Bukan keinginan untuk menjadi istri pengganti. Karena ulah saudara tirinya Zahra harus menjadi korban akibat saudara tirinya tidak hadir di acara pernikahannya membuatnya menggantikan dirinya untuk berada di pelaminan.
Pria yang menikah dengan Zahra tak lain adalah Dokter bimbingannya dengan keduanya sama-sama praktik di rumah sakit dan Zahra sebagai Dokter coast. Zahra harus menjadi korban untuk menyelamatkan dua nama keluarga.
Merelakan dirinya menikah dengan orang yang tidak dia sukai. Tetapi bukannya niatnya dihargai dan justru. Suaminya menganggap bahwa dia memanfaatkan keadaan dan tidak. Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahan Zahra.
Bagaimana Zahra menjalani pernikahannya dengan pria yang membencinya, pria itu awalnya biasa saja kepadanya tetapi ketika menikah dengannya sikap pria itu benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Zahra?"
Apakah Zahra akan bertahan dalam rumah tangganya?
Jangan lupa ngantuk terus mengikuti dari bab 1 sampai selesai.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Naldy Merajalela
Ketika sudah memasuki kamar dan dengan kasar Naldy melepaskan tangan tersebut dan hampir saja membuat Zahra terjatuh.
"Kamu benar-benar laki-laki jahat!" teriak Zahra benar-benar sangat emosi memegang pergelangan tangannya.
"Kau masih berani berbicara setelah apa yang kau lakukan hari ini hah! Kau berani-beraninya melaporkan polisi dan membuat harga diriku benar-benar diinjak!" tegas Naldy.
"Kau masih merasa memiliki harga diri hah! Kau yang membuat orang-orang mencibirmu, kau sangat jahat, mengurungku berada di dalam mobil dan aku hanya mencari pertolongan!" tegas Zahra tidak ingin mau kalah sama sekali.
"Diamlah kau Zahra!" teriak Naldy benar-benar dipenuhi dengan amarah atas malunya dirinya.
"Kau puas melakukan semua ini hah! Kau bukan hanya menghancurkan bagaimana hidupku dan seharusnya aku menikah dengan Tasya dan sekarang kau juga perlahan menghancurkan karirku. Apa kau ingin menghancurkan namaku dan juga nama kedua orang tuaku atas perbuatanmu?" tanya Naldy.
"Aku sudah menegaskan berkali-kali, aku dipaksa dalam pernikahan ini dan justru berterima kasihlah kepadaku karena aku menyelamatkan nama kedua orang tuamu dengan mengorbankan kehancuran hidupku. Aku menerima dan ingin membantu orang tuamu dan juga orang tuaku karena aku pikir semua akan berjalan begitu saja dan perlahan akan membaik dan ternyata justru hidupku dihancur dan disalahkan habis-habisan olehmu,"
"Dia kembali dan dengan mudahnya kau ingin menceraikanku, kau tidak bisa menceraikanku karena ada peraturan dalam keluargamu, tetapi dengan tidak tahu dirinya kau ingin menikah kembali dengannya!"
"Aku sudah cukup bodoh dan bertahan mengalah atas semua yang terjadi, tapi aku tidak akan mengalah lagi. Jika kamu menghancurkan hidupku dan maka hidupmu dan juga wanita itu juga akan aku hancur!" tegas Zahra dengan menatap tajam mata suaminya.
"Kau pikir bisa melakukan itu hah! Aku sudah mengatakan aku yang berkuasa dan jangan pikir dengan apa yang kau lakukan tadi maka aku akan mengundurkan semua niatku ingin kembali menikah dengan Tasya. Zahra aku harus memberi pelajaran pada wanita sepertimu dengan melihat bagaimana penderitaanmu yang akan semakin banyak!" tegas Naldy.
"Kau tidak akan bisa melakukannya kepadaku, jika kau memilih untuk menikah lagi dan maka bersiap saja aku benar-benar akan menghancurkanmu dan juga wanita itu. Jika kau ingin lolos dari kehancuran, maka ceraikan aku!" tegas Zahra.
Dia mungkin bisa saja berubah pikiran dan lebih baik berpisah daripada berada dalam kehidupan toxic oleh suaminya yang benar-benar sangat egois.
"Jika kau yang mengajukan perceraian itu, mungkin kedua orang tuaku masih akan bisa mempertimbangkannya dan apalagi jika kau berhasil membujuk orang tuamu. Tetapi itu sama saja aku membiarkanmu lepas dengan dirimu yang sudah terlalu banyak membuat hidupku berantakan,"
"Aku mungkin akan memberikan peluang untuk berpisah darimu, tetapi setelah aku brimo pelajaran!" tegas Naldy dengan sorot matanya begitu tajam.
Tatapan mata itu seketika memiliki arti dan tiba-tiba saja membuat Zahra ketakutan.
Naldy tiba-tiba saja melepas jasnya dan juga melonggarkan dasinya dengan kasar dan perlahan menghampiri Zahra.
"Kau mau apa?" tanya Zahra panik.
"Bukankah kamu menginginkan hal ini! Kau membuka cadarmu hijabmu dan berpenampilan cantik di malam pertama kita, dengan penuh harapan aku akan menyentuhmu dengan penuh kasih sayang dan ternyata semua itu tidak terjadi?"
"Baiklah aku akan menuruti keinginanmu, kita akan menghabiskan malam dan setelah itu mengakhiri semuanya. Bukankah itu sama-sama impas dan tidak ada yang dirugikan di antara kita berdua?" tanya Naldy dengan tersenyum miring.
"Kau jangan gila Naldy. Aku tidak sudi disentuh oleh laki-laki bejat sepertimu!" tegas Zahra
Naldy hanya tersenyum melihat kepanikan di wajah istrinya. Zahra berusaha untuk melepaskan diri dengan berlalu dari hadapan Naldy dan dengan cepat tangan Naldy menahan pinggang tersebut dan juga langsung menjatuhkannya ke atas ranjang.
"Apa yang kau lakukan?" Zahra semakin panik berusaha untuk mundur sehingga tubuhnya sudah berada di kepala ranjang.
Naldy mungkin sudah dipengaruhi dengan pikiran dan bisikan-bisikan setan membuatnya ingin menerkam wanita yang sudah membuatnya marah di depannya itu.
Naldy membuka satu persatu kancing kemejanya dan di saat Zahra kembali ingin melarikan diri dan kembali ditahan oleh Naldy dengan sekarang tubuhnya sudah berada di bawah Naldy. Pria tersebut mengunci wanita di bawahnya dan tidak membiarkannya kemana-mana.
"Lepaskan aku!" tegas Zahra tidak bisa bergerak di saat kedua tangannya dicengkram membuatnya seolah-olah terpenjara.
"Aku tidak akan melepaskan wanita yang sudah berani kurang ajar kepadaku!"
"Kau harus diberi pelajaran agar lain kali tidak bertindak bodoh!" tegas Naldy
"Aku akan sangat membencimu jika kau berani menyentuhku!" tegas Zahra mengingatkan Naldy.
"Aku tidak peduli dan kau harus tahu, jika aku lebih membencimu!" tegas Naldy dan langsung menempelkan bibirnya pada Zahra.
Zahra benar-benar kaget mendapatkan serangan dari suaminya itu dan bahkan memberontak. Naldy udah dipenuhi dengan hasrat dan tidak peduli dengan wanita di bawahnya dan wanita itu adalah istrinya.
Bagaimana dengan kasar dia melumat bibir tersebut. Air mata Zahra terus saja keluar dengan mendapatkan perlakuan bejat dari suaminya yang ingin memperkosa dirinya memang tidak ada yang salah tetapi caranya jelas-jelas salah.
Naldy benar-benar tidak peduli dengan keluhan Zahra, pemberontakan dan rasa tidak ingin disentuh. Naldy melampiaskan semua amarah dan kekesalannya kepada istrinya yang harus bertanggung jawab.
Sementara Mila bersama suaminya masih berada di dalam mobil ah dengan Wildan terlihat masih khawatir terhadap anak dan menantunya.
"Mas masih memikirkan mereka berdua?" tanya Mila memperhatikan suaminya itu.
"Bukankah memang mereka berdua sudah mendapatkan masalah dan kita sebagai orang tua harus menjadi penengah," sahut Wildan.
"Mereka sudah sama-sama dewasa dan apalagi Naldy, seperti yang aku katakan pertengkaran yang terjadi terhadap pasangan suami istri adalah hal yang biasa," ucap Mila berusaha untuk menenangkan suaminya.
"Dan biasanya pasangan suami istri ketika bertengkar maka akan diselesaikan di atas ranjang. Bagaimanapun Naldy adalah pria normal, saya harus mengetahui jika Zahra wanita yang sangat cantik dan sangat bohong jika Naldy tidak pernah terpikat oleh kecantikannya," batin Mila.
"Naldy memang ada-ada saja yang tiba-tiba saja ingin menikah kembali dengan Tasya, sudah tahu Tasya lari dari tanggung jawab dan membuat kekacauan seperti ini dan sekarang datang kembali dan kembali membuat kekacauan," ucap Wildan geleng-geleng kepala dan sepertinya dia tidak akan setuju jika putranya harus menikah kembali.
"Memang semua ini bermula dari Tasya. Putra pertama dari keluarga mereka benar-benar tidak memiliki sopan santun dan etika yang baik sehingga melakukan segala sesuatu dengan sesuka hatinya. Tetapi bukankah kita sebagai orang tua tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi," sahut Mila.
"Jadi kamu juga sebenarnya tidak setuju dengan keputusan Naldy?" tanya Wildan melihat istrinya serius. Mila menganggukkan kepala.
"Tetapi cara kamu memberikan respon di saat putra kamu meminta hal itu terlihat biasa saja dan seperti memberi dukungan," sahut Wildan.
"Benarkah! Tetapi Saya hanya ingin membuat Zahra supaya lebih bekerja keras untuk mempertahankan rumah tangganya dan bukan menye-menye sebagai istri yang terlalu banyak mengalah," jawab Mila memberikan jawaban yang bijak dan secara tidak langsung dia sebenarnya berpihak kepada menantunya hanya saja tidak terlalu ditunjukkan.
Bersambung..