Istriku! Oon!?.
Eric Alaric Wiguna , seorang Mafia & CEO perfeksionis, mendapati hidupnya jungkir balik setelah menikahi Mini.
Mini Chacha Pramesti adalah definisi bencana berjalan: ceroboh, pelupa, dan selalu sukses membuat Eric naik darah—mulai dari masakan gosong hingga kekacauan rumah tangga yang tak terduga.
Bagi Eric, Mini itu oon tingkat dewa.
Namun, di balik ke-oon-annya, Mini punya hati yang tulus dan hangat. Mampukah Eric bertahan dengan istrinya yang super oon ini?
Atau justru kekonyolan Mini yang akan menjadi bumbu terlezat dalam pernikahan kaku mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simeeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15: Kontrol Pelabuhan
selamat Membaca 👇
Eric Alaric Wiguna, Mini Chacha Pramesti, dan Kakek Pranoto tiba di Genoa, setelah berkendara selama berjam-jam dan berganti-ganti kendaraan melalui jaringan Pirozzi. Mereka bersembunyi di sebuah gudang tua dan besar, dekat dengan terminal peti kemas yang sibuk. Udara di sini berbau garam, minyak diesel, dan rahasia yang disimpan.
Mini duduk di kursi lipat, memperhatikan Eric yang sibuk menghubungi Marco melalui burner phone sekali pakai. Kakek Pranoto beristirahat, tubuhnya masih lemah setelah dua tahun dipenjara.
Mini merenungkan semua yang terjadi: cincin, wasiat palsu, kontrak darah, identitasnya sebagai Putri Silvio, dan pengkhianatan Ayah Eric. Mini menyadari bahwa dirinya tidak lagi bisa sekadar menjadi "Mini yang ceroboh."
“Eric, apakah kita aman di sini?” tanya Mini, matanya menatap siluet peti kemas yang menjulang.
Eric mematikan ponselnya, wajahnya kelelahan tetapi fokus. "Untuk sementara. Pirozzi adalah capo kecil di pelabuhan ini yang sangat loyal pada Conti, tapi dia juga pragmatis. Dia akan membantu kita jika bayarannya setimpal. Aku harus menjual beberapa aset pribadi yang tidak terdaftar klan untuk mendanai pelarian ini."
Eric membuka laptopnya yang sangat tipis dan terenkripsi. Ia mulai memindahkan dana besar dari rekeningnya ke rekening perantara, sambil berbicara cepat dalam kode keuangan yang Mini tidak mengerti.
"Mini, fokus. Aku perlu kau perhatikan apa yang terjadi saat Pirozzi tiba," Eric berbisik, memasang wajah profesionalnya.
Eric mulai bekerja:
"Mini, bisnis klan Conti di sini adalah logistik dan ekspor legal (minyak zaitun) dan ilegal (senjata). Pirozzi mengendalikan arus kas (uang) dan arus barang (peti kemas). Perhatikan bagaimana dia menatap Pirozzi. Jika matanya fokus ke tangan, dia peduli pada uang. Jika dia menatap peti kemas, dia peduli pada kekuatan logistik."
Mini mendengarkan. Ini adalah pelajaran Mafia yang diajarkan melalui calon suaminya.
Tak lama kemudian, pintu gudang terbuka. Masuklah Pietro Pirozzi, seorang pria bertubuh kekar dengan kumis tebal dan mata waspada. Ia ditemani dua pengawal bersenjata yang membawa senjata jenis Spectre X5 (pistol taktis).
Pirozzi menatap Eric, yang masih berlumuran debu. "Selamat datang, Capo Eric. Kudengar kau sedang 'tur dadakan' di pelabuhanku."
"Aku butuh kapal kargo ke Malta malam ini, Pirozzi. Dan dana tunai untuk satu tahun," Eric langsung pada intinya.
Pirozzi tertawa sinis. "Kapal kargo? Itu seharga jutaan, Capo. Dan kudengar... Nenek Alessandra sudah menawarkan harga yang lebih besar untuk kepalamu."
Mini memperhatikan Pirozzi, teringat instruksi Eric. Mata Pirozzi melayang ke peti kemas di belakang Eric, lalu kembali ke Eric. Dia tidak melihat ke tangan atau wajah Eric; dia melihat ke cincin Seguro di jari Mini.
🏃 Episode 14: Pelarian CEO dan Panggilan Konferensi dalam Kegelapan
.
"Pirozzi," sela Mini tiba-tiba, melangkah ke depan Eric. "Cincin ini. Ini adalah Il Chiaro Doppio klan Valerius. Nenek Alessandra menginginkan ini, bukan kepala Eric."
Eric menatap Mini, terkejut dengan keberaniannya.
Pirozzi terdiam. Ia menatap Mini dengan penuh minat, lalu melirik ke cincin itu. "Jadi, kau yang memegang kunci legenda itu. Anak Valerius."
Mini melanjutkan, menggunakan intuisi yang terasa asing baginya. "Nenek Alessandra tidak akan pernah bisa membuka Ruang Kaca tanpa cincin ini dan Gelang saya. Jika Anda menyerahkan Eric, dia akan kehilangan satu-satunya alat negosiasinya. Jika Anda membantu kami, Anda akan menjadi sekutu Capo baru yang memegang kontrol penuh atas rahasia kedua klan. Pilihannya ada di tangan Anda."
Pirozzi terkesan. Ia mundur selangkah. "Gadis kecil ini... berdarah dingin. Dia mengerti power play."
Mini menyadari bahwa cincin itu bukan hanya kunci fisik, tetapi juga simbol kekuasaan yang secara otomatis meningkatkan nilainya dalam permainan klan.
Pirozzi mengambil keputusan. "Baiklah, Capo Eric. Aku akan membantumu. Tapi dengan satu syarat: Uang tunai tidak cukup. Aku butuh jaringan distribusi kargo di Balkan yang hanya bisa diberikan Conti Group."
Eric tersenyum dingin. "Sebuah kapal kargo ke Malta, dan aku akan memberimu 30% dari jaringan Albania. Deal?"
"Deal," Pirozzi menyetujui, menjabat tangan Eric.
Setelah Pirozzi pergi, Mini menatap Eric. "Kau baru saja memberi Pirozzi jaringan klan, Eric!"
"Aku memberikan sesuatu yang Matriark tidak bisa berikan: Masa depan. Nenek terlalu terikat pada cara lama. Aku harus mengambil risiko bisnis besar untuk melindungimu dan Kakek Pranoto. Tapi kau..." Eric menatap Mini lekat-lekat.
Eric memegang bahu Mini, wajahnya mendekat. "Kau menggunakan cincin itu untuk negosiasi. Kau tidak ceroboh, Mini. Kau intuitif. Kau membaca nilai dirimu dengan tepat. Itu lebih berharga daripada semua uang Conti Group."
Mini merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia semakin memahami Eric, dan Eric semakin menerima sifatnya yang unik.
Kakek Pranoto yang kini sudah segar, tersenyum dari kursinya. "Mini, kau telah menemukan kekuatanmu. Sekarang, kita harus lari."
Mereka bergerak menuju pelabuhan. Pirozzi sudah menyiapkan kapal kargo kecil. Saat mereka menaiki tangga kapal, Eric memeluk Mini dari belakang.
"Mini, jangan takut. Kita akan pergi ke tempat yang aman. Aku akan melindungimu dari Matriark, dari Ayahmu, dan dari klan ini," bisik Eric.
Mini menyandarkan kepalanya ke dada Eric. "Ke mana kita akan pergi, Eric?"
"Malta. Dari sana, kita akan mencari jejak Silvio Valerius. Kita tidak bisa lari selamanya. Kita harus menghadapi ayahmu," jawab Eric.
Eric memandang ke arah daratan. Luca Wiguna sudah pasti mengetahui pelarian mereka. Eric tahu Luca sedang membuat keputusan besar di Calabria.
Kapal mulai berlayar, meninggalkan Genoa di bawah cahaya rembulan. Eric dan Mini berdiri di dek kapal, menghadapi lautan terbuka yang dingin dan penuh ancaman.
BERSAMBUNG.
contohnya:
"Lari! Jangan diam saja!"
"Dan, kenapa istrimu lama sekali?!"
Begitulah yang di ucapkan konsen padaku.
jadi mudah dipahami kan?