NovelToon NovelToon
Suamimu, Masa Laluku

Suamimu, Masa Laluku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Hamil di luar nikah / Cintapertama / Trauma masa lalu / Konflik etika
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: SUNFLOWSIST

Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04 DIRENGGUT OLEHNYA

Di sebuah lereng pegunungan yang hijau, terhampar luas sebuah kebun teh yang mengundang kekaguman. Pepohonan teh yang rapi berjejer seakan-akan menyusun permadani hijau yang mempesona. Pada pagi yang berkabut, embun-embun tipis menyelimuti daun-daun teh, memberikan kilauan misterius seperti permata kecil yang tersebar di seluruh kebun. Udara yang sejuk dan segar memeluk setiap sudut kebun, menciptakan suasana yang damai dan menyejukkan.

Pekerja kebun sibuk menjalankan tugas mereka dengan penuh keahlian. Mereka membawa keranjang yang penuh dengan daun teh yang baru dipetik. Suara guruh mesin pemotong daun teh terdengar menggema di antara keheningan pegunungan. Sinar matahari yang memasuki celah-celah pohon teh menyinari wajah-wajah pekerja, menciptakan bayangan yang menari-nari di tanah. Kesejukan angin pegunungan bercampur dengan aroma harum teh yang merebak di udara, membuat pengunjung merasakan kedamaian dan keindahan alam yang tak tergantikan.

Perlahan tangan kekarnya menggandengku dengan begitu erat seolah menyalurkan kehangatan di tengah dinginnya kabut yang mulai meninggi.

"Ayo..." ucapnya dengan penuh kelembutan. Sorot matanya yang teduh dan menenangkan seolah mampu menghipnotis tubuhku seketika.

"Apa kamu tahu daerah sini?" ucapku dengan nada penasaran.

"Tentu saja. Ini adalah perkebunan milik kakekku. Disinilah tempatku biasa menyendiri kalau ada masalah. Tempat yang penuh ketenangan."ucapnya dengan nada santainya.

Perlahan ia pun membawaku masuk ke sebuah vila di ujung jalan itu. Sebuah vila yang sangat simpel namun tidak meninggalkan kesan elegan.

"Ayo masuk.. Udara sangat dingin. Sebentar lagi kabut akan datang. Dan di jam - jam seperti itu jarak pandang kita akan semakin terbatas. Lebih baik kita makan sesuatu yang hangat di dalam."

Ia pun tersenyum dengan penuh kelembutan. Pembawaannya yang tenang selalu bisa membuatku merasa nyaman disaatku bersamanya.

Aku hanya mengangguk pasrah dengan semua ucapannya. Perlahan aku dan Devan memasuki vila itu. Sebuah vila yang nyaman dan sejuk. Vila yang lebih cocoknya ditempati seorang pengantin baru.

"Duduklah... Aku mau ke kamar mandi sebentar." ucapnya seraya membawaku duduk di sofa ujung ruangan itu.

Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala. Aku pun berjalan melihat - lihat isi vila tersebut. Meskipun kecil namun bangunannya sangat membuatku nyaman berada disana. Hingga akhirnya kakiku berhenti tepat di dapur. Aku pun masuk dan mencoba mencari sesuatu yang bisa aku buat untuk mengisi perutku yang keroncongan. Hawa dingin benar - benar membuat perutku kelaparan.

Ku buka lemari dalam dapur itu. Aku menemukan beberapa mie instan dan juga susu. Dengan cepat aku menyalakan kompor mulai membuat mie kuah dan juga coklat panas guna menghangatkan tubuhku yang mulai kedinginan.

Greppp...

Sebuah tangan melingkar dengan begitu sempurna di pinggangku yang ramping. Dada tegap dan perut yang berotot itu menempel dengan sempurna di punggungku.

Aku terdiam sesaat. Bahkan untuk sekedar mengucapkan kata "LEPAS" lidahku pun mendadak kelu. Pelukan yang mampu membiusku dalam kebungkaman.

"Perasaan macam apa ini?" monologku dalam hati.

Aku berusaha mencerna setiap debaran yang aku rasa. Terlalu cepat debaran jantungku, tanganku pun seolah bergetar dengan sendirinya.

Grogi? Iya... Jangan ditanya karena tanpa dijawab pun sudah pasti. Ini pertama kalinya seorang pria memperlakukanku dengan begitu intim seperti ini. Aku yang sejak lama membatasi diriku dari seorang pria, kini mendadak terhanyut dalam buaian kelembutannya.

"Kamu sedang memasak apa?" ucapnya dengan nada sensualnya tepat di samping telingaku.

Seketika tubuhku meremang. Aroma mint yang keluar dari nafasnya itu seolah menghipnotis tubuhku begitu saja. Ia pun mematikan kompor dan membalik tubuhku menghadap padanya.

"Kita kesini untuk have fun. Jadi nikmati setiap momen kebersamaan kita disini." Ucapnya dengan nada yang begitu menggoda.

Perlahan tangan itu melepas cepolan rambut. Rambut ikal nan panjangku seketika tergerai begitu saja.

Tangan itu...

Dengan sangat lihainya mengelus dan menelusuri leher jenjangku. "Kau sangat cantik... sedetik pun aku tidak bisa berpaling darimu." ucapnya dengan nada yang begitu sensual.

Aku pun mencoba menghalangi tangan itu yang dengan lancangnya mulai bermain di tubuh bagian depanku.

"Cukup Devan...jangan diteruskan." ucapku dengan nafas yang terengah menahan gelanjar aneh dalam diriku. Bak sengatan listrik yang membuat tubuhku menegang seketika.

Devan pun menghentikan pergerakannya. Aku merasa lega. Namun siapa sangka dia malah melabuhkan kecupan di bibirku. Sebuah kecupan hangat dari seorang pria yang baru pertama kali aku rasakan dalam hidupku.

"Nay... Kau adalah wanita tercantik yang pernah aku temui dalam hidupku. Senyummu, kecantikanmu... semuanya begitu indah. Kau benar - benar ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kecantikanmu seolah mampu mengalihkan duniaku." ucapnya dengan senyumnya yang tulus

Aku pun terbuai. Perasaanku melambung tinggi di udara. Hanya bisa tersenyum malu. Semburat merah tercetak jelas di kedua pipiku. Aku yang baru pertama kali mengenal seorang pria dalam hidupku merasa begitu tersanjung dipuji seperti itu.

Hingga tanpa aku sadari bibirnya yang seksi itu sudah melekat sempurna di bibirku. Sebuah kecupan...

Bukan... Tapi lebih tepatnya sebuah ciuman yang cukup membuatku sesak nafas.

"Apa ini baru pertama kalinya kamu berciuman?" tanyanya dengan senyum mengejeknya.

Aku hanya bisa menggangguk malu. Kusembunyikan wajahku di balik tangan. Namun sedetik kemudian, tubuhku seolah melayang, hingga aku yang takut terjatuh pun secara reflek mengalungkan kedua tanganku pada lehernya.

"Kau takut ketinggian? Tenang saja sebentar lagi aku akan membawaku mencapai puncak nirwana. Menjadikanmu seorang wanita seutuhnya."

Ucapannya seolah ambigu. Aku tidak tau apa yang dimaksud olehnya barusan. Namun.... Aku tetap menikmati setiap momen kebersamaan kami.

Digendongnya tubuhku ala bridal style menuju ke sebuah kamar di dalam vila itu. Sebuah kamar dengan kasur ukuran 160 x 200 yang menghadap ke jendela memperlihatkan sebuah pemandangan yang begitu indah. Hamparan hijau yang membentang dengan begitu luasnya. Cukup menyejukkan mata.

Devan pun menurunkan tubuhku diatas ranjang dengan penuh kelembutan. "Kau menyukainya?" ucapnya seraya membuka jendela kamar itu dengan begitu lebar.

Aku pun mengangguk perlahan. "Dan aku menyukaimu Naya..." ucapnya dengan sorot matanya yang sayu dan nafasnya memburu.

"Devan.. Aku..." ucapanku terputus begitu saja tatkala bibir seksinya membungkam bibirku dengan begitu intensnya. Sapuan, lumatan, dan pagutan yang aku rasakan begitu hangat seolah mampu menusuk hingga ke tulangku terdalam.

Ciuman yang selama ini hanya aku bayangkan di drama korea, kini bisa aku rasakan bersama Devan. Semakin lama ciuman itu semakin menuntut. Menyesap dan membelit lidahku dengan begitu liarnya hingga aku pun kesulitan mengatur pernafasanku sendiri.

"Bernafas sayang... Keluarkan suaramu yang indah." ucapnya dengan tatapan menggodanya.

Aku hanya bisa tersipu malu mendengar ucapannya. Perlahan ia membaringkan tubuhku di atas ranjang dengan penuh kelembutan. Ia pun membuka kemejanya dan melemparkan ke sembarang arah. Tampaklah roti sobek yang selama ini menjadi tontonanku di drama korea.

"Kau menyukainya? Apa kau ingin menyentuhnya?" dan tanpa aba - aba, ia menarik tanganku untuk menyentuh dada bidang itu.

"Aku menginginkanmu sayang..." ucapnya dengan sorot matanya yang berkabut gairah dan nafas yang memburu.

Tatapannya...

Ibarat singa lapar yang siap menerkam. Dengan cepat ia melucuti pakaianku, hingga menyisakan pelindung bagian asetku. Devan pun memainkan asetku dengan begitu liarnya. Setiap inchi tubuhku tidak terlewatkan olehnya sedikitpun.

Hingga beberapa saat kemudian..

"Aauuwwww.. Sakit Devan." Darah segar keluar dari bagian intiku. Hal yang selama ini selalu aku jaga dengan baik kini hilang begitu saja. Aku pun menangis menahan sakit dan perih di bagian intiku.

"Ini yang pertama kali bagimu? Tenang sayang... Setelah ini kau tidak akan merasakan sakit. Kau hanya akan merasakan kenikmatan." ucapnya seraya memompa tubuhku dengan begitu liarnya.

"Kau sangat nikmat sayang... Punyamu sempit sekali.. Ouughh.." racaunya dengan penuh kenikmatan.

Ia terus memompa tubuhku dengan begitu liarnya.

Tangisan dan teriakanku ia abaikan. Ia hanya fokus dengan kesenangannya sendiri. Suara bunyi perpaduan kulit seolah menggema dan memenuhi kamar itu. Hentakan - hentakannya diatas tubuhku menjadi semakin menggila dan liar. Hingga beberapa saat kemudian cairan hangat terasa mengalir di bagian intiku. Ia pun terjatuh diatas tubuhku.

"Aahh... Kau sangat nikmat sayang... Aku semakin menyukaimu." perlahan ia pun berbaring di samping tubuhku dan memelukku dengan begitu posesif.

Aku hanya bisa terdiam tanpa kata. Sudut mataku meneteskan air mata. Menyesal? Tentu saja iya. Aku melepas keperawananku pada pertemuan kami yang kedua. Aku yang baru mengenal sosok pria dalam hidupku begitu terbuai dengan kisah cinta yang romantis.

Fakta bahwa semua pria ingin mendekatiku karena kecantikan dan tubuh indahku ternyata itu semua adalah benar. Karena kelelahan dan pikiranku yang kacau, akhirnya aku pun terbawa ke alam mimpi.

1
rokhatii
setrauma itu Naya
rokhatii
Pepet terus dok
Wida_Ast Jcy
kurang nya cuma satu. kurang beradab 🤣🤣🤣 ya kan thor
Wida_Ast Jcy
awas copot tu jantung🤭🤭🤭🤭
Shin Himawari
copying meccanisme Innaya biar ga tersakiti lagi🥲
Shin Himawari
kamu nyarinya dimana sih van butuh aku jadi dektetif mu ga🥲 gemes aku
Shin Himawari
akhirnya muncul juga devan ayo cari yang semangat van
Drezzlle
semoga ya Kek, Semoga wir menepati janjinya. Kasihan juga hidupnya
Drezzlle
takutnya hanya perasaan iba sesaat tapi nganggepnya sayang
mama Al
aku juga mau
mama Al
waduh malah mimpiin Naya
mama Al
tapi betul kata Wira.
mereka perawat tapi sikapnya tidak mencerminkan pekerjaannya
Mutia Kim🍑
Itu pasti embun weee
Mutia Kim🍑
Takutnya plot twistnya itu Devan malah nikah sama Embun😬
kim elly
aaaakh terima naya terima🥰
kim elly
sayang sayang bukan pacar lo kok
kim elly
eheum
kim elly
akhirnya 🥰
🌹Widianingsih,💐♥️
laporkan ke polisi dong
🌹Widianingsih,💐♥️
kurang ajar sekali manusia bejat seperti Sigit..
tunggu balasan pedih dari orang yang disakitinya😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!