NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Pasukan Xander dan keluarga Hillborn yang berada di bawah arahan Donald akhirnya berhasil mundur dari hutan Daintree setelah melewati serangkaian pertarungan dengan pasukan Pedro. Beberapa orang dari pasukan mereka mendapatkan luka yang cukup serius, termasuk Arron yang terkena tembakan di betis dan bahu.

Sementara itu, pasukan khusus yang diperintahkan Xander mulai bergerak ke hutan Daintree melalui jalur kiri dan kanan.

Di saat yang sama, Pedro, Shane, dan sebagian besar anggota pasukan menarik mundur dari sisi hutan ke daerah sekitar gua batu. Sisa pertarungan terlihat di beberapa tempat. Tak sedikit dari pohon yang bertumbangan dan sisa asap yang masih mengepul ke udara.

"Pasukan kita sudah mengikuti pasukan musuh. Kita akan menyerahkan pengejaran musuh pada mereka. Jika mereka menjalankan tugas mereka dengan baik, kita bisa mendapatkan informasi dari mereka. Untuk sekarang, kita akan berfokus untuk berjaga di sekitar tempat ini dan sekelilingnya. Aku yakin musuh akan kembali mengirim beberapa kelompok untuk mengawasi kita," ujar Pedro seraya mengamati gua batu.

Pasukan mulai menyebar ke sekeliling, berjaga di beberapa tempat.

Shane semakin jengkel pada Pedro, tetapi di lain ia harus mengakui kekuatan sekaligus kemampuan pria itu. Ia semakin sadar sejauh mana jarak kekuatan di antara mereka.

"Selalu pastikan keadaan tim pencari kita. Kita harus bisa mengungkap siapa musuh sebenarnya sebelum kita melakukan serangan lagi." Pedro berbicara pada seorang anggota yang berkutat dengan laptop dan peralatan canggih lainnya.

"Aku mengerti."

Pedro mengamati keadaan sekeliling. "Aku yakin akan ada pasukan khusus yang bergerak untuk mendapatkan informasi dariku. Aku harap mereka tidak bertindak sembrono sehingga ditemukan oleh pasukanku dan memancing keributan."

Pedro menoleh pada Shane. "Bagaimana dengan pasukan bantuan?”

Shane mendengus kesal.

"Mereka sedang menuju hutan Daintree saat ini. Jika tidak ada halangan, mereka akan tiba dini hari."

"Beristirahatlah, Shane. Kau tidak boleh kelelahan." Pedro berjalan keluar tenda.

"Brengsek! Berhentilah menggangguku!" Shane berdecak, menatap orang-orang yang fokus pada pekerjaan mereka. "Aku memang cukup kelelahan setelah perjalanan dan pertarungan tadi. Aku harus beristirahat agar siap untuk segala kemungkinan."

Shane berbaring di sebuah kursi, memejamkan mata, dan terlelap setelahnya. Ia seakan ditarik paksa menuju mimpi. Pria itu terkejut ketika berada di sebuah ruangan, dan saat berbalik, ia melihat Pedro menusuknya dengan pisau.

Shane seketika terbangun dengan keringat bercucuran. Ia menyentuh dadanya yang masih dalam keadaan baik-baik saja. Para anggotanya masih sibuk dengan pekerjaan mereka. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Shane memijat kepalanya yang berdenyut kencang, berjalan keluar tenda. Ia mendapati Pedro tengah berbincang dengan beberapa anggota. "Aku sangat membencimu sampai kau hadir di dalam mimpiku. Apa maksud dari kau yang tiba-tiba menusukku? Apa mungkin ini pertanda jika kau sebenarnya adalah pengkhianat?"

"Hector mungkin saja sudah memerintahkanmu agar kau bisa menghabisiku dan ayahku jika kami berdua mengkhianati Hector. Tapi sejauh ini ayahku tidak mengatakan apa pun soal pengkhianatan apa pun."

"Apa yang membuatmu masih terjaga, Shane?" tanya Pedro.

"Kau tidak berhak mengatur hidupku." Shane menoleh ke arah lain, bergumam, "aku tidak melihat gerak-gerik mencurigakan dari Pedro selama ini, atau mungkin aku yang belum menyadarinya."

"Aku memang tidak berhak mengaturmu, tapi aku sedang menilaimu sekarang. Aku menghargai dan mengakui kehebatan ayahmu, dan aku juga ingin mengakui hal yang sama darimu. Aku harap aku tidak salah menilaimu."

"Brengsek! Kau semakin membuatku muak." Shane mengamati Pedro yang berjalan menjauh. "Ke mana kau akan pergi?"

Pedro tidak membalas, berjalan melewati beberapa anggota yang sedang berjaga. "Shane terus mengawasiku. Dia mungkin saja mulai mencurigaiku. Aku harus semakin berhati-hati, terlebih lawanku adalah pasukan Tuan Xander dan keluarga Hillborn."

Sementara itu, Donald, Arron, dan pasukan terus menjauh dari hutan Daintree. Pasukan bantuan sudah tiba dan mulai menyisir sekeliling untuk menghadapi pasukan musuh yang mengejar mereka.

Donald dan Arron berada di sebuah mobil yang melaju cepat. Keduanya sedang diobati oleh dua orang pengawal.

"Aku tidak menyangka jika Miguel berada di pihak musuh. Kita akan kesulitan jika harus menghadapinya secara langsung. Jika tujuan pasukan Miguel adalah meminta kita mundur, maka pilihan kita untuk keluar dari hutan adalah pilihan yang tepat untuk sekarang." Donald menghembus napas panjang, meringis ketika luka di bahunya terasa."

"Ya, aku juga terkejut ketika Tuan Miguel mendadak muncul. Dia mengirim pesan padaku di saat dia menyerangku." Arron mengamati keadaan sisi jalan yang sangat sepi. Menoleh ke depan, ia melihat titik-titik cahaya terdekat dari kota terdekat. "Kita akan bergerak setelah pasukan khusus berhasil mendapatkan informasi dari Tuan Miguel di hutan."

"Keberangkatan Garrick, Tuan Bernard, dan yang lain ke bebatuan berbentuk naga semakin dekat. Aku berharap bahwa pasukan musuh tidak menemukan tempat itu dan menghalangi pekerjaan mereka di sana." Donald bersandar di kursi, memejamkan mata.

Rombongan mobil dan motor terus melaju cepat di jalanan yang membelah pepohonan. Di saat yang sama, pasukan musuh mengikuti dari belakang dan bersiap menyambut di jalan dan kota terdekat.

Sementara itu, Cortez dan pasukannya serta pasukan Rebel masih mengejar pasukan Larson yang melarikan diri, dan di saat yang sama mereka masih menjadi sasaran dari pasukan musuh yang mengejar mereka dari belakang.

"Brengsek! Kenapa semuanya berakhir seperti ini?" Cortez mendengus kesal, mengawasi keadaan belakang di mana beberapa titik asap yang masih bermunculan.

Pasukan Rebel tiba-tiba melakukan penyerangan. Beberapa pasukan Cortez tertembak dan berjatuhan ke tanah dengan cepat.

"Apa yang terjadi?" Cortez segera berhenti, memutar tubuh, mengarahkan pistol ke depan. Pria itu menghindari semua tembakan, bersembunyi di belakang sebuah pohon.

"Pasukan Tuan Rebel tiba-tiba menyerang pasukan kita," ujar salah satu bawahan Cortez.

"Apa?" Cortez menggertakkan gigi, melesatkan tembakan pada pasukan Rebel yang akan menghabisi beberapa pasukannya. "Apa mungkin Tuan Rebel juga ingin menghabisiku dan pasukanku karena dia menuduhkan bekerja sama dengan Alexander?"

Cortez terus bergerak dari satu pohon ke pohon lain untuk bersembunyi sekaligus melesatkan tembakan. "Aku berhasil melarikan diri dari pasukan Alexander, dan hal itu kemungkinan yang menjadi salah satu penyebab Tuan Rebel berniat menghabisiku dan pasukanku selain hubunganku yang cukup dekat dengan Larson."

Cortez melesatkan tembakan hingga beberapa anggota pasukan Rebel tumbang. Ia dan pasukannya terus mundur. "Jika Tuan Rebel mencurigaiku, itu berarti dia juga mencurigai Tyson dan akan menghabisinya juga."

"Cortez, kau sudah mengkhianati Tuan Rebel. Kami akan menghabisi kalian di tempat ini sekarang juga. Tuan Rebel juga sudah mengerahkan pasukan lain untuk datang." Salah satu pasukan Rebel berbicara, tersenyum menyeringai. "Pasukan Tuan Rebel juga sedang menghabisi pasukanmu yang berada di Solvenith."

"Brengsek! Aku sama sekali tidak pernah mengkhianati Tuan Rebel," ujar Cortez.

"Larson sudah berkhianat dan kau memiliki kemungkinan besar untuk berkhianat juga. Selain Larson, kau juga orang yang mengaku berhasil selamat dari pasukan Alexander." Anggota pasukan Rebel itu menoleh pada kawannya yang membisikkan sesuatu.

"Kau dan pasukanmu tidak akan mati malam ini jika kau menyerahkan dirimu pada kami, Cortez. Pilihan berada di tanganmu sekarang." Pria tinggi dengan tato di tangan kanan itu memberi tanda pada teman-temannya untuk menurunkan senjata.

"Apa?" Cortez berdecak, mengepal tangan erat-erat. "Apa jaminan jika kalian tidak akan menghabisiku dan pasukanku?"

Anggota pasukan Cortez menoleh pada pria itu, tak menurunkan senjata meski pasukan Rebel sudah tidak mengarahkan senjata pada mereka.

Pria bertato itu melemparkan ponsel pada Cortez. "Tuan Rebel yang akan menjadi jaminan keselamatanmu dan pasukanmu."

"Cortez, aku akan menjamin keselamatanmu dan keselamatan pasukanmu jika kau pergi bersama pasukanku. Aku hanya memberikan satu kali kesempatan padamu. Jangan membuatku menunggu, Cortez."

"Baiklah, Tuan. Aku akan ingin bersama pasukanmu, tapi kau harus melepaskan pasukanku," ujar Cortez menahan geram. Ia tahu jika Rebel sudah merencanakan sesuatu jika ia mengikuti pasukan pria itu.

"Selama kau bisa bekerja sama denganku, selama itu pula pasukanmu akan tetap hidup. Jika kau menolak, kau dan pasukanmu tidak akan melihat dunia lagi selamanya." Rebel mematikan sambungan telepon.

Cortez mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. "Aku akan ikut bersama kalian."

Di saat yang sama, Rebel berada dalam perjalanan menuju tempat Hector dan Hugh.

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!