Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Mengejar Mobil sampah
Sekertaris Jo masuk ke dalam ruang kerja Sagara sambil terus tersenyum karena mengingat obrolan Shaina dengan ayahnya beberapa saat lalu tentang pak tua yang dijambret dan ditolong olehnya. Sekertaris Jo tidak menyangka jika Shaina bisa menghajar jambret itu sampai pingsan.
"Hei... Jo... Kamu kenapa...? Kenapa kamu senyum- senyum sendiri begitu...?'' tanya Sagara begitu melihat sekertarisnya masuk ke ruang kerjanya.
Iya, tentu saja Sagara heran karena dia tahu siapa sekertaris Jo. Dia adalah pria pendiam , jarang tersenyum apalagi tertawa. Dia adalah orang yang selalu serius, dan tidak pernah bercanda.
"Oh...ti..tidak tuan...sa...saya hanya sedang mengingat sesuatu yang sedikit lucu tadi..." jawab sekertaris Jo langsung merubah ekspresi wajahnya yang tadinya tersenyum menjadi serius.
"Tumben ada hal lucu yang membuatmu tersenyum...?'' tanya Sagara.
"Oya.. tuan, sebentar lagi tuan David datang... " ucap sekertaris Jo mengalihkan pembicaraan agar tidak ditanya terus oleh Sagara.
Iya, sekertaris Jo memang orangnya tertutup. Dia tidak pernah menceritakan urusan pribadinya pada orang lain termasuk Sagara. Justru Sagara lah yang terkadang cerita tentang apa yang sedang dia alami.
Sagara menghela nafas melihat sekertaris Jo mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah saya tunggu di sini..." sahut Sagara.
"Baik tuan...." jawab sekertaris Jo.
"Oya tuan... Ehm... Soal boneka Shaina yang kemarin tuan buang itu apa sudah ketemu...?'' tanya Sekertaris Jo.
"Belum... Dia juga tadi menanyakannya. Dia terlihat kecewa karena saya belum menemukan boneka itu..." jawab Sagara.
"Begini tuan... tadi malam ketika saya datang ke rumah tuan David, saya menemukan boneka yang ciri- cirinya persis seperti boneka yang Shaina punya..." ucap sekertaris Jo.
"Apa....?'' sahut Sagara.
Lalu sekertaris Jo menceritakan pada Sagara jika dia menemukan boneka teddy bear berwarna coklat, berukuran kecil yang tingginya kurang lebih dua puluh centi meter, warna coklatnya sudah pudar dan matanya hilang satu. Dan boneka itu tergelatak dia atas tempat sampah di depan rumah tuan David.
"Hah...iya benar, itu bonekanya gadis berandal ... Mana sekarang...? Mana bonekanya...? Kau mengambil boneka itu kan...?'' tanya Sagara seperti mendengar kabar baik karena boneka milik Shaina sudah ditemukan.
"I..iya tuan... Saya mengambil boneka itu dan membawanya ke apartemen... Tapi...." jawab sekertaris Jo tidak melanjutkan perkataannnya.
"Tapi apa...?'' tanya Sagara.
"Tapi saya sudah membuangnya tuan..." jawab sekertaris Jo.
"Iiiissshh.... Kau ini...! Kenapa membuangnya ...! Sudah jelas itu boneka milik gadis berandal itu....!'' Sagara nampak kesal.
"Tapi tuan... Saya tidak yakin kalau boneka itu milik Shaina karena boneka itu ada di tempat sampah milik keluarga tuan David. Saya pikir itu boneka milik anak atau mungkin cucu tuan David yang sudah tidak dipakai lagi..." sahut sekertaris Jo.
"Lagi pula kan tuan membuang boneka itu di depan lobby utama. Tidak mungkin juga kan tiba- tiba boneka itu ada di depan rumah tuan David...?" sambung sekertaris Jo.
"Benar juga sih..." sahut Sagara.
Sagara menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar.
"Eh tunggu dulu, tapi gadis berandal itu pernah ngomong kalau ada petugas kebersihan yang melihat perempuan paruh baya mengambil boneka itu di depan lobby. Dan perempuan itu naik mobil mewah..." ucap Sagara.
"Perempuan paruh baya naik mobil mewah...? Apa mungkin istrinya tuan David...?'' tanya sekertaris Jo.
"Entahlah, tapi setahu saya , istri tuan David tidak pernah datang ke sini. Tuan David tidak pernah membawa istrinya kalau kalau dia datang ke sini..." jawab Sagara.
"Tapi tuan... Kalaupun istri tuan Davit ikut ke sini, untuk apa dia mengambil boneka jelek itu. Memang apa gunanya buat dia. Kalau menurut saya, boneka yang saya temukan di depan rumah tuan itu bukan boneka milik Shaina. Itu hanya kebetulan mirip saja...." ucap sekertaris Jo.
Sagara kembali menghela nafas. Kemudian mengambil telpon yang ada di meja kerjanya lalu menghubungi seseorang.
"Fandi... panggil gadis berandal itu untuk datang ke ruangan saya...'' ucap Sagara.
"A..apa tuan gadis berandal...?'' tanya Fandi di sebrang telpon tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh tuannya.
"Oh..saya salah bicara... Maksud saya tolong panggilkan Shaina untuk datang ke ruangan saya..." ucap Sagara.
"Baik tuan..." jawab Fandi. Sagara lalu menutup telponnya.
Tak lama kemudian Shaina datang ke ruang kerja Sagara.
"Tuan memanggil saya, ada apa tuan....?'' tanya Shaina.
"Ehm... Apa kamu punya foto boneka jelekmu itu...?'' tanya Sagara.
Mendengar Sagara menyebut boneka jelek, Shaina langung cemberut sambil melirik ke arah Sagara. Sekertaris Jo yang melihat ekspresi wajah kesal Shaina pun tersenyum.
"Oh...ma...maksudnya.... Bo..boneka kamu yang hilang itu... Iya..." ucap Sagara karena dia sudah salah bicara.
"Memangnya tuan sudah menemukan boneka saya...? Mana tuan...?'' tanya Shaina terlihat senang.
"Belum... Saya belum menemukannya... Saya ingin lihat foto bonekamu dulu, untuk diperlihatkan pada orang yang akan saya suruh untuk mencari boneka itu...." jawab Sagara.
Shaina menghela nafas lagi- lagi kecewa karena bonekanya belum ditemukan.
"Mana... Apa kau punya fotonya...?'' tanya Sagara.
"I..iya tuan... ada ... Sebentar ya..." Shaina mengambil ponselnya lalu membuka galeri foto.
"Ini tuan... Boneka saya seperti ini...." Shaina memperlihatkan foto boneka lusuhnya pada Sagara.
Sagara pun melihat foto tersebut. Lalu dia memberi kode pada sekertaris Jo agar melihat foto tersebut. Dan setelah melihat foto itu sekertaris Jo segera menoleh ke arah Sagara dengan wajah kaget. Sekertaris Jo mengangguk pada Sagara menandakan bahwa boneka itu lah yang dia temukan tadi malam. Sagara pun ikut kaget.
"Ya sudah...Kamu kembali ke ruang kerja kamu ..." ucap Sagara meminta Shaina untuk segera pergi.
"Fotonya tidak perlu dikirim ke nomor tuan..? katanya tuan mau memperlihatkan pada orang yang akan mencari boneka itu...?'' tanya Shaina.
"Tidak ... Tidak perlu...kembalilah ke meja kerjamu..." jawab Sagara.
Shaina menghela nafas, lalu dia segera keluar dari ruang kerja Sagara.
"Jo...jadi benar boneka itu yang kamu temukan di rumah tuan David...?'' tanya Sagara setelah Shaina keluar.
"Iya... Benar tuan..." jawab sekertaris Jo.
"Ah... Syukurlah... " jawab Sagara.
"Tapi kamu bilang kamu sudah membuangnya..." ucap Sagara.
"Tenang tuan... Saya hanya membuangnya di tempat sampah di dapur apartemen saya.Tadi pagi masih ada di sana..." sahut sekertaris Jo.
"Ya sudah ... Besok kamu bawa ke sini boneka itu..." ucap Sagara.
"Baik tuan...." jawab sekertaris Jo.
"Tunggu dulu tuan..." ucap sekertaris Jo ingat sesuatu.
"Ada apa...?'' tanya Sagara.
"Ehm... Itu tuan, hari ini asisten rumah tangga saya datang untuk membersihkan apartemen. Saya harus menghubunginya, takutnya dia membuang sampah dapur dan bonekanya ikut terbuang..." jawab sekertaris Jo.
Sekertaris Jo lalu menghubungi asisten rumah tangga yang datang tiga hari sekali untuk bersih- bersih dan bebenah apartemen.
"Bi...apa kamu sudah datang ke apartemen..?'' tanya sekertaris Jo pada asisten rumah tangganya melalui sambungan telpon.
"...."
"Di tempat sampah dapur ada boneka yang tidak sengaja saya buang, tolong diambil lagi ya bi, dan letakkan bonekanya di meja..." ucap sekertaris Jo.
"......"
"Apa...? Sampahnya sudah bibi buang...?'' sekertaris Jo panik.
"Jo... Jadi pembantumu sudah membuang boneka itu...?'' Sagara ikutan panik.
Sekertaris Jo menoleh sekilas pada Sagara lalu dia kembali bicara lagi pada asisten rumah tangganya agar mengambil bonekanya di tempat pembuangan sampah di depan apartemennya.
"Ya sudah, cepat bibi ambil boneka itu, ...." ucap sekertaris Jo lalu menutup sambungan telpon.
"Jo, bagaimana ini, pembantumu sudah membuang boneka itu..."Sagara mulai gelisah karena kalau sampai boneka itu tidak ketemu, dia akan semakin bersalah pada Shaina.
"Tenang saja tuan, tempat pembuangan sampahnya ada di depan apartemen kok..." ucap sekertaris Jo.
Dan tak lama kemudian ponsel sekertaris Jo berdering. Iya, asisten rumah tangganya yang menelpon.
"Hallo bi, bagaimana, bonekanya sudah diambil...?'' tanya sekertaris Jo.
"........."
"Apa....? Sampahnya sudah diangkut oleh mobil sampah ...?'' tanya sekertaris Jo kaget.
"....."
"Oh astaga...." sekertaris Jo memijit keningnya.
Iya, tadi asisten rumah tangga sekertaris Jo memberitahu jika mobil sampah sudah mengangkut sampah di apartemen. Dan mobil sampah tersebut baru saja pergi lima menit yang lalu.
"Jo.. bagimana ini....! Ini semua gara- gara kamu...! Kalau kamu tidak membuang boneka itu ke tempat sampah, ini semua tidak akan terjadi...!" Sagara marah.
"Ta..tapi tuan sa...saya...
"Ah sudahlah, kita harus mengejar mobil sampah itu dan cari boneka itu sampai ketemu....!'' ucap Sagara.
"Ta..tapi tuan.... ''
"Tidak ada tapi- tapian...!" sahut Sagara.
"Baiklah tuan..." jawab sekertaris Jo.
"Sekarang kamu hubungi tuan Daniel bilang padanya pertemuan hari ini ditunda besok..." ucap Sagara.
"Baik tuan...''
Sagara dan sekertaris Jo bergegas keluar dari ruang kerja dengan terburu- buru untuk mengejar mobil sampah.
"Eh lihat itu, tuan Sagara dan sekertaris Jo kenapa terburu- buru begitu ya... apa ada masalah...?'' tanya Alvian.
Shaina, Bimo, Arsil serta Fandi menoleh ke arah Sagara dan sekertaris Jo yang sedang berjalan dengan tergesa- gesa.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Di perjalanan menuju ke tempat pembuangan sampah akhir, Sagara nampak cemas kalau- kalau dia tidak bisa menemukan boneka milik Shaina.
"Kenapa tuan cemas..." tanya sekertaris Jo yang fokus menyetir.
"Bagaimana saya tidak cemas, saya memikirkan boneka itu, kalau sampai boneka itu tidak ditemukan, saya tidak tahu harus ngomong apa sama gadis berandal itu..." jawab Sagara.
"Tenang lah tuan... Kita pasti bisa menemukannya. Kan tadi pembantu saya bilang mobil sampahnya belum lama perginya. Pasti sampahnya masih ada di mobil ,belum dibuang ke tempat sampah..." ucap sekertaris Jo.
"Ya mudah- mudahan saja..." jawab Sagara.
Akhirnya setelah tiga puluh menit perjalanan, mobil Sagara memasuki area tempat pembuangan sampah akhir. Sagara dan sekertaris Jo segera turun dari mobil. Aroma busuk sampah langsung tercium oleh hidung mereka.
"Jo.. Bau sekali..." Sagara menutup hidungnya.
"Namanya juga tempat sampah tuan, pasti bau...." jawab sekertaris Jo.
Sagara mendengus kesal. Kalau bukan karena boneka milik Shaina, dia tidak akan mungkin mau susah- susah datang ke tempat pembuangan sampah.
"Lihat tuan... Itu mobil sampahnya masih baris di sana...'' sekertaris Jo menunjuk ke arah mobil sampah yang sedang berbaris mengantri untuk menuangkan sampanya.
"Oh astaga... Banyak sekali mobilnya... Lalu mobil yang mana yang akan kita geledah sampahnya...?'' tanya Sagara pusing sendiri.
"Tenang tuan... Tadi saya sudah meminta nomor plat mobil pada satpam apartemen..." jawab Sekertaris Jo sambil merogoh saku celananya mengambil ponsel dan melihat foto nomor plat mobil yang dikirim oleh satpam.
Sambil menutup hidungnya, sekertaris Jo dan Sagara mencari nomor plat mobil sesuai yang ada di foto.
"Itu dia tuan... Nomornya sama dengan yang di foto...." ucap sekertaris Jo.
Sekertaris Jo dan Sagara mendekat ke arah mobil sampah tersebut.
"Maaf pak.... Mau tanya, apa mobil ini yang tadi ngambil sampah di apartemen permata hijau...?' tanya sekertaris Jo pada supir mobil sampah.
"Iya tuan benar, kenapa..." jawab supir mobil sampah terlihat heran melihat orang berpenampilan rapi menggunakan jas datang ke tempat pembuangan sampah.
"Begini pak, saya tidak sengaja membuang barang yang berharga ke tempat sampah. Apa bapak bisa membantu mencari barang itu...?'' tanya sekertaris Jo.
"Barang apa...?'' tanya supir mobil sampah.
"Boneka... Iya sebuah boneka..." jawab sekertaris Jo.
"Boneka....?"" supir itu lagi- lagi heran kenapa sebuah boneka bisa dikatakan sebagai barang yang berharga.
"Iya pak, bapak bisa bantu membuka sampah- sampah itu dan mencari boneka itu...?'' tanya sekertaris Jo.
"Aduhh... Sampahnya kan banyak banget tuan... Bagaimana saya bisa mencarinya...? Lihat saja sampahnya penuh satu mobil..." ucap supir.
"Pak... Tolonglah, carikan boneka itu sampai ketemu... Saya akan memberi bapak uang kalau bapak menemukan boneka itu..." ucap Sagara.
"Berapa...?'' tanya supir.
"Lima juta..." jawab Sagara.
"Hah...lima juta...?'' mata supir itu langsung berbinar.
Sekertaris Jo pun menoleh ke arah Sagara merasa heran kenapa dia akan memberi uang lima juta hanya untuk mencari boneka.
"Iya lima juta..." jawab Sagara.
"Baiklah saya mau mencarinya. Tapi saya harus dibantu oleh teman- teman saya di sini..." sahut supir itu.
Supir itu memanggil teman- temannya untuk membantu mencarikan boneka yang ada di mobil sampah. Tentu saja teman- temannya ikut semangat mencari boneka itu karena ada imbalan uang. Sagara pun sudah memberitahu mereka seperti apa ciri- ciri boneka tersebut.
"Tuan serius mau memberi mereka uang lima juta...? Apa itu tidak terlalu banyak...?'' tanya sekertaris Jo.
"Uang lima juta itu sedikit Jo, yang terpenting boneka itu bisa ketemu..." jawab Sagara yang menunggu di mobil karena tidak tahan dengan bau sampah.
Tiga puluh menit kemudian supir mobil sampah berjalan cepat menghampiri mobil Sagara.
"Tuan..tuan... " supir itu mengetuk kaca mobil Sagara.
Sagara menurunkan kaca mobil.
"Bagaimana... boneka nya sudah ketemu...?'' tanya Sagara.
"Ini bukan tuan...?'' supir itu menunjukkan boneka yang sudah lebih dekil dan bau dari terakhir Sagara lihat karena boneka itu sudah bercampur dengan sampah dapur.
"Hah...iya...iya itu boneka yang saya cari..." jawab Sagara langsung turun dari mobil.
"Akhirnya ketemu juga..." Sagara begitu senang akhirnya boneka itu bisa ditemukan.
"Astaga... Apa mereka sudah kehilangan akal... Masa boneka jelek dan dekil seperti ini disebut sebagai barang berharga..." batin supir mobil sampah.
Bersambung.....
memilih mu la hemmmm