(MUSIM KE 3 PERJALANAN MENJADI DEWA TERKUAT)
Setelah pengorbanan terakhir Tian Feng untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran Alam Dewa, Seluruh sekutunya terlempar ke Alam Semesta Xuanlong sebuah dunia asing dengan hukum alam yang lebih kejam dan sistem kekuatan berbasis "Energi Bintang".
Akibat perjalanan lintas dimensi yang paksa, ingatan dan kultivasi mereka tersegel. Mereka jatuh terpisah ke berbagai planet, kembali menjadi manusia fana yang harus berjuang dari nol.
Ye Chen, yang kini menjadi pemuda tanpa ingatan namun memiliki insting pelindung yang kuat, terdampar di Benua Debu Bintang bersama Long Yin. Hanya berbekal pedang berkarat (Pedang Naga Langit) dan sebuah cincin kusam, Ye Chen harus melindungi Long Yin dari sekte-sekte lokal yang menindas, sementara kekuatan naga di dalam diri Long Yin perlahan mulai bangkit kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 10
Perjalanan keluar dari Hutan Kabut Merah memakan waktu tiga hari penuh. Bagi Ye Chen dan Long Yin, tiga hari itu adalah latihan kewaspadaan yang melelahkan. Mereka menghindari monster kuat, tidur bergantian di atas pohon, dan memakan roti kering yang mereka ambil dari mayat Gu Sha.
Saat kabut merah akhirnya menipis dan menghilang di belakang mereka, pemandangan di depan membuat langkah mereka terhenti.
Di kejauhan, di tengah dataran tandus yang luas, berdiri sebuah kota raksasa yang dikelilingi oleh tembok batu hitam setinggi lima puluh meter. Di atas tembok itu, bendera-bendera dengan lambang pedang dan perisai berkibar. Namun yang paling mencolok adalah sebuah kawah raksasa di tengah kota bekas hantaman meteor kuno yang kini memancarkan pilar cahaya perak tipis ke langit.
Kota Bintang Jatuh (Falling Star City).
Pusat perdagangan dan kekuatan di wilayah selatan Benua Debu Bintang.
"Besar sekali..." gumam Long Yin, matanya yang dua warnanya (yang kini disembunyikan di balik tudung jubah lusuh) melebar takjub. "Rumah kita di desa tidak ada apa-apanya dibandingkan gerbangnya saja."
Ye Chen mengencangkan ikatan Pedang Karat di punggungnya. "Di situlah kita akan memulai hidup baru, Yin'er. Dan di sana juga... musuh kita akan jauh lebih kuat daripada Serigala Besi atau Pemburu Tulang."
Ye Chen bisa merasakan fluktuasi energi dari kota itu bahkan dari jarak jauhnya. Ada ratusan, mungkin ribuan aura kultivator di sana.
"Pakai tudungmu dengan benar," Ye Chen mengingatkan, merapikan jubah Long Yin. "Jangan biarkan siapa pun melihat matamu. Kecantikanmu... bisa mengundang bencana di tempat ramai."
Long Yin mengangguk patuh, menggenggam tangan Ye Chen erat.
Mereka berjalan menuju gerbang kota.
Gerbang Selatan Kota Bintang Jatuh.
Antrean panjang pedagang, pengembara, dan calon murid sekte mengular di depan gerbang. Penjaga kota mengenakan zirah perak mengkilap, memegang tombak yang dialiri Energi Bintang.
Ye Chen memperhatikan aura penjaga itu. Ranah Pembuka Bintang Tahap 9.
Penjaga gerbang saja sudah sekuat Ketua Cabang Li Gang, batin Ye Chen. Kota ini... levelnya berbeda.
Saat giliran mereka tiba, penjaga itu menatap penampilan lusuh Ye Chen dan Long Yin dengan jijik. "Biaya masuk dua koin perak. Pengemis dilarang masuk ke distrik utama."
Ye Chen tidak berdebat. Ia merogoh kantong uang jarahan dari Gu Sha dan melempar dua keping perak ke meja.
Penjaga itu mengangkat alis, sedikit terkejut bocah gelandangan punya uang. "Hmph. Masuklah. Jangan buat onar, atau kepalamu dipenggal."
Mereka melangkah masuk.
Kebisingan langsung menghantam mereka. Jalanan kota dipenuhi orang. Toko-toko senjata, paviliun obat, dan kedai makan berjejer rapi. Aroma makanan lezat bercampur dengan bau keringat dan logam.
Namun, perhatian semua orang tertuju pada satu tempat: Alun-alun Pusat.
Di sana, sebuah papan pengumuman raksasa dari giok melayang di udara, menampilkan tulisan bercahaya:
[PENERIMAAN MURID GABUNGAN]
Sekte Pedang Bintang (Star Sword Sect)
Akademi Perang Besi (Iron War Academy)
Syarat: Usia di bawah 20 tahun.
Ranah : Pembuka Bintang Tahap 3.
Waktu: 3 Hari Lagi.
"Tiga hari," gumam Ye Chen. "Kita datang tepat waktu."
"Kakak, lihat!" Long Yin menunjuk ke arah sekelompok pemuda yang berjalan dengan angkuh di tengah jalan.
Mereka mengenakan jubah sutra biru dengan sulaman bintang. Aura mereka kuat, rata-rata berada di Ranah Pembuka Bintang Tahap 7 atau 8. Penduduk biasa menyingkir memberi jalan.
"Murid Sekte Pedang Bintang," bisik seseorang di kerumunan dengan nada hormat dan takut.
Salah satu pemuda itu, yang membawa pedang panjang yang indah di pinggangnya, melirik ke arah Ye Chen. Tatapannya berhenti sejenak pada Pedang Karat di punggung Ye Chen, lalu ia tertawa mengejek.
"Lihat itu, Saudara. Ada pengemis membawa rongsokan besi. Dia pikir dia pendekar pedang?"
Teman-temannya tertawa. "Mungkin dia mau mendaftar jadi tukang bersih-bersih di sekte?"
Ye Chen tidak bereaksi. Wajahnya datar, matanya menatap lurus ke depan. Di dalam hatinya, pedang karat itu bergetar pelan, seolah merespons ejekan itu dengan dengungan marah yang samar jiwa serigala di dalamnya tidak suka dihina.
Tenang, batin Ye Chen, menenangkan pedangnya. Anjing menggonggong tidak perlu diladeni.
Ia menarik Long Yin menjauh dari jalan utama, mencari penginapan murah di distrik pinggiran.
Mereka menemukan sebuah penginapan tua bernama "Paviliun Angin Berdebu". Pemiliknya, seorang wanita tua yang gemuk namun ramah, memberi mereka satu kamar kecil di lantai dua dengan harga murah.
Setelah membersihkan diri dan makan makanan hangat pertama mereka dalam seminggu, Ye Chen duduk di tepi tempat tidur, memeriksa Cincin Perak di jarinya.
Cincin itu masih belum bisa dibuka. Tapi Ye Chen merasa, semakin kuat kultivasinya, semakin tipis segel cincin itu.
"Kakak," Long Yin duduk di sampingnya, sudah melepas tudungnya. Rambut hitamnya yang bersih kini berkilau. "Apa kita benar-benar akan masuk ke sekte itu? Orang-orang tadi... terlihat jahat."
"Di mana ada kekuatan, di situ ada kesombongan, Yin'er," kata Ye Chen. "Tapi kita butuh sumber daya mereka. Teknik kultivasiku saat ini... hanya dasar. Aku butuh teknik pedang yang sesungguhnya."
Ia menatap Pedang Karat yang bersandar di dinding.
"Pedang ini... dia kuat. Tapi aku tidak tahu cara menggunakannya selain mengayunkannya seperti gada. Sekte Pedang Bintang adalah tempat terbaik untuk belajar."
Tiba-tiba, keributan terdengar dari jalanan di bawah jendela kamar mereka.
"Tangkap dia! Jangan biarkan pencuri itu lari!"
Ye Chen mengintip keluar jendela.
Seorang anak laki-laki kurus, lebih muda dari mereka, sedang berlari kencang dikejar oleh beberapa penjaga toko. Anak itu bergerak aneh tubuhnya seolah bisa... menembus kerumunan tanpa menyentuh siapa pun, seperti asap.
Namun, yang membuat Ye Chen terpaku bukan anak itu.
Melainkan reaksi Cincin Perak di jarinya.
ZING! ZING!
Cincin itu bergetar hebat, lebih kuat daripada saat bertemu Long Yin. Cincin itu bereaksi terhadap anak yang berlari itu.
"Aura apa ini?" Ye Chen terkejut. "Cincin ini... mengenalnya?"
Di bawah, anak itu terpojok di gang buntu. Para penjaga bersiap memukulinya. Anak itu berbalik, dan untuk sesaat, Ye Chen melihat matanya.
Mata itu... abu-abu mati. Kosong. Tanpa emosi.
"Yin'er, tunggu di sini. Kunci pintunya," perintah Ye Chen cepat. Ia menyambar pedangnya dan melompat keluar dari jendela lantai dua.