One Night Stand With Mr.Axel

" Motif mereka melakukan ini bisa saja karena ingin membunuh tuan , karena mungkin saja mereka tau kalau tuan sangat memegang prinsip dan nilai dari keluarga tuan sendiri " ucap Bime .

" Jadi maksud kamu kemungkinan mereka tau bahwa aku punya prinsip tidak akan pernah berhubungan dengan wanita-wanita seperti itu?" pertanyaan Axel mulai paham apa yang dijelaskan bodyguard yang itu .

" Iya tuan , jika anda tetap teguh dengan prinsip dan lebih memilih untuk tidak melakukan hubungan seks maka perangsang yang bekerja dalam tubuh anda bisa saja membunuh tuan karena kadar nya yang terlalu tinggi " jelas Bime .

" Dan perihal Nona Zea masuk kedalam ruangan tuan saat itu , semua , semuanya seperti kebetulan tuan " gelagapan bodyguard itu.

Brakkkk.

" Kebetulan bagaimana ini adalah sebuah kelalaian, namun walaupun begitu Zea telah menyelamatkan hidupku " ucap Axel dengan suara kecil diakhir kalimat nya.

" Tuan kami tidak tau persis apa yang terjadi dengan Nona Zea saat itu hingga masuk kedalam ruangan anda yang ternyata pintunya tidak tertutup rapat namun dari rekaman cctv terakhir beberapa orang terlihat mengejarnya" sambung Bime .

" Baiklah, selidiki semuanya lebih lanjut. Sekarang kau boleh pergi " ucap Axel yang diangguki bodyguard nya itu .

...........

Lama terdiam Axel mengeluarkan ponselnya dan mengecek cctv diruang khususnya di club .

" Kurang ngajar selain menolak dia juga berani mendorong ku " emosi Axel melihat rekaman itu benar-benar merasa terhina karena perlakuan Zea padanya .

Axel masuk kedalam kamar dengan emosi namun ketika melihat Zea sudah duduk bersandar diranjang Axel mencoba mengendalikan diri nya.

" Aku menyuruhmu istirahat lalu kenapa malah bangun ?" tanya Axel .

" Aaaa, aku lapar tuan " suara kecil Zea mengelus perutnya yang terasa sakit .

" Hmmm, tunggu saja disini jangan berjalan keluar kamar. Ohhh ya mandilah " ucap Axel yang diangguki Zea .

" Pakai saja bajuku dulu di lemari nanti pelayan akan datang mengantar pakaian untuk mu " kata Axel segera keluar kamar .

15 menit kemudian.

Axel kembali masuk kamar dengan sepiring makanan yang dibawanya dan duduk ditepi ranjang menunggu Zea yang belum selesai mandi.

Mata Axel membulat sempurna dengan jakun naik turun begitu membuka ponselnya kembali melihat rekaman cctv dimana dia bercinta dengan Zea.

" Akkkh, " Axel merasakan tiba-tiba suhu tubuh nya memanas melihat hal itu seolah merasakan kenikmatan itu kembali .

" Tu, tuan " panggil Zea yang mengangetkan Axel .

Axel menatap Zea yang berdiri dihadapan nya memakai kemeja miliknya dengan rambut yang masih basah .

" Makanlah , aku ingin mandi " kata Axel menaruh ponselnya diatas nakas segera masuk kamar mandi dengan buru-buru.

Zea duduk ditepi ranjang dan makan makanan yang Axel bawakan dengan tenang namun perlahan hanyut dalam lamunan nya .

Drettt

Drettt

" Zea antarkan ponselku kesini sepertinya Asisten ku menelfon " kata Axel mengeluarkan kepalanya saja dari balik pintu kamar mandi .

Zea berjalan pelan membawa ponsel Atlas " Zea berjalan lebih cepat " kesal Axel yang tidak suka menunggu terlalu lama .

" Ma, maaf tuan , aku tidak bisa berjalan terlalu cepat karena,"

" Ohhh, iya . Maafkan aku " ucap Axel teringat segera mengambil ponselnya yang Zea antarkan .

Malam harinya Axel naik keatas ranjang berbaring disamping Zea yang sudah tertidur pulas sepertinya dia kelelahan setelah menangis seharian ini .

Tidak banyak yang Axel lakukan dia menarik selimut lalu juga memejamkan mata , berharap bisa tidur tenang tanpa harus meneguk minuman keras seperti yang dia lakukan disetiap malam nya selama ini .

Seminggu kemudian.

Ting

Tong

Zea yang duduk menonton TV itu menoleh ketika seseorang menekan bell .

" Bagaimana ini , tuan Axel sedang tidak di apartemen" takut Zea berpikir keras bahkan dia merasa takut untuk sekedar membuka pintu jika tidak ada Axel .

Tiba-tiba sepasang suami istri masuk dan menghampiri Zea yang duduk disofa .

Zea langsung berdiri menunduk tidak berani menatap mereka yang entah kenapa bisa masuk padahal Zea belum membuka pintu.

Mereka berdua duduk disofa dan menatap ke sekeliling bahkan menatap Zea dengan begitu detail , sementara Zea tidak punya keberanian untuk sekedar menatap mereka.

" Maaf, tuan Axel sedang tidak ada di apartemen" kata Zea setelah beberapa saat merasa semakin gugup dan takut .

Sepertinya mereka orang tua Axel!!!.

Mereka tidak berkata sepatah pun sementara Zea lebih takut lagi jika sampai mereka bertanya siapa dirinya? Mengapa tinggal di apartemen Axel ?

" Apa Om dan Tante ingin minum ?" tanya Zea setelah mengumpulkan keberanian nya .

" Boleh " kata pria baruh baya itu .

" Sebentar ya" kata Zea membuatkan mereka minum dan membawanya.

" Silahkan diminum " maka Zea meletakkan 2 cangkir teh yang dibuatnya diatas meja .

" Ternyata anakmu itu masih punya teh dalam apartemen nya " kata pria itu pada istrinya tanpa ragu meminum minuman yang Zea berikan .

Awalnya kedua orang tua Axel datang dengan kemarahan kesini karena mendengar kabar Atlas menikahi seorang wanita di club seminggu yang lalu bahkan tanpa memberitahu mereka.

Namun begitu melihat Zea prasangka buruk mereka yang berpikir Axel menikahi jalang jadi berubah , mereka bisa melihat dan menyimpulkan sendiri kalau wanita ini adalah wanita baik-baik.

Mungkin Axel menikahinya karena suatu Alasan !.

" Duduklah" kata wanita itu yang melihat Zea sangat takut bahkan seperti tertekan .

Tiba-tiba Axel masuk kedalam apartemen " Papa, Mama kenapa kalian datang tidak mengatakan padaku kalau ," ucapan Axel berhenti begitu Papa memandang nya .

" Zea masuk kedalam kamar sekarang" perintah Axel sekarang bisa menyimpulkan kenapa kedua orang tuanya datang kesini .

Tanpa membantah atau berkata apa-apa Zea segera masuk kedalam kamar sesuai perintah Axel .

" Pa , Ma" kata Axel melunak ketika kedua orang tuanya berdiri akan pergi .

Axel menatap kedua orang tuanya dengan tatapan penuh kerinduan sudah hampir 3 tahun ini hubungan mereka tidaklah baik karena beberapa permasalahan besar .

" Kami tidak akan mempertanyakan apapun Axel, tapi Mama minta kamu bawa Zea kerumah kamu jangan buat dia seperti tawanan dalam apartemen ini " kata Mama dan segera pergi tidak ingin bertatap muka lebih lama lagi dengan anak pembangkang itu .

Axel membuka pintu kamar dengan tergesa-gesa hingga mengagetkan Zea yang duduk ditepi ranjang.

" Apa yang mereka tanyakan padamu ?" tanya Axel duduk ditepi ranjang menatap Zea .

" Ti, tidak ada tuan " kata Zea.

" Zea , jawab dengan jujur jangan berbohong padaku , apa mereka menyakiti mu ?" pertanyaan Axel memegang lengan Zea.

" Ti, tidak tuan. Aku mengatakan yang sebenarnya" kata Zea menangis dan merintih ketika Axel memegang lengan nya terlalu kuat .

" Baiklah, aku akan kembali kekantor sekarang" kata Axel segera berdiri merapikan dasinya .

Axel yang berdiri merapikan dasinya menatap Zea yang masih duduk di dekat nya terus menunduk takut .