya hanya sedang berjalan-jalan, Pak Xavier. Saya tidak bisa tidur."
Xavier mengangguk. "Saya juga tidak bisa tidur. Saya sedang memikirkan tentang pekerjaan saya."
Alisya merasa sedikit penasaran. "Pekerjaan apa yang Anda pikirkan, Pak Xavier?"
Xavier tersenyum. "Saya sedang memikirkan tentang proyek baru yang akan saya jalankan. Saya ingin membuatnya berhasil."
Alisya mengangguk. "Saya yakin Anda akan berhasil, Pak Xavier. Anda tampaknya sangat cakap."
Xavier tersenyum. "Terima kasih, Alisya. Kamu juga sangat cakap dalam pekerjaanmu."
Alisya membalas senyumnya dan mengangguk. "Terima kasih, Pak Xavier."
Mereka berdua kemudian berjalan-jalan di sekitar rumah, berbicara tentang berbagai hal. Alisya merasa sedikit terkesan dengan kepribadian Xavier yang ramah dan perhatian.
"Pak Xavier, boleh saya bertanya sesuatu?" kata Alisya dengan penasaran.
Xavier mengangguk. "Tentu saja, Alisya. Apa yang ingin kamu tanyakan?"
Alisya merasa sedikit ragu-ragu. "Apa yang Anda cari dalam hidup ini, Pak Xavier?"
Xavier tersenyum. "Saya mencari kebahagiaan dan kesuksesan. Saya ingin membuat orang-orang yang saya cintai bahagia."
Alisya mengangguk. "Saya juga ingin itu, Pak Xavier. Saya ingin membuat orang-orang yang saya cintai bahagia."
Xavier tersenyum. "Saya yakin kamu akan berhasil, Alisya. Kamu memiliki hati yang baik."
Alisya membalas senyumnya dan mengangguk. "Terima kasih, Pak Xavier."
Mereka berdua kemudian berhenti di depan sebuah taman yang indah. Alisya merasa sedikit terkesan dengan keindahan taman tersebut.
"Taman ini sangat indah, Pak Xavier," kata Alisya dengan kagum.
Xavier tersenyum. "Saya senang kamu menyukainya. Saya suka berjalan-jalan di sini ketika saya sedang stres."
Alisya mengangguk. "Saya juga suka berjalan-jalan di sini. Ini membuat saya merasa lebih santai."
Mereka berdua kemudian duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam sekitar. Alisya merasa sedikit terkesan dengan kehadiran Xavier yang membuat ia merasa lebih nyaman.
"Pak Xavier, saya ingin berterima kasih kepada Anda," kata Alisya dengan tulus.
Xavier menoleh ke arah Alisya dan tersenyum. "Untuk apa, Alisya?"
Alisya membalas senyumnya. "Untuk menjadi teman yang baik. Saya merasa sangat nyaman berbicara dengan Anda."
Xavier tersenyum. "Saya juga merasa nyaman berbicara dengan kamu, Alisya. Kamu adalah orang yang sangat menyenangkan."
Alisya merasa sedikit terkesan dengan kata-kata Xavier. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan, tapi ia merasa sangat bahagia.
Alisya merasa sedikit tidak nyaman berdua terlalu lama dengan Xavier di taman. Ia merasa bahwa mereka harus kembali ke rumah.
"Pak Xavier, saya rasa sudah waktunya saya kembali ke rumah," kata Alisya dengan sopan.
Xavier menoleh ke arah Alisya dan tersenyum. "Baiklah, Alisya. Saya akan mengantar kamu kembali ke rumah."
Alisya mengangguk dan mereka berdua berjalan kembali ke rumah. Di tengah jalan, Xavier bertanya kepada Alisya tentang hobinya.
"Alisya, apa yang kamu sukai melakukan di waktu luang?" tanya Xavier dengan penasaran.
Alisya tersenyum. "Saya suka membaca buku dan mendengarkan musik. Bagaimana dengan Anda, Pak Xavier?"
Xavier tersenyum. "Saya suka bermain golf dan membaca buku tentang bisnis. Saya juga suka menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman."
Alisya mengangguk. "Itu kedengarannya menyenangkan. Saya rasa saya akan mencoba bermain golf suatu hari."
Xavier tersenyum. "Saya akan mengajar kamu bermain golf suatu hari nanti."
Alisya membalas senyumnya. "Terima kasih, Pak Xavier."
Mereka berdua kemudian tiba di rumah dan Alisya berpamitan dengan Xavier.
"Terima kasih, Pak Xavier," kata Alisya dengan sopan.
Xavier tersenyum. "Tidak perlu berterima kasih, Alisya. Saya senang bisa menghabiskan waktu dengan kamu."
Alisya membalas senyumnya dan masuk ke dalam rumah. Ia merasa sedikit lebih nyaman dengan Xavier setelah berbicara dengannya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi ia siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.
Alisya masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarnya. Ia merasa sedikit lelah setelah berjalan-jalan dengan Xavier, tapi ia juga merasa bahagia karena telah dapat berbicara dengan majikannya itu.
Setelah berganti pakaian, Alisya memutuskan untuk membaca buku di kamarnya. Ia memilih buku favoritnya dan mulai membacanya. Ia sangat menikmati cerita dalam buku itu dan lupa akan waktu.
Beberapa jam kemudian, Ibu Yani memanggil Alisya untuk makan malam. Alisya menutup buku dan turun ke ruang makan.
"Selamat makan malam, Alisya," kata Ibu Yani dengan senyum.
"Selamat makan malam, Ibu Yani," jawab Alisya dengan sopan.
Xavier sudah duduk di meja makan dan tersenyum kepada Alisya. "Selamat makan malam, Alisya. Bagaimana hari ini?"
Alisya membalas senyumnya. "Baik, Pak Xavier. Terima kasih."
Mereka berdua kemudian makan malam sambil berbicara tentang berbagai hal. Alisya merasa sangat nyaman dengan suasana makan malam itu.
Setelah makan malam, Alisya membantu Ibu Yani membersihkan meja makan. Xavier kemudian pergi ke ruang tamu untuk menonton TV.
"Alisya, kamu bisa bergabung dengan kami jika kamu ingin," kata Xavier dengan senyum.
Alisya mengangguk dan bergabung dengan Xavier di ruang tamu. Mereka berdua menonton TV bersama-sama dan Alisya merasa sangat bahagia.
Namun, setelah beberapa jam, Alisya merasa lelah dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
"Pak Xavier, saya rasa saya akan pergi ke kamarnya," kata Alisya dengan sopan.
Xavier mengangguk. "Baiklah, Alisya. Selamat tidur."
Alisya membalas senyumnya dan pergi ke kamarnya. Ia merasa sangat bahagia hari ini dan tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi besok.
Alisya teringat ibunya dan merasa sedikit khawatir tentang kabar ibunya. Ia memutuskan untuk menelepon ibunya sebentar.
"Ibu Yani, boleh saya menelepon ibuku sebentar?" tanya Alisya.
Ibu Yani mengangguk. "Tentu saja, Alisya. Kamu bisa menggunakan telepon di ruang tamu."
Alisya mengangguk dan menuju ruang tamu untuk menelepon ibunya. Ia merasa sedikit gugup saat menelepon ibunya, tapi juga senang bisa berbicara dengan ibunya.
Setelah beberapa dering, ibunya menjawab telepon. "Halo?"
"Bu, ini Alisya," kata Alisya dengan suara ceria.
"Alisya, sayang! Bagaimana kabarmu? Kamu sudah sampai di rumah Pak Rudi dengan selamat?" tanya ibunya dengan khawatir.
"Sudah, Bu. Saya baik-baik saja. Saya hanya ingin menanyakan kabar Ibu," jawab Alisya dengan lembut.
"Aku baik-baik saja, sayang. Aku hanya khawatir tentang kamu. Kamu harus selalu ingat untuk makan dan beristirahat yang cukup, ya?" pesan ibunya.
Alisya tersenyum. "Baik, Bu. Saya akan ingat. Saya sayang Ibu."
"Aku juga sayang kamu, sayang. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan menjaga diri," pesan ibunya.
Alisya mengangguk, meskipun ibunya tidak bisa melihatnya. "Baik, Bu. Saya akan selalu ingat."
Mereka berdua berbicara beberapa menit lagi sebelum Alisya harus mengakhiri panggilan. Alisya merasa lebih tenang setelah berbicara dengan ibunya dan tidak sabar untuk memberitahu ibunya tentang hari-harinya di rumah Pak Rudi.
boleh mampir juga baca novel baru akuuu yaa🤭😄