NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak Tuan Ceo

Pernikahan Kontrak Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:452
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Written

Aluna, gadis sebatang kara yang harus terlibat dengan pernikahan kontrak dengan seorang Ceo demi membayar denda atas insiden yang tidak sengaja terjadi.

Dan Haris laki-laki berusia 32 tahun yang juga terpaksa menawarkan pernikahan kontrak pada Alana demi maminya.

bagaimana kelanjutan kisah keduanya ??
ikutin terus perjalanan cinta mereka.

Plagiat ! hus hus ☠️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Dia segera membersihkan dirinya, bahkan Arga memilih pakaian dengan waktu yang sangat lama, dia seperti anak perawan yang akan berkencan, sehingga membuatnya sangat kebingungan dalam memilih baju apa yang akan dia pakai untuk bertemu dengan pujaan hatinya itu.

Padahal di kampus mereka setiap hari bertemu, tapi rasanya kali ini akan berbeda bagi Arga, sehingga dia benar-benar mempersiapkan semuanya dengan sempurna.

Arga juga menggunakan parfum yang sangat banyak, sehingga wanginya memenuhi kamarnya. Arga melangkahkan kakinya menuju lantai satu rumahnya, dia ingin sarapan terlebih dahulu, padahal ini masih jam 7 pagi tapi sepertinya laki-laki itu sudah sangat tidak sabar.

"Wihh, anak ibu kok wangi sekali, mau kemana emangnya, bukan kah kamu bilang semalam kepada ibu jika kamu tidak ada kuliah hari ini?" Tanya sang ibu, baru kali ini dia melihat anaknya serapih dan sewangi ini.

"Hehe, iya buk, Arga memang gak ada kuliah hari ini."Ucap Arga sambil mengambil sarapannya.

"Lalu mau kemana?"Tanya sang Ibu.

"Mau jalan sama temen buk."Alasan Arga.

"Emmm, temen apa temen nih?" Tanya Bu Ratih.

"Temen kok buk."Jawab Arga.

"Oh, ok hati-hati di jalannya ya sayang."Ucap Bu Ratih kepada anak semata wayangnya itu.

"Ok bu."Jawab Arga.

"Oh ya bu, ayah kemana?"Tanya Arga, dia lupa jika sedari tadi dia tidak melihat sang ayah.

"Oh, ayah kamu tadi berangkat subuh-subuh sekali katanya proyeknya di jawa sana sedang ada masalah, dan dia harus segera kesana."Ucap Bu Ratih.

Arga hanya mengangguk, mendengar penjelasan dari sang ibu, bukan hanya kali ini ayahnya pergi mendadak, jadi ini hal biasa bagi Arga.

**

Sedangkan Aluna, dia sudah bersiap dan menyelesaikan sarapan paginya. Kali ini, ia menghadapi dilema yang sangat berat di hatinya. Sebagai kali pertama menerima ajakan Arga untuk pergi bersama, ia merasa gelisah.

"Kenapa hatiku berdebar-debar begitu kencang? Apakah aku benar-benar bisa melakukan ini?" gumam Aluna. Memang ada alasannya mengapa Aluna selalu menolak ajakan Arga sebelumnya. Aluna tidak ingin perasaannya terhadap Arga semakin berkembang, karena ia tidak tahu jika sebenarnya Arga juga memiliki perasaan yang sama. Namun, mereka sama-sama takut untuk mengungkapkan isi hati masing-masing.

"Arga, bagaimana jika aku jatuh cinta padamu? Apakah kita akan terjerat dalam pertemuan yang menyakitkan?" bisik Aluna dalam hati. Dia ingin memberanikan diri untuk membuka pintu hatinya, namun keraguan dan ketakutan akan penolakan membuatnya enggan untuk mengambil langkah lebih jauh.

Aluna sangat tau diri dengan keadaannya yang terkadang sulit untuk di terima oleh orang tua pasangannya, terlebih Aluna tau jika Arga terlahir dari keluarga yang harmonis.

Ya memang si jika di pikir-pikir, siapa si yang mau hidup sendiri tanpa orang tua?

Jika bisa berontak mungkin sudah dari dulu Aluna juga berontak kepada takdir yang dia jalani ini, tapi apa boleh buat, Aluna sadar mau sekeras dan sekuat apapun dia berontak, semua itu tidak akan mengubah takdir yang ada, bahwa kenyataannya kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

"Huffftt."Aluna menghembuskan nafasnya kasar."Kenapa aku jadi galau begini?" Tanya Aluna kepada dirinya sendiri.

"Sudah lah Luna, kamu gak usah banyak berharap ya, kamu dengan dia itu jauh berbeda, mana mungkin dia mau sama perempuan yang hidup sebatang kara seperti dirimu ini."Gumam Aluna, dia terus menyemangati dirinya agar tidak berharap lebih kepada Arga, sambil memoles wajahnya dengan make up tipis yang selalu dia kenakan sehari-hari.

Aluna memang tidak tau jika sebenarnya Arga juga memiliki perasaan kepadanya, hanya saja Arga juga tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaanya terhadap Aluna.

**

Di markas Haris baru saja terbangun dari tidurnya, semalam memang dia tidak pulang ke apartement maupun ke mansion miliknya, Haris lebih memilih untuk tidur di markas kesatuan mafia miliknya, karna memang dia juga sedang mengerjakan sesuatu di sana.

Haris keluar dari kamar pribadi miliknya, dia melihat di sana anak buahnya sedang sibuk di dapur, memang Haris mengajarkan kepada mereka untuk mandiri, dan mereka mempunya bagiannya masing- masing dalam mengurus markas ini.

"Selamat pagi bos."Ucap salah satu anak buahnya, dia menyapa Haris yang sedari tadi bediri memperhatikan keadaan sekitar.

Haris hanya mengangguk saat sang anak buah menyapanya di tengah kesibukan yang mereka jalani. Haris berjalan ke luar dari markas, dia menghirup udara yang terasa sangat segar, Haris sengaja mendesign markas miliknya dengan nuansa Pencinta Alam, agar jika Haris bosan dengan keadaan Ibu kota, dia bisa berlibur dan menginap di markas.

Markas dengan luas tanah yang mencapai 5 hektar itu, di batasi dengan gembok beton yang menjulang tinggi ke atas, sehingga tidak ada orang lain yang bisa menerabas masuk, dan melihat kegiatan dan keadaan di dalam, Haris juga sudah memasang beberapa cctv dan juga alat-alat pendeteksi di setiap sudut pagar karna di takutkan ada penyelundup dan juga barang- barang yang musuhnya kirim ke sana.

Bangunan itu berdiri kokoh di sana, hanya satu-satunya yang ada, dengan desain yang begitu rumit dan sulit untuk dijelajahi. Haris, sebagai arsitek sekaligus pemilik bangunan, membuat banyak pintu dan ruangan di dalamnya, mungkin sebagai simbol kecerdasan dan kekuasaannya.

Bangunan berlantai dua dengan luas 1,5 hektar itu, dibangun dengan gaya klasik yang mencerminkan kemewahan dan kesederhanaan.

Haris berdiri di luar bangunan, memandangi setiap sudutnya sambil berpikir tentang apa yang terjadi di dalamnya. Setiap kamar dan ruangan pasti menyimpan rahasia dan misteri yang di rasakan oleh semua anak buahnya, sebenarnya Haris tidak terlalu kejam dalam memperlakukan anak buahnya, dia hanya menerapkan kedisiplinan dan juga kejujuran, karna Haris sangat membenci kebohongan dan kecurangan, banyak dari anak buahnya yang harus Ma*i di tangannya karna sudah berani mencurangi dan membohongi seorang Haris.

Bangunan ini tak hanya menjadi rumah bagi para bawahan setianya, tapi juga menjadi tempat untuk menyimpan tawanan dari musuh-musuh yang pernah dihadapinya.

"Bos mau ke kantor?" Tanya Reza yang juga ternyata tidur di sana.

"Nanti siang saja."Jawab Haris sambil bermain dengan anji*g- anji*g peliharaannya di sana.

Reza tidak lagi bertanya dengan Haris dia juga kembali sibuk bermain dengan beberapa hewan peliharaan yang ada di sana.

"Bos makanan sudah siapa." Ucap salah satu anak buah Haris.

"Ok."Jawab Haris, dirinya bangkit dan berjalan kembali ke dalam bangunan megah itu, dengan langkah kaki yang tegas dan berkharisma, semua anak buah menunduk saat Haris lewat mereka bahkan tidak sedikitpun berani mengangkat kepala mereka.

1
partini
tadi sama ibu nya sekarang sama anaknya
partini
notif nya telatt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!