Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.
Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.
Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.
tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 22
BEBERAPA HARI BERLALU DI AKADEMI CALESTIA
Hari-hari di akademi berjalan dengan normal. Baik itu pelajaran, latihan sihir seluruh siswa berjalan dengan lancar dan juga tanda bahaya atau penyerangan belum terlihat sama sekali.
Kael dan Arden masih mencari informasi tentang lingkaran sihir yang muncul dan siapa dalang di balik itu semua.
RUANGAN ARDEN
"Kita tidak mendapatkan informasi apapun tentang orang-orang ini" Arden menghela nafas berat jelas frustasi karna tidak mendapat petunjuk satupun
Kael mengangguk "Apa bapak belum memberitahu kepala akademi tentang masalah ini? Maksud ku kalau mereka percaya mungkin kita bisa dapat lebih banyak bantuan"
"Mereka tidak akan percaya kalau kita tidak memiliki bukti apapun, mau seterkenal atau setinggi apa aku di akademi ini selagi tidak memiliki bukti maka mereka tidak akan mau mendengarkan" Arden bersandar di kursinya
"Apapun itu kita harus tetap waspada" Kael bangkit dari kursinya
"Aku mau pergi dulu pak, nanti akan ku kabari lagi" Kael berjalan menuju pintu
"Baiklah, kau pasti mau ke tempat Claris kan? maka pergilah jangan buat dia menunggu" Arden menyeringai
"BUKAN!!!" Kael menatap sinis ke Arden
BRAKKK!!!
Pintu di di tutup dengan keras, Arden menggeleng dan terkekeh kecil karna menganggap hal ini lucu.
DI LORONG
Kael bejalan menyusuri lorong kelas sembari berfikir bagaimana menangkap langsung dalang di balik ini semua
"Sebenarnya kalau ku pikir-pikir lagi menangkap orang di balik ini semua gampang saja" Kael bergumam
"Hanya saja aku tidak boleh asal tangkap tanpa bukti yang jelas, Ricky adalah orang di balik ini semua dan dia juga salah satu guru di sini sih..."
Kael menghela nafas sejenak "Kalau aku asal menuduhnya dia bisa saja melaporkan aku kepada kepala akademi soal tuduhan palsu lalu aku bisa terancam keluar"
"Merepotkan sekali!!! Seharusnya aku biarkan saja masalah ini agar Leon yang mengatasinya" Kael menggerang kesal
Tap..tap..tap...
Suara langkah pelan dari belakang Kael terdengar lembut tapi sayangnya Kael tidak menyadari langkah itu karna masih tenggelam dalam pikirannya
Chup...Slurph...
Kael tersentak kaget karna dia merasakan ada yang menggantung di pundaknya dan juga merasakan gigitan dan hisapan di lehernya.
Kael langsung melihat ke arah lehernya dan dia melihat seorang gadis berambut panjang berwarna kuning sedang mengisap darah nya "Cukup"
Kael mengangkat kerah gadis itu dan dia langsung mendesis kesal, Kael menaruhnya ke lantai.
"Kenapa tiba-tiba kau menggigit ku?" Kael menatap tajam gadis itu
Kael melirik gigi taring milik gadis itu dan langsung menyadari itu siapa, Kael menyilangkan tangannya mencoba untuk terlihat tidak mengenalinya.
"Uhe~ maafkan aku soalnya kau terlihat menggoda dan juga darah mu enak~" Gadis itu menjilat bibirnya
"Aku Lilith dan yang kau bisa lihat aku ini vampir, aku dari kelas 2-A yang itu berarti aku senior mu~" Lilith menyeringai ke Kael dan matanya yang berwarna merah bersinar cerah
"Vampir aku tanya padamu sekali lagi, Kenapa kau mengigit dan menghisap darah ku tanpa izin?" Kael menatapnya kesal
"Karna aku penasaran apa rasa darah mu,aku dengar dari senior Raphfael kau lah yang bisa mengimbanginya dalam adu pukul, jadi aku pikir kamu kuat dan aku ingin tau apa rasa darah mu" Lilith tersenyum cerah
"Kamu beruntung karna aku tidak akan asal mengigit dan menghisap darah orang lain, aku ini pemilih yang handal"
Kael menatap dia dari atas ke bawah dengan satu alis terangkat "Lebih pendek dari yang ku kira" Dia bergumam
Lilith menganga "Aku tidak sependek itu!!!"
"Ekhm dan omong-omong terima kasih atas darahnya itu lezat sekali"
Kael menghela nafas "Lain kali jangan asal mengigit begitu"
Lilith terkekeh geli sambil mengitari Kael perlahan menjilati bibirnya dan jelas sekali ingin mengisap darahnya lagi
"Jangan coba-coba" Kael menyilangkan tangannya
"Eh, kau tidak asik~" Lilith sedikit merengut
Kael teringat sesuatu "Lilith, wali kelas mu pak pak Ricky kan?"
"Panggil aku kakak atau senior dan ya wali kelas ku pak Ricky, kenapa?" Lilith memiringkan kepala dengan bingung
"Bukan apa-apa, aku hanya mau tau apa dia bersikap aneh atau mencurigakan?" Kael ngangkat satu alisnya.
Lilith seketika langsung memasang ekspresi serius "Ya kalau kau bilang ini mencurigakan atau tidak, tapi disaat mengajar kadang aku mendengar gumaman aneh darinya tentang akademi ini harus hancur dan jatuh?" dia berhenti sejenak dan menarik nafas
"Lagi pula belakangan ini dia jarang mengajar dan tidak memiliki alasan yang jelas kenapa dia tidak datang, murid di kelas ku pasti senang karna tidak ada pelajaran tapi aku menganggap itu aneh" Lilith mengangguk
Kael menyipitkan matanya dan berpikir apakah dia harus memberitahu Lilith atau tidak, dia tau Lilith itu baik dan sangat pengertian
Kael mengangguk dan menatap Lilith sambil menghela nafas "Lilith, aku minta bantuan mu untuk menyelidiki pak Ricky"
Lilith memiringkan kepalanya "Kau mau aku menyelidiki orang tua aneh itu? Kenapa tiba tiba kau mau aku melakukan itu?"
"Mau kau percaya atau tidak tapi jika ini dibiarkan akademi akan kacau"
Kael melihat sekitar agar memastikan tidak ada orang, Dia memunculkan satu layar sihir di hadapan Lilith dan layar itu menampilkan lingkaran sihir di tanah yang ada di belakang hutan akademi.
Mata Lilith seketika membelalak kaget "Apa ini? Lingkaran sihir apa itu?"
"Ini adalah salah satu pertanda akan ada penyerangan di akademi, aku juga sedang menyelidiki hal ini" Kael menutup layar sihir miliknya
"Lalu? Kau meminta ku untuk mengawasi pak Ricky karna kau curiga padanya kan?"
"Tepat sekali, aku bukannya asal menuduh tapi aku yakin itu dia. Lilith percayalah padaku dan bantu aku ya" Kael menundukan kepalanya sedikit
Lilith berfikir sejenak dan langsung tersenyum "Baiklah akan ku bantu kau, tapi imbalannya biarkan aku meminum darah mu tiga kali sehari"
"Sekali sehari" Kael mencoba menawar
"Dua kali dan itu final atau aku tidak mau membantu mu" Lilith menekan kalimatnya
Kael mencoba menahan rasa kesalnya "Baiklah dua kali sehari"
Lilith tersenyum bahagia "Sepakat"
"Mulai sekarang kita bekerja sama ya, aku bisa mengawasi pak Ricky" Lilith langsung melompat kecil kegirangan karna dapat minuman
"Kau akan jadi minuman terlezat ku Kael~" Lilith menjilat bibirnya
"Selidiki saja pak Ricky dan beri aku informasi jika kau dapat sesuatu" Kael ingin langsung pergi ke kelasnya
Lilith memegang tangan Kael mencegah agar dia tidak pergi "Biar aku minum darah mu dulu baru setelah itu kau boleh pergi~"
Kael menepuk lehernya menandakan agar Lilith segera menghisapnya agar dia bisa segera pergi
Lilith melompat dan langsung mengigit leher Kael dan menghisap darahnya perlahan-lahan dan menikmati setiap tetesnya
Setelah beberapa menit berlalu Lilith melepas gigitannya dan mengusap bibirnya dengan lembut "Enak sekali, besok lagi ya~" Dia melambai lalu berjalan pergi menyusuri lorong
Kael menghela nafas panjang "Setidaknya aku dapat satu bantuan"
Kael berbalik lalu berjalan kembay ke kelas sambil memegangi lehernya yang masih mengeluarkan sedikit darah dan ada bekas gigitan Lilith
DI KELAS
Para murid sedang duduk dan berbicara satu sama lain, Leon sedang bersama Lyria berduaan, Claris duduk bersama temannya juga sambil berbicara dengan penuh Candaan.
Kael melangkah masuk dan duduk di kursi miliknya, Claris yang menyadari Kael datang matanya langsung bersinar cerah bahagia dan dengan cepat langsung duduk di samping Kael sambil bersandar padanya
"Kemana saja kau? Aku kesepian tanpa mu" Claris berpura-pura sedih
"Hanya ada urusan sedikit saja" Kael bersandar santai
Claris terkekeh kecil dan memandangi wajah Kael tapi tatapannya langsung kosong saat melihat noda darah di kerah Kael
Claris memegang kedua pipi Kael dan KRAKKK!!! memaksa Kael menatapnya. Matanya menyipit kesal dan sakit hati karna melihat bekas gigitan di leher Kael
"Siapa yang melakukan ini?" Claris menatap Kael dengan dingin
Kael langsung membeku seketika karna hawa dingin dari pertanyaan Claris "Ada...aku tadi bertemu gadis Vampir yang kebetulan senior kita di kelas 2-A jadi dia tadi menggigit dan menghisap darah ku secara tiba-tiba"
"Eh... begitu rupanya" Claris langsung murung
"Claris ini beneran terjadi, aku tidak mengarang apa-apa" Kael ingin memegang tangan Claris mencoba membujuknya
Claris menarik tangannnya agar tidak di sentuh oleh Kael "Aku percaya kok, tenang saja"
Kael berdecak kesal karna harus membujuk Claris agar tidak ngambek lagi tapi di satu sisi dia juga harus menyelesaikan masalah di akademi.