NovelToon NovelToon
OBSESI BOS MAFIA

OBSESI BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:33.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan mengurung. Namun bagi seorang bos mafia ini, cinta berarti memiliki sepenuhnya— tanpa ruang untuk lari, tanpa jeda untuk bernapas.
Dalam genggaman bos mafia yang berkuasa, obsesi berubah menjadi candu, dan cinta menjadi kutukan yang manis.

Ketika dunia gelap bersinggungan dengan rasa yang tak semestinya, batas antara cinta dan penjara pun mengabur.
Ia menginginkan segalanya— termasuk hati yang bukan miliknya. Dan bagi pria sepertinya, kehilangan bukan pilihan. Hanya ada dua kemungkinan dalam prinsip hidupnya yaitu menjadi miliknya atau mati.

_Obsesi Bos Mafia_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Melarikan Diri

"Kau benar-benar cari mati denganku brengsek, kau sudah membuat aku mengkhianati, Hulya." Tifani meronta, wajahnya memerah karena cekikan Marchel.

Tangan Tifani memukul-mukul lengan Marchel tapi apa daya, tenaga pria itu sangat kuat bahkan bibir Tifani sudah membiru.

Marchel benar-benar mencari Tifani keesokan harinya setelah kondisinya normal.

"Kau mau memperalat aku dengan hubungan semalam hah? Jangan mimpi kau Tifani, aku tau isi kepalamu ini." Marchel semakin kuat mencekik Tifani hingga bola mata Tifani memerah, wajahnya membiru dan dia menghembuskan nafas terakhir. Ya, Tifani tewas di tangan Marchel.

Marchel mengambil tas Tifani dan memeriksa semuanya, menemukan sebuah kamera dan langsung merusaknya. Marchel menghubungi Louis untuk mengurus mayat Tifani, dia meninggalkan kamar hotel tersebut dan melesat ke mansionnya.

Marchel berlari ke kamar ingin menemui Hulya.

Di dalam kamar itu tidak ada Hulya, Marchel terus memanggil nama wanita yang sangat dia cintai itu, sampai salah seorang pelayan mengatakan kalau Hulya ada di taman belakang sedang berkebun.

Marchel langsung ke sana dan memang Hulya tengah menanam beberapa bunga. Selama tinggal di mansion itu dan menjadi istrinya, Hulya sangat suka dengan bunga. Taman belakang itu adalah hasil dekorasi Hulya sendiri.

Marchel bernapas lega ketika melihat Hulya sibuk, dia menghampiri mantan istrinya itu lalu memeluknya. Karena pelukan yang tiba-tiba, Hulya yang sedang berjongkok langsung terduduk ke tanah dan merusak bunganya.

"Aduh, Marchel kau merusak bungaku," teriak Hulya ketika bunga di tangannya hancur, Marchel tidak peduli, dia semakin memeluk erat Hulya.

Revi dan Demon selaku pelayan serta tukang kebun di sana hanya tersenyum melihat kedua majikannya.

"Aku merindukanmu Hulya, ayo ikut aku ke kamar."

"Kau tidak lihat sekarang aku sedang berkebun?"

"Mereka yang akan menyelesaikannya, ayo ikut aku." Hulya meletakkan semua alat kebunnya lalu mengikuti Marchel ke dalam kamar setelah membersihkan sisa tanah di tubuhnya.

Di dalam kamar, Marchel mencoba untuk menggoda Hulya.

"Temani aku mandi Hulya, please."

"Tidak mau, kau pasti akan bertindak yang bukan-bukan padaku."

"Aku menginginkanmu."

"Jangan gila Marchel, aku ini bukan istrimu lagi, jangan seenaknya meminta padaku, kemarin aku melayanimu hanya untuk membantumu saja," tolak Hulya sembari mundur menghindari Marchel.

"Aku tidak peduli, satu-satunya wanita yang ingin kusentuh hanya kamu, Hulya." Marchel meraih pinggang mantan istrinya itu lalu mendorong Hulya ke atas kasur.

Marchel membuka pakaiannya dan mencumbu Hulya, di tengah ciuman itu pipi Hulya basah karena air mata Marchel yang menetes. Hulya menangkup wajah mantan suaminya itu dan melihat tatapan aneh dari mata Marchel.

"Apa ini bentuk penyesalan dirimu padaku karena hampir bercinta semalam dengan Tifani?" tanya Hulya, Marchel membenamkan wajahnya ke leher Hulya.

Marchel lalu membawa Hulya duduk, menciumi tangan Hulya berkali-kali.

"Aku minta maaf Hulya, ini semua bukan keinginanku."

"Aku tau Marchel, kau di bawah pengaruh obat juga, aku sampai tidak kuat bangun tadi pagi karenamu," keluh Hulya sembari mem-pout-kan bibirnya, Marchel tersenyum gemas lalu mencium sudut bibir Hulya.

"Aku mau berendam air dingin, Hulya."

"Oke, jangan merasa bersalah begitu, semua yang terjadi tidak bisa dielakkan, bukan." Hulya terlihat biasa saja, Marchel semakin khawatir karena Hulya tidak menunjukkan rasa cemburu.

"Kau tidak cemburu sama sekali, Hulya?"

"Buat apa aku cemburu, kau bukan suamiku." Hulya memasuki kamar mandi, Marchel benar-benar kesal tapi apa yang Hulya katakan memang benar.

Marchel berendam sedangkan Hulya kembali berkebun dengan Demon dan Revi. Marchel memejamkan matanya, dadanya terasa sesak ketika Hulya tidak cemburu dan bahkan terlihat biasa saja mengetahui dirinya hampir bercinta dengan Tifani.

"Ini tidak boleh dibiarkan, aku tidak mau hati Hulya berpaling dariku, dia harus mencintai aku lagi." Marchel keluar dari bathub lalu meraih handuknya.

...***...

Hulya melirik testpack yang ada di tangannya, gadis merah dua yang sangat jelas, jantungnya berdegup sangat cepat dan perasaannya tidak karuan. Selama hampir satu bulan di mansion ini, Marchel selalu memaksa untuk melakukan hubungan dengannya.

"Bagaimana ini? Kalau Marchel tau aku hamil, dia pasti akan semakin gencar meminta rujuk kembali padaku. Aku belum siap menjadi istrinya dan kalau dia emosi lagi, dia akan kembali memukul perutku, aku tidak sanggup lagi menahan rasa sakit itu," kata Hulya lirih, dia terduduk di atas closet sambil memegangi tespack itu, menangis dalam diam dengan tangan bergetar hebat.

Suara ketukan pintu membuat Hulya kaget.

"Hulya, kenapa lama sekali di dalam kamar mandi? Apa kamu sakit?" tanya Marchel dari luar.

Hulya kelimpungan, dia mencoba biasa saja lalu membuang tespack ke dalam tong sampah.

Hulya mencuci wajahnya lalu keluar dan tersenyum pada Marchel, seolah tak ada apa-apa.

"Tidak, aku hanya sakit perut saja," alasan Hulya karena memang dia begitu lama di dalam kamar mandi.

"Oke, kalau begitu aku mau pamit ya, aku ke markas dulu, kamu mau menitip sesuatu?" Hulya menggeleng, Marchel mengusap lembut pipi Hulya dan mengecupnya lembut, lalu pergi.

"Aku harus kabur dari sini, aku tidak mau Marchel mencelakai diriku dan anak ini lagi, sudah cukup aku hampir mati dalam keadaan hamil," tekad Hulya, dia menyusun rencana untuk kabur dari Marchel.

...***...

Semenjak kejadian dengan Tifani waktu itu, Hulya semakin biasa saja pada Marchel, tidak pernah bermanja dan tidak menunjukkan rasa cemburu yang membuat Marchel resah, dia semakin posesif pada Hulya sehingga apapun yang Hulya lakukan selalu diawasi.

Malam harinya Marchel masih di markas, dia akan ke pelabuhan untuk melakukan transaksi besar.

Hulya yang telah hafal dengan gerak Marchel, kini mulai melancarkan niatnya, Hulya mengendap untuk bisa keluar dari mansion itu. Setelah melewati beberapa pelayan dan penjaga, akhirnya Hulya berhasil keluar dari mansion Marchel dengan aman, dia berlari meninggalkan mansion, berharap ada kendaraan yang lewat agar dia bisa kabur, Hulya bahkan tak peduli dengan cctv dalam mansion yang akan menangkap pergerakannya.

Sedikit lagi Hulya sampai di jalan raya, dia berjalan santai karena lelah berlari. Hulya menyeberang dan kaget ketika sebuah mobil hampir menabraknya.

Hulya membulatkan mata saat melihat pengendara mobil itu adalah Alessandro dan yang duduk di bangku sampingnya adalah Marchel. Tanpa membuang waktu lagi, Hulya berlari dengan kencang ke arah jalan raya.

"HULYA TUNGGU, JANGAN LARI HULYA," teriak Marchel saat keluar dari mobil.

Alessandro memutar balik mobil dan mengejar Hulya, karena tidak bisa lari lagi, Hulya memasuki gang sempit yang tidak bisa dimasuki mobil.

"Shit," umpat Marchel, dia mengambil sebuah pisau dari dalam mobil lalu mengejar Hulya.

Jantung Hulya benar-benar hampir copot saat ini, dia terus berlari tanpa menoleh ke belakang, karena dia tahu kalau Marchel sedang mengejarnya.

Sedikit lagi dia mencapai ujung dari gang sempit itu dan hap! Alessandro berdiri di ujung sana dengan sebuah pistol yang mengarah pada Hulya.

Hulya berbalik dan melihat Marchel memegang pisau, Hulya memejamkan matanya, dia tidak bisa kabur lagi sekarang.

"Berani sekali kau kabur dariku hm?"

1
Wiwit Widia
Kerasa banger nih mual di atas mobil begini🤭
Wiwit Widia
Nah bakalan kagak ada saingan juga si Hulya, dia nerapin sikap posesif si marchel 🤣
Adira
secara gak langsung, hubungan mereka membaik karena rencana justin juga kan.
Adira
antisipasi sejak dini si hulya💪
Caterine Selyn
Masih ada malu dia, coba kalo gak ada pelayan, bakalan diterkam tuh di meja makan🤣
Caterine Selyn
Emang ya ni org kagak bisa kontrol diri banget🤣
Juwita
Dia kalo lagi mode waras ingat semuanya, coba kalo emosi, lupa diri
Juwita
Elu udh diterima sama hulya lagi, perbaiki sikap lu chel, jgn sampe ini kandungan gugur lagi gara2 elu yaaa
Rissa Squad
Sabar napa baaanggg🤣
Rissa Squad
pintar banget hulya bikin syaratnya💪👍
Alle
emang kadang mual bakalan ilang kalo di bawah kucuran air
Alle
Bakalan diintilin kemana2 si marchel🤣
Alda Fatimah
Jangan emosian lagi lu chel, jgn sampe ini anak kagak lahir gara2 elu yeeee
Alda Fatimah
Emang si marchel kudu diginiin biar insap
ISMI PRADIPTA
sultan mah bebas mau dekor kapan aja
ISMI PRADIPTA
Udh dikasih kesempatan rujuk jangan disia2in lagi marchel
Kakak Echa
Dia ini bikin baper maksimal kalo lagi gak emosi, tpi kalo udh emosi kek setan
Kakak Echa
Jangan sia2in lagi si hulya, kadang lu rada2 ya chel
Helena Hivoshi
Marchel kalo lagi mode baik bikin baper tpi kalo mode emosi pengen gue tendang jauh jauh
Helena Hivoshi
Berat amat tapi keren syaratnya, meminimalisir perselingkuhan🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!