NovelToon NovelToon
Free Female Passion

Free Female Passion

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: nickname_12

Tangan kanan kelvin kemudian masuk ke dalam Dress ,dan mulai membelai lembut.

"Mhhh," Tubuh brianna menggeliat ke kanan kiri, tiap kali merasakan tekanan pada area sensitif nya .

"Heh, apa itu nikmat," Ledek kelvin sembari menghentikan permainan tangan nya, membuat Brianna benar benar malu sekaligus Geram .

"Fuck you bastard," Umpat nya .

Kelvin hanya tersenyum kemudian bangkit dan mencuci tangan nya di westafel.

Membuat Brianna benar benar tersiksa antara ingin dan malu .

Kelvin kemudian menghampiri brianna yang kacau di sofa.

"Kamu butuh aku Marya,"

"Cih jangan merasa bangga bung, aku bahkan bisa melakukan nya sendiri untuk ku,"

"Oh ya,"

"Ya,"

"Baiklah ...kalau begitu lakukan sendiri sisanya," Kelvin kemudian bangkit dan keluar dari hotel Brianna,

Brianna benar benar geram dan mengutuk nya dengan sumpah serapah. Kemudian ia bangkit mengunci pintu nya dan masuk ke kamar menuntaskan hasrat nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lanjut

Malam telah menyelimuti segalanya ketika Renata perlahan terbangun dari tidurnya. Matanya tertangkap sosok Felix yang lelap, lengan pria itu masih memeluknya erat. Dengan lembut, Renata memberikan kecupan singkat di bibir Felix sebelum ia bangkit menuju dapur. "Mbak, tolong siapkan makan malam," pinta Renata pada Tari dengan nada memerintah. Tari menelan ludah, jantungnya berdegup kencang, ketakutan bahwa rahasia yang dipendamnya bisa terbongkar oleh majikannya. "Ba-baik, Nona," jawabnya dengan suara gemetar.Usai mandi, Renata membangunkan Felix dan mengajaknya untuk makan. Mereka duduk di meja makan, dihidangkan oleh Tari yang mencoba menghindari kontak mata dengan Felix, kepala Tari tertunduk sepanjang waktu. Renata menyadari keganjilan itu. "Mbak sakit?" tanyanya, penuh kecurigaan. "Eh... nggak, Nona," jawab Tari gugup. Renata mengangguk, "Oh, saya pikir sakit. Mbak bisa istirahat setelah saya selesai makan." Felix, yang sepanjang waktu berpura-pura tidak melihat dan acuh, menimpali dingin, "Jangan terlalu baik dengan pembantu, Nat. Nanti mereka menjadi kurang ajar."Tari berdiri di pojok ruangan, merasa seperti pisau tajam menghujam hatinya tiap kali Felix bersikap acuh tak acuh, padahal ia baru saja merelakan mahkotanya untuk pria itu. Dalam diam, ia merasakan luka yang dalam, ingin rasanya ia menuntut Felix.

"Enggak lah, lagian dia kelihatan pucat," Renata menjawab sambil menguap, matanya masih terasa berat karena kantuk. Felix tersenyum manis padanya, memujinya tak hanya atas kecantikan tapi juga atas kebaikannya yang layaknya malaikat. Setelah makan, Renata menikmati waktu santainya di depan televisi hingga akhirnya terlelap di sofa. Felix, yang dengan setia menemaninya, tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.Kemudian, dia beranjak ke dapur untuk mencari Tari, namun tidak menemukannya di sana. Dia mulai mencari ke kamar pembantu yang pintunya tak terkunci, lalu mendorongnya perlahan. Di dalam, dia mendapati Tari terlelap dalam daster tipis yang menegaskan lekuk tubuhnya, yang seketika membangkitkan gairah Felix. Felix tersenyum smirk, dan tanpa bisa menahan diri, dia masuk dan segera mengunci pintu. Tari terperanjat, terbangun oleh suara pintu yang ditutup. Matanya membesar saat menyadari bahwa Felix, yang tidak lain adalah teman laki-laki pacarnya, kini berada di dalam kamar bersamanya.

"Tuan..." lirih Tari

"ya, ini gue Tar," jawab Felix dengan suara yang lirih dan penuh hasrat. Felix tersenyum simpul, kemudian menarik Tari untuk berbaring di sampingnya. "Ssst..." desahnya lembut, bibirnya dengan lembut menyusuri leher jenjang milik Tari, menciptakan sensasi yang membuat tubuh Tari terbakar dalam gairah.

"Ah, Tuan..." keluh Tari, suaranya bergetar tak mampu menahan nafsu yang semakin menggebu. Sentuhan Felix kembali membangkitkan sensasi yang begitu kuat hingga membuat Tari lupa akan segalanya, termasuk kenyataan bahwa Felix adalah kekasih dari majikannya.Di tengah malam yang gelap, mereka terjerumus dalam ombak kenikmatan yang tidak pernah berakhir. Desahan dan keringat membasahi seluruh tubuh mereka dalam simfoni nafsu yang tak terbendung. Felix pun mengajak Tari untuk memimpin permainan, dan dengan lincahnya ia bergerak, menari-nari di atasnya layaknya ia sedang menari jaipong di desa halamannya. Felix hanya bisa merem melek, kepayahan dalam kenikmatan yang Tari ciptakan. Mereka mencapai puncak bersama, berkali-kali, hingga fajar pun menyingsing. Meski harus bangun untuk memulai aktivitas di dapur, Felix kembali merayu Tari untuk bermain sejenak, menunda waktu untuk kembali pada tugasnya sebagai asisten rumah tangga, hingga tubuh Tari terasa begitu remuk.

"Tuan...cukup..saya mesti kembali bekerja ini sudah pukul empat pagi," Ucap Tari setelah selesai satu ronde terakhir seraya memakai celana dalam nya.

"Oke ..manis, ini untukmu. besok jangan lupa beli lingerie yang sexy dan siap siap layani gue tiap kali gue datang," Balas Felix seraya memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan pada Tari.

"Baik Tuan," Ia kemudian meminum obat pemberian Felix dan bergegas menuju dapur.

Sedang Felix mengendap endap keluar dari kamar menuju lantai atas dan masuk ke dalam kamar Renata. Ia yang lelah kemudian tertidur.

1
Dimas Saputra
semangat trus jangan lupa mampir ya
NCVRVG: Thank you bro, keep spirit juga buat kamu ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!