NovelToon NovelToon
Legenda Semesta Xuanlong

Legenda Semesta Xuanlong

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Epik Petualangan / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

(MUSIM KE 3 PERJALANAN MENJADI DEWA TERKUAT)

Setelah pengorbanan terakhir Tian Feng untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran Alam Dewa, Seluruh sekutunya terlempar ke Alam Semesta Xuanlong sebuah dunia asing dengan hukum alam yang lebih kejam dan sistem kekuatan berbasis "Energi Bintang".

Akibat perjalanan lintas dimensi yang paksa, ingatan dan kultivasi mereka tersegel. Mereka jatuh terpisah ke berbagai planet, kembali menjadi manusia fana yang harus berjuang dari nol.

Ye Chen, yang kini menjadi pemuda tanpa ingatan namun memiliki insting pelindung yang kuat, terdampar di Benua Debu Bintang bersama Long Yin. Hanya berbekal pedang berkarat (Pedang Naga Langit) dan sebuah cincin kusam, Ye Chen harus melindungi Long Yin dari sekte-sekte lokal yang menindas, sementara kekuatan naga di dalam diri Long Yin perlahan mulai bangkit kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 25

Reruntuhan Bintang Kuno (Bawah Tanah).

"Sialan! Kenapa lambat sekali?!"

Teriakan serak bergema di ruangan bawah tanah yang luas itu. Tetua Jubah Darah (Pemimpin kelompok penyusup Sekte Darah) menendang salah satu muridnya hingga terpental.

Di depan mereka, Altar Hitam dan Jantung Pedang Iblis masih berdenyut. Ritual pengumpulan energi darah telah berlangsung selama satu bulan penuh. Seharusnya, segel pelindung artefak itu sudah melemah 80% sekarang.

"Lapor, Tetua!" Murid yang ketakutan itu bersujud. "Kami tidak tahu! Energi darah yang kami korbankan... sepertinya bocor! Ada sesuatu yang menyedotnya ke arah langit-langit!"

"Bocor ke langit-langit?!" Tetua itu mendongak, menatap atap gua yang gelap dan tinggi di atas sana.

Tidak ada apa-apa di sana selain bebatuan dingin dan formasi kuno yang stabil. Tidak mungkin ada orang. Jika ada penyusup, insting Ranah Inti Bintang miliknya pasti sudah mendeteksi.

"Mungkin... formasi kuno ini lebih kuat dari perkiraan," gumam Tetua itu, menggertakkan gigi. "Korbankan lebih banyak budak! Percepat ritualnya! Kita tidak punya waktu lagi sebelum bocah-bocah Sekte Pedang Bintang itu turun!"

Mereka tidak tahu, bahwa ratusan meter di atas kepala mereka, di dalam celah sempit yang tertutup ilusi, ada seekor "tikus" yang sedang berpesta pora.

Ye Chen duduk bersila dalam kegelapan sempit. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat hitam yang berbau busuk kotoran tubuh yang terus-menerus dikeluarkan saat fisiknya dimurnikan.

Cincin Perak di jarinya bersinar redup tapi konstan, bertindak seperti sedotan raksasa yang tidak kasat mata. Cincin itu menyedot uap energi murni yang naik dari ritual di bawah, memfilternya, dan menyuapkannya langsung ke meridian Ye Chen.

"Terima kasih atas makanannya, Sekte Darah," batin Ye Chen menyeringai.

Selama dua bulan ini, dia menjalani siksaan yang nikmat. Energi darah yang dimurnikan itu sangat panas dan liar, cocok dengan Fisik Asal Mula nya.

Satu bulan pertama, dia mencapai Puncak Ranah Pembuka Bintang Tahap 9. Dua minggu kemudian, dia memadatkan fondasinya hingga sekeras berlian.

Dan sekarang, malam terakhir sebelum pembukaan resmi reruntuhan.

Ye Chen merasakan titik kritis. Gas Energi Bintang di dalam dantian nya sudah begitu padat hingga tidak bisa menampung lagi. Gas itu harus dipadatkan menjadi cairan.

"Pecah!"

Ye Chen meraung dalam hati. Ia menelan sisa Cairan Sumsum Emas yang ia simpan.

BOOOOOM!

Sebuah ledakan sunyi terjadi di dalam tubuhnya. Gas energi itu berputar hebat, lalu menetes menjadi Cairan Bintang pertama.

Satu tetes. Dua tetes. Menjadi kolam kecil.

Aura Ye Chen berubah drastis. Tekanan yang keluar dari tubuhnya bukan lagi sekadar tekanan fisik, tapi tekanan energi yang nyata.

Sebuah lapisan cahaya transparan yang tipis namun sangat kuat muncul menyelimuti kulitnya.

Armor Bintang (Star Armor). Tanda dari seorang kultivator Ranah Pengumpul Bintang.

[Tingkat Kultivasi: Ranah Pengumpul Bintang - Tahap 1 Awal]

Ye Chen membuka matanya. Merah delimanya menyala stabil. Ia mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan yang jauh melampaui masa lalunya sebagai murid luar.

"Akhirnya," bisik Ye Chen. "Sekarang aku bisa menggunakan pedang itu dengan lebih leluasa."

Ia mengambil Pedang Karat di sampingnya. Dengan aliran Energi Cair, ia bisa mengalirkan Qi ke dalam pedang untuk mengaktifkan beratnya tanpa terlalu membebani otot.

Ye Chen merangkak naik kembali ke permukaan, menutup celah rahasia itu dengan rapi.

Pagi Hari Hari Pembukaan Reruntuhan.

Alun-alun Utama Puncak Bintang Biru.

Suasana pagi itu tegang dan penuh antisipasi. Lima puluh murid terbaik dari Sekte Pedang Bintang (gabungan Murid Inti dan Murid Luar terpilih) berkumpul di depan sebuah gerbang batu raksasa kuno yang tertutup segel.

Wang Teng berdiri di barisan depan, dikelilingi oleh para penjilatnya. Dia mengenakan zirah baru yang berkilau, memegang pedang Tingkat Roh Kelas Tinggi. Auranya telah mencapai Ranah Pengumpul Bintang Tahap 4.

Di sisi lain, berdiri seorang gadis cantik yang menjadi pusat perhatian semua orang. Long Yin.

Dia mengenakan jubah murid inti berwarna putih salju. Jepit rambut giok pemberian Ye Chen menghiasi rambutnya. Auranya dingin dan tidak tersentuh, telah mencapai Ranah Pembuka Bintang Tahap 9 Puncak dalam waktu singkat berkat bimbingan Ketua Sekte. Jenius sejati.

Namun, mata Long Yin terus mencari-cari di kerumunan. "Di mana Kakak...?"

"Hmph," cibir Wang Teng, melirik Long Yin. "Adik Manis, kakakmu si sampah itu pasti takut datang. Atau mungkin dia sadar bahwa masuk ke reruntuhan sama dengan bunuh diri."

"Tutup mulutmu," kata Long Yin dingin. Suhu di sekitar Wang Teng turun drastis, membuatnya merinding.

"Galak sekali," Wang Teng menyeringai. "Tunggu sampai di dalam, aku akan 'mengajarimu' sopan santun setelah aku membereskan kakakmu."

Tiba-tiba, kerumunan di belakang riuh.

"Itu Ye Chen!" "Si Gila dari Makam Pedang!"

Ye Chen berjalan menembus kerumunan. Penampilannya masih sederhana: jubah abu-abu murid luar, pedang hitam di punggung. Wajahnya tenang, tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun meski dikelilingi oleh murid-murid elit yang memancarkan aura kuat.

Ia berjalan lurus ke arah Long Yin, mengabaikan tatapan membunuh Wang Teng.

"Kakak!" Wajah dingin Long Yin mencair menjadi senyum manis.

"Maaf terlambat," Ye Chen mengelus kepala Long Yin, mengabaikan tatapan cemburu ratusan murid laki-laki. "Ada sedikit... persiapan."

Wang Teng melangkah maju, menghalangi pandangan Ye Chen.

"Kau benar-benar datang," desis Wang Teng. "Aku salut pada kebodohanmu. Kau pikir dengan mengalahkan Zhang Lie kau sudah hebat? Di sini banyak murid Tahap Pengumpul Bintang."

Ye Chen menatap Wang Teng. Ia tidak repot-repot mengeluarkan aura barunya. Ia menekannya ke titik terendah agar terlihat seperti Pembuka Bintang biasa.

"Wang Teng," kata Ye Chen tenang. "Kau terlalu berisik. Simpan tenagamu untuk lari nanti."

"Lari? Dari siapa? Darimu?" Wang Teng tertawa keras.

DONG! DONG!

Lonceng sekte berbunyi.

Ketua Sekte, seorang pria paruh baya dengan aura pedang yang menekan (Ranah Transformasi Bintang), muncul di udara.

"Reruntuhan Bintang Kuno dibuka!" suaranya menggelegar. "Di dalam sana, bahaya dan peluang berdampingan. Aturan sekte ditiadakan di dalam. Hidup dan mati ada di tangan kalian sendiri."

Ketua Sekte dan para Tetua Agung menembakkan sinar energi ke gerbang batu raksasa itu.

KRAAAAAAK!

Gerbang kuno itu terbuka perlahan, menampakkan lorong gelap yang memancarkan bau debu dan darah samar.

"Masuk!"

Para murid berhamburan masuk, berlomba menjadi yang pertama menemukan harta karun. Wang Teng menatap Ye Chen sekilas, membuat gerakan memotong leher, lalu melesat masuk bersama kelompoknya.

Ye Chen menggandeng tangan Long Yin.

"Ingat," bisik Ye Chen. "Jangan percaya siapa pun selain aku. Dan jika kita terpisah, gunakan peta yang kuberikan semalam."

"Ayo."

Mereka berdua melompat masuk ke dalam kegelapan.

Ye Chen tersenyum tipis dalam kegelapan itu.

1
Eka suci
kelompok manusia barbar ini seperti manusia biasa yg tidak bisa kultivasi jadi mengandalkan otot
aleena
ahaa maen petak umpet🤣🤣
Eka suci
kalau dulu ye chen yg selalu nurut sama long yin disini sebaliknya 👍
Eka suci
udah lumpuh aja masih bilang milikku 😏
MyOne
Ⓜ️🤜🏻💥🤛🏻Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️😁😁😁Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️💥💥💥Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️🙄🙄🙄Ⓜ️
Nanik S
Bantai semua untuk pupuk di tanah suku Bar bar
Nanik S
Akhirnya bangun juga Ye Chen
Nanik S
Mengambil jantung kembali
Nanik S
Waktunya makan malam
Nanik S
Akhirnya Wang Teng sang Jenius tenggelam
Nanik S
Kalau sudah melihat harta semua lupa
OldMan
seruuuuu🔥🔥
Bang Udin
lanjut,,,mantabbbb👍👍👍👍
Mohammad Bahrun
lanjut Thor
Tatmani Oniaka
👍
Tatmani Oniaka
👍👍👍
Tatmani Oniaka
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!