Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 BERTEMU PRIA SEKARAT
BLAM...
Ruangan disekitar Lucinda de Vries mendadak gelap gulita.
Lucinda tak mampu melihat dengan jelas karena seluruh ruangan mendadak tak bercahaya, dalam kegelapan, dia berubah panik.
"Dimana aku ?" tanyanya.
Lucinda menggapai-gapai ruangan gelap disekitarnya yang sunyi ini.
Seluruhnya menjadi hitam tak bersinar terang, tempat apakah ini sebenarnya, Lucinda tak mengerti dimana dia sekarang.
"Aku harus pergi dari sini...", ucapnya dalam gelapnya ruangan.
Lucinda de Vries merangkak pelan diantara heningnya tempat gelap ini.
Berhati-hati, supaya dirinya tidak mengenai benda berbahaya yang mungkin ada disekitar ruangan asing ini.
"Tempat apakah ini ?" gumamnya bertanya-tanya.
Lampu menyala terang benderang tiba-tiba saja Lucinda berada diruangan kamar yang mewah.
Lucinda berdiri tegak serta tersentak kaget saat dia mengetahui dirinya berada di ruangan kamar tidur asing ini.
"Selamat datang, Lucinda de Vries !" sapa seseorang yang baru saja keluar dari balik pintu di dalam ruangan ini.
"Siapa kamu ?" tanya Lucinda bereaksi cepat seraya berjalan mundur.
"Perkenalkan saya Sugeng, panembahan keraton jawa", sahut pria berpakaian unik serta topi aneh yang mirip dengan topi di temui oleh Lucinda di kursi pengantin beberapa saat yang lalu.
"Apa ?!" sahut Lucinda tercengang.
"Saya bertugas sebagai asisten pribadi Raden Mas Ningrat Kevin Jansen, anak sulung Raden Raharjo, penerus darah biru kesultanan Jawa", ucap Sugeng.
Lucinda tersentak kaget seraya terbatuk-batuk, dia tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan saja.
"Dan...", ucapnya sambil mengatur nafasnya.
"Dan anda telah dinikahkan dengan Raden Mas Ningrat Kevin Jansen, pewaris penerus kerajaan Kelinting Kuning, pemilik kerajaan bisnis Kelinting yang melegenda selama berabad-abad lamanya", kata Sugeng.
Lucinda tertawa, dia menertawakan kekonyolan ini dan semua ini terjadi padanya begitu cepatnya.
"Siapa ? Raden Mas Ningrat Kevin Jansen atau apalah itu..., siapa yang menikah dengannya ???" sahut Lucinda sewot.
"Anda telah menandatangani akte pernikahan dan kalian berdua telah sah menjadi sepasang suami-istri mulai dari sekarang", kata Sugeng.
Sugeng memperlihatkan dua buku nikah kepada Lucinda de Vries.
"Ha... Ha... Ha... Apa ini buku nikahku ? Kurasa tidak, itu bukan buku nikahku, tuan Sugeng yang terhormat !" sahut Lucinda dengan wajah membeku pucat.
"Sayangnya buku ini adalah kepunyaan anda dan Raden Kevin...", ucap Sugeng.
"Ha... Ha... Ha... Kau bercanda, ya..., tidak lah, itu tidak mungkin sebab dia tidak datang ke acara pernikahan, mana bisa kami punya buku nikah resmi", kata Lucinda.
"Jika tidak percaya periksa sendiri buku nikah ini !" kata Sugeng sembari memberikan dua buku nikah itu kepada Lucinda.
Lucinda membaca dua buku nikah ditangannya dengan seksama.
"Kau benar, buku nikah ini atas namaku, tapi kenapa aku dibawa kesini, memangnya aku salah apa ?" tanya Lucinda.
"Anda tidak salah apa-apa, kami membawamu kemari karena ada yang ingin kami perlihatkan kepada anda", sahut Sugeng.
"Apakah yang ingin kalian perlihatkan padaku ?" tanya Lucinda penasaran.
"Persiapkan diri anda terlebih dulu sebelum saya memperlihatkan sesuatu pada anda", kata Sugeng.
"Aku sudah siap sejak kalian membawa paksa aku kesini, disitulah hatiku telah siap mati jika terjadi sesuatu padaku", kata Lucinda tegas.
"Tegas juga istri Raden Kevin", ucap Sugeng seraya tersenyum tipis.
"Ya, sebab aku telah dididik mandiri oleh kedua orang tuaku sehingga aku mampu meraih gelar sarjana kedokteranku dari Universitas Leiden", sahut Lucinda.
"Wow, ternyata istri Raden Kevin juga sangat cerdas dan seorang dokter muda", kata Sugeng.
Sugeng bertepuk tangan, memuji kehebatan Lucinda de Vries lalu dia berjalan ke arah tirai yang tertutup di ruangan kamar tidur ini.
"SREEET... !"
Kain tirai tersibak cepat, tampak sebuah tempat tidur mewah berlapis emas terdapat di tengah-tengah ruangan kamar ini.
Ada yang menarik dari tempat tidur mewah itu, seperti ada yang berbaring disana.
Sugeng menoleh ke arah Lucinda lalu berkata padanya.
"Perkenalkan beliau adalah Raden Mas Ningrat Kevin Jansen, putra dari Raden Raharjo pemilik kerajaan Kelinting Kuning".
Lucinda tersentak kaget seraya melirik hati-hati ke arah Kevin yang terbaring diam di atas pembaringan tidur.
"Beliau inilah suamimu, nona Lucinda...", sambung Sugeng.
"A-apa ?" ucap Lucinda terhenyak kaku sembari terbelalak lebar.
"Kenapa ? Anda terkejut melihat kondisi Raden Kevin saat ini ?" tanya Sugeng dengan sorot mata sinis.
"A-apa yang terjadi padanya ? Kenapa dia tidur dan berbaring saja tanpa menyapaku ?" tanya Lucinda.
"Beliau sudah seperti ini kondisinya sejak beliau berusia dua puluh tahun ketika ulang tahunnya usai dirayakan oleh seluruh keluarganya, Raden mendadak jatuh pingsan dan tak pernah bangun lagi", kata Sugeng.
"Ba-bagaimana bisa aku menikah dengan orang seperti ini ???" ucap Lucinda.
"Tapi itulah takdir anda, nona Lucinda", kata Sugeng.
"Apa ? Takdirku ?" kata Lucinda termangu-mangu.
"Ya, benar..., mau tidak mau anda telah ditakdirkan memiliki suami seperti Raden Kevin yang kondisinya sangat memprihatinkan sekali, seperti yang anda lihat sekarang ini", lanjut Sugeng.
Sugeng menatap iba pada Kevin yang hanya terbaring diam di tempat tidurnya.
"Sungguh malang nasib Raden Kevin, dia sama sekali tidak bisa menikmati masa mudanya dengan kebahagiaan", ucap Sugeng.
Tampak kedua mata Sugeng berkaca-kaca sedih, disekanya sudut matanya yang berair dengan saputangan bersulam bunga anggrek kuning.
"Kuharap anda bisa membahagiakan Raden Mas Ningrat Kevin Jansen disisa akhir hidupnya ini, kami semua berharap ketulusan hati anda untuk menjadi pasangan hidup Raden Kevin", ucap Sugeng.
Lucinda hanya terdiam mematung, tak berkutik bahkan dia merasakan kepalanya bagaikan dihantam palu besar dan mendadak saja isi kepalanya meronta-ronta pening.
"Demi Tuhan di Surga... Suratan takdir apakah ini yang harus aku terima... Menikahi pria yang kondisinya hidup tak mau matipun segan... ?!"
Lucinda hampir-hampir nyawanya melayang terbang meninggalkan raganya saat ini.
Syok, hal pertama kalinya dirasakan oleh Lucinda sekarang ini.
Yah, bagaimana dia tidak syok secara drastis sebab hidupnya berubah seratus tidak delapan puluh derajat lantaran dia harus menjadi istri dari pria sekarat.
"Apakah dia seperti itu kondisinya ?" tanyanya kemudian.
"Ya, benar...", sahut Sugeng.
"Tidak pernahkah dia bangun atau makan dan minum atau mandi sekalipun atau barangkali beranjak bangun untuk sekedar menonton televisi atau apalah...", kata Lucinda.
Lucinda berkata sembari mengangkat kedua bahunya naik.
"Terkadang kami semua berharap sebuah keajaiban terjadi pada pangeran kami namun sayangnya, takdir berkehendak lain", sahut Sugeng sembari menundukkan kepalanya.
"Apa artinya semua yang kau katakan itu ?" tanya Lucinda.
"Beliau tidak pernah sekalipun bangun seperti yang anda ucapkan, sama sekali tidak pernah", sahut Sugeng sembari menggelengkan kepalanya.
"Artinya dia seperti itu untuk selamanya...", ucap Lucinda.
"Ya...", jawab Sugeng dengan anggukkan kepala pelan.
"Sialan ! Keparat ! Babi Laknat !" umpat Lucinda marah.
Lucinda menatap dingin ke arah Sugeng yang tersentak kaget, mendengar umpatan Lucinda barusan.
"Bagaimana bisa kalian menyuruhku menikahi dia ??? Tidakkah ini namanya pembodohan serta penipuan ???" teriaknya marah.
"Tapi keluarga anda telah menyetujui kesepakatan ini dengan keluarga Raden Raharjo bahwa salah satu putri dari keluarga Bekker harus menikahi salah satu pangeran dari kerajaan Kelinting kuning kami", sahut Sugeng memelas.
"Apa alasannya kami harus sepakat dengan kalian ? Tidak ada kata sepakat diantara kami lagi karena kalian penipu dan menjebak kami !" kata Lucinda meradang.
"Semua ini ada sebab akibatnya, nona", kata Sugeng.
"Oh, ya, apa sebab akibatnya itu, katakan padaku dengan jujur kalau tidak aku akan menghajarmu !" sentak Lucinda.
"Keluarga Bekker yaitu tepatnya kakek anda Bekker Ishak Kuiper telah meninggalkan wasiat pada kalian bahwa salah satu keturunannya nanti terutama cucunya harus menikahi pangeran dari kerajaan Kelinting kuning...", kata Sugeng dengan sikap kalemnya.
