NovelToon NovelToon
Kakakku, Kekasih Suamiku

Kakakku, Kekasih Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Pelakor jahat / Nikahmuda / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Pernikahan Adelia dan Reno terlihat sempurna, namun kegagalan memiliki anak menciptakan kekosongan. Adelia sibuk pada karir dan pengobatan, membuat Reno merasa terasing.
​Tepat di tengah keretakan itu, datanglah Saskia, kakak kandung Adelia. Seorang wanita alim dan anti-laki-laki, ia datang menumpang untuk menenangkan diri dari trauma masa lalu.
​Di bawah atap yang sama, Reno menemukan sandaran hati pada Saskia, perhatian yang tak lagi ia dapatkan dari istrinya. Hubungan ipar yang polos berubah menjadi keintiman terlarang.
​Pengkhianatan yang dibungkus kesucian itu berujung pada sentuhan sensual yang sangat disembunyikan. Adelia harus menghadapi kenyataan pahit: Suaminya direbut oleh kakak kandungnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Selepas pertengkaran dingin di siang hari, malam terasa datang lebih cepat. Kamar utama terasa sesak oleh kesunyian yang tebal, meski air bak mandi air panas sudah berhenti bergemuruh.

Reno duduk di tepi ranjang. Ia menatap Adelia yang duduk di depan meja rias, wajahnya terlihat letih setelah seharian berkutat dengan segala kesibukan nya.

Adelia menyeka krim malam ke wajahnya dengan gerakannya yang lamban.

Perselisihan tentang Oseng Tempe tadi siang meninggalkan bekas keretakan. Bukan kebencian, melainkan rasa kecewa yang dalam.

Reno ingin memperbaiki semuanya. Ia tidak suka bertengkar, apalagi dengan wanita yang ia cintai,bagaimana pun Reno juga merasa bersalah telah meninggikan suaranya kepada Adelia tadi.

Ia bangkit, berjalan ke belakang lemari, dan mengambil lilin aromaterapi yang menjadi kesukaan mereka berdua.

Ia menyalakan lilin-lilin itu di meja samping ranjang, membiarkan aroma sandalwood yang lembut menyebar ke seluruh ruangan.

Kemudian, ia mengambil bantal duduk, dan berlutut di belakang Adelia.

"Sini, Sayang," bisik Reno, nadanya penuh kehangatan.

"Aku pijat kakimu, ya? Pasti lelah seharian di butik.kaki indah mu harus mendapat service malam ini"

Adelia menoleh, ekspresinya melunak. Senyum tipis terukir di bibirnya.

"Mas..." bisik nya pelan.

"Sini," potong Reno lembut.

Reno mulai memijat telapak kaki Adelia. Sentuhannya terasa kuat, namun penuh kehati-hatian.

Reno adalah pria yang perhatian, bersedia menyingkirkan ego untuk menyenangkan istrinya.

"Soal Tadi siang aku minta maaf, Sayang,aku tak berniat membentak mu sayang,aku hanya ingin menghargai usaha kakak, apalagi dia masih dalam keadaan berduka" ujar Reno pelan.

"Aku tahu kamu khawatir soal program kita. Aku hanya... terlalu emosi."

Adelia menghela napas. "Aku juga minta maaf, Mas. Aku seharusnya tidak membentak Kakak. Aku tahu Kakak tulus. Tapi aku panik, Mas. Kita sudah mencoba lama sekali, dan aku takut ada hal kecil yang menghancurkan semua harapan. Ditambah aku lelah dengan semua pekerjaan,dan tentu saja aku masih sangat berduka" Adelia menjeda, matanya berkaca-kaca.

"Aku sudah tak sabar ingin punya anak, Mas. Aku ingin anak kita mengisi rumah ini."

Reno berhenti memijat. Ia mencium lutut Adelia yang tertutup jubah tidur sutra. "Kita pasti akan punya, Sayang. Jangan khawatir. Kita hadapi ini bersama-sama, ya?"

Adelia mengangguk. Ia meraih wajah Reno, menciumnya dalam. "Terima kasih, Mas. Kamu memang yang terbaik."

Keintiman itu kembali, hangat dan menenangkan. Reno merasa lega. Misi selesai.

"Tidurlah, Sayang. Sudah larut," kata Reno.

Adelia merebahkan diri di ranjang. Reno pun berbaring di sampingnya, memeluknya dari belakang.

Aroma sandalwood memenuhi kamar. Reno menunggu Adelia tertidur, berharap malam ini akan menjadi malam yang istimewa, malam di mana mereka benar-benar terkoneksi tanpa tekanan.

Namun, tidak lama kemudian, Adelia meraih ponselnya yang tergeletak di nakas. Layarnya menyala, menampakkan surat elektronik yang belum dibalas.

"Mas, sebentar. Aku harus balas surat elektronik ini. Soal perjanjian sewa ruko baru. Kalau tidak segera, kita bisa kehilangan lokasi strategis itu," bisik Adelia, suaranya kembali fokus dan profesional.

Reno merasakan sentuhan dingin merayap di dadanya. Ia memeluk istrinya, tetapi ia tahu pikiran Adelia kini sedang berada di luar ruangan ini, di antara angka-angka dan strategi bisnis.

"Tidurlah, Sayang. Besok pagi saja," pinta Reno.

"Sebentar saja, Mas," jawab Adelia. Dan kata "sebentar" itu berubah menjadi lima belas menit.

Reno melepaskan pelukannya perlahan. Ia merasakan kelelahan yang berbeda, kelelahan emosional karena terus-menerus merasa berada di urutan kedua setelah pekerjaan dan program kehamilan Adelia.

Ia tahu Adelia mencintainya, tetapi cinta itu kini terasa begitu terjadwal.

Reno berbalik, menatap punggung Adelia yang kini diterangi cahaya biru ponsel. Ia menutup matanya, tetapi tidur tak kunjung datang.

Pukul satu dini hari. Reno memutuskan untuk menyerah. Ia bangkit dari ranjang, mengenakan celana tidur dan kaus tipis, lalu keluar dari kamar. Ia butuh udara segar.

Ia berjalan menuju teras belakang yang menghadap kolam renang. Udara malam terasa dingin dan damai.

Di sudut teras, di sofa rotan yang dihiasi bantal-bantal empuk, ia melihat sebuah siluet. Saskia.

Saskia sedang duduk di bawah lampu temaram teras. Di pangkuannya terdapat sebuah buku bersampul kulit tua , Reno mengenali itu sebagai Al-Qur'an.

Ia terlihat baru selesai mengaji, atau baru saja memanjatkan doa. Kepalanya tertunduk sedikit, menenangkan diri.

Reno berjalan mendekat. Saskia mendongak, terkejut melihat Reno.

"Mas Reno," sapa Saskia, ia segera menutup kitab sucinya.

"Jangan sungkan, Kak. Aku mengganggu, ya?" tanya Reno pelan.

"Tidak, Reno. Aku tidak bisa tidur," jawab Saskia. Ia menahan napas sejenak.

Menyebut nama Reno tanpa 'Mas' terasa asing, tetapi ia harus terbiasa karena suaminya yang memintanya.

Reno tersenyum. Senyum lega, karena Saskia menuruti permintaannya. Ia duduk di kursi rotan di seberangnya.

"Aku juga tidak bisa tidur," kata Reno. Ia menatap bintang di langit yang jarang terlihat di kota besar.

"Mas Reno... Aku masih merasa tidak enak soal tadi siang. Adelia... aku tahu dia pasti sedih dan kecewa.

Tolong Mas Reno jangan marah terlalu lama pada Adelia. Dia pasti sangat lelah dengan pekerjaannya," ujar Saskia. Ia membela adiknya, menunjukkan betapa tulus karakternya.

"Aku tidak marah, Kak. Aku hanya... lelah saja," Reno mengaku, suaranya sangat rendah. "Lelah dengan semua tekanan. Lelah dengan semua jadwal yang terasa mencekik."

"Jadwal?" tanya Saskia polos.

Reno menghela napas. "Jadwal untuk punya anak. Jadwal untuk berhasil. Kami harus sempurna, Kak. Tapi aku... aku hanya ingin kembali pada saat semua terasa sederhana, seperti saat kamu menyajikan singkong tadi."

Saskia terdiam. Ia menatap Reno dengan tatapan yang penuh empati. Bukan tatapan menghakimi, melainkan tatapan mengerti seolah ia bisa merasakan kelelahan jiwa Reno.

Reno merasakan hawa dingin malam. Ia menggigil sedikit. Saskia memperhatikan itu.

Ia bangkit, mengambil selimut tipis yang biasa ia gunakan saat di teras, lalu menyerahkannya pada Reno.

"Ini, Reno. Pakai saja. Udara malam di sini dingin sekali," kata Saskia lembut.

Saat Reno meraih selimut itu, ujung jari mereka bersentuhan. Hanya sekilas, tapi cukup lama bagi Reno untuk merasakan dinginnya tangan Saskia dan kehangatan tulus yang tersalurkan melalui sentuhan sepele itu.

Reno memegang selimut itu, bukan karena dingin, tetapi karena ia membutuhkan kehangatan yang diberikan Saskia.

"Terima kasih, Kak," bisik Reno. Ia menutupi kakinya dengan selimut, tetapi ia tahu kehangatan yang ia cari bukanlah dari kain.

Malam itu, di tengah kemewahan rumah yang sunyi, Reno menemukan kehangatan yang tak terencana, sebuah sandaran emosional yang murni. Sandaran yang ironisnya, berasal dari kakak iparnya sendiri, yang kini memanggilnya tanpa batasan formalitas.

1
Dew666
Up juga nih… yg banyak up nya penasaran kapan Adel tau pengkhianatan mereka
Ibu negara
aku kok masih bingung
Dew666
Kapan Adelia tau perselingkuhan mereka 😭😭😭
Dew666
Poor Adelia 😭😭😭
Dew666
👄👄👄👄👄
Dew666
Kasian Adelia 😭😭😭😭😭
Dew666
Kapan Adel tau perselingkuhan mereka😭😭😭
Dew666
Lanjut… kapan Adel tau kebusukan mereka?
Dew666
Lanjut… ayo langsung ketauan aja, biar Adelia gak d bohongi lama-lama, kasian Adelia..
Dew666
🍒🍒🍒
Dew666
Kasian Adelia….
Dew666
😍👍
Dew666
😍😍😍
Dew666
Kalian berdua jahat👹
Dew666
🌻❤️
Dini Nuraeni: Terimakasih sudah mampir kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!