NovelToon NovelToon
Mafia Itu Kekasihku

Mafia Itu Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Hamil di luar nikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Action
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: jasmoone

Farrah, gadis desa yang lugu, berhasil menaklukkan hati seorang Mafia kejam bernama Martin.

Kisah cinta mereka berawal ketika Martin tidak sengaja melihat Farrah menangis histeris di bandara, ia dipaksa ikut dengan seorang pria paruh baya sebagai ganti hutang ayahnya yang tidak bisa dibayar.

Meskipun saling mencintai, namun masalah besar yang dihadapi oleh Martin menjadi kendala dalam hubungan mereka.


Baca selengkapnya di novel ini >>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jasmoone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku pasti kembali

    Setelah beberapa hari kembali ke Jakarta, Martin akhirnya memutuskan untuk memulai misi khususnya itu.

    Pagi itu, setelah mandi, ia sengaja menghampiri Ibu dan Anna, adiknya yang sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan.

    "Ma, Anna, aku akan pergi dulu untuk beberapa waktu ,ada hal penting yang harus aku selesaikan," ucap Martin dengan nada datar, berusaha terdengar biasa saja.

    Sabrina menatap putranya sejenak, dari tatapannya ia tahu bahwa anaknya menyembunyikan sesuatu, tapi ia memilih untuk tidak bertanya.

    "Hati-hati, nak. Kalau butuh apa-apa kabari Mama," balasnya lembut.

    Martin mengangguk, ia memeluk ibunya sebentar, lalu menggenggam tangan Anna. Gadis itu tak berkata apa-apa, ia hanya menatap sang kakak dengan tatapan sendu, hati kecilnya merasa pasti ada yang tak beres.

    Beberapa saat kemudian, Martin mengeluarkan motornya dari garasi, dan menuju kediaman Baskoro. Tatapannya tajam penuh rencana, hatinya berbisik menyebut nama orang-orang yang ia cintai.

    "Farrah, apa pun yang kau lihat nanti, percayalah semua ini demi keselamatanmu, anak kita, Mama dan Anna." Gumamnya dalam hati.

...***...

    Singkat cerita, Martin pun tiba di rumah megah Baskoro, ia disambut dengan kehangatan palsu oleh baskoro.

   Baskoro berdiri di depan pintu, mengenakan batik mahal, lengkap dengan tatapan dingin yang penuh makna.

    "Akhirnya kau datang juga, Martin. Selamat datang di rumah kita," ujar Baskoro dengan senyum tampak ramah namun aura liciknya tidak bisa disembunyikan.

    Martin membalas dengan senyum tipis, mereka tahu, masing-masing sedang memainkan peran dalam sebuah misi.

    Tanpa banyak basah-basi, Martin segera meminta untuk bertemu Shela.

    Di kamar dengan interior modern yang indah, Shela tampak terbaring lemah.

    Martin pun menghampirinya dan duduk di sisi tempat tidurnya, dengan lembut ia menyentuh tangan Shela dan memanggil namanya, mata Shela perlahan terbuka

    "Martin?" ucap Shela lirih.

    Martin mengangguk dan membisikkan kata-kata lembut, meyakinkan Shela bahwa semuanya akan baik-baik saja.

    Tanpa disangka, Shela langsung bangkit dan memeluknya erat sambil menangis, "jangan tinggalkan aku, Martin. " Ucap Shela serak.

    Seperti mendapat keajaiban, Shela pun semakin membaik. Keesokan harinya ia sudah mulai beraktivitas seperti biasa, kehadiran Martin seperti obat yang tak pernah ia dapatkan di tempat lain.

    Namun Martin tahu, itu bukan cinta melainkan obsesi, dan ia akan gunakan obsesi itu sebagai akses untuk masuk ke sarang iblis itu.

    Setelah keluar dari kamar Shela, Martin langsung dicegat oleh Baskoro.

    Baskoro mengajak Martin masuk ke ruang pribadinya yang selalu dijaga ketat, di sana Baskoro kembali melakukan pengancam pada Martin.

    "Kau sudah lihat sendiri kan, putri saya pulih karena kau datang, jika kau berani macam-macam, " ujar Baskoro, mengancam Martin, namun Martin langsung memotong pembicaraannya dengan santai dan tenang.

    "Aku akan menikahinya." Ucap Martin.

    Baskoro terdiam, ia tak menyangka Martin akan langsung menyetujuinya.

    Martin menatapnya dengan senyum tampak ramah, ia tahu inilah jalan satu-satunya jalur aman untuk memusnahkan iblis yang telah membunuh ayahnya tiga belas tahun lalu, dan menghancurkan hidup begitu banyak orang tak bersalah.

...***...

    Singkat cerita, beberapa hari kemudian, pernikahan Shela dan Martin pun dilangsungkan secara tertutup, seperti yang diminta Martin.

    pernikahan itu hanya disakskan oleh pihak keluarga dan beberapa orang anak buah Baskoro.

    Martin tidak ingin pernikahan itu diketahui banyak orang, ia takut jika pernikahan itu akan diketahui oleh Farrah.

    Namun beberapa orang anak buah Baskoro diam-diam mengabadikan momen pernikahan itu atas permintaan Baskoro, untuk alat memisahkan Farrah dan Martin.

    Martin merasa ada yang tidak beres, tapi ia tak punya cukup waktu untuk menyelidikinya.

    Beberapa saat kemudian, ijab kabul pun dilangsungkan, Baskoro dengan jas hitam mewahnya menjabat tangan Martin.

    "Saya nikahkan engkau dengan putri saya, Shela Floren, dengan mas kawin dua ratus ribu rupiah, dibayar tunai,"ucap Baskoro lancar.

    Namun entah ada apa, lampu di ruangan itu tiba-tiba padam, tidak terlalu gelap tapi cukup menganggu kelangsungan pernikahan itu.

    Acara sempat dihentikan sejenak, beberapa orang mencoba untuk memperbaiki saluran listrik di ruangan itu, namun tetap saja lampu di ruangan itu tidak bisa menyala.

    Akhirnya ijab kabul pun dilanjutkan, tanpa penerangan yang cukup.

    Baskoro kembali mengucapkan ijab yang telah ia ucapkan sebelumnya.

    Martin menarik napas.

    "Saya terima nikahnya Shela Floren binti Baskoro, dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai." Balas Martin.

    "Bagaimana saksi? " tanya penghulu.

    "Sah." jawab para saksi.

    Beberapa saat kemudian, lampu di ruangan itu akhirnya menyala dengan sendirinya.

    Shela langsung menatap wajah Martin dan menangis haru, ia mencium tangan Martin dan memeluknya erat, seperti tak ingin melepaskannya.

    "Akhirnya kau menjadi milikku, Martin. " Gumamnya dalam hati.

    Di balik senyum tipis Martin, bara dendam tetap tersusun rapi di dadanya.

    Sementara di Bali, Farrah tampak gelisah sejak pagi. Ia mondar-mandir di kamar, menggigit bibir, berulang kali memandangi ponselnya.

    Sudah tiga bulan sejak Martin pamit ke Jakarta, Martin belum mengabarinya sama sekali.

    Hal itu pun tidak sengaja dilihat oleh Anton, lelaki yang selama ini menjadi suami bohongannya.

    "Mbak Farrah kenapa?, dari tadi mondar-mandir terus." Tanya Anton, khawatir.

    "Enggak apa-apa, Ton. Lagi olahraga biar berat badan cepat turun," jawab Farrah sambil tersenyum, menyembunyikan hal yang sebenarnya.

    Meskipun demikian, namun sorot mata Farrah tidak bisa bohong.

    "Mbak Farrah pasti nyembunyiin sesuatu. " Gumam Anton dalam hati.

    Anton pun kemudian, turun ke dapur dan membuatkan minuman herbal penenang untuk Farrah.

    Tak lama kemudian, Anton kembali ke kamar membawa minuman itu dan memberikannya pada Farrah.

    "Mbak, nih minum dulu, " ucap Anton seraya memberikan minuman itu pada Farrah.

    "Terima kasih, Ton. " Balas Farrah ramah.

    Farrah pun memimum habis minuman herbal itu, namun hatinya tetap tidak tenang, pikiran tak bisa lepas dari Martin.

...***...

    Malam harinya, Farrah tidak bisa menahan air matanya, saat memandang bayi mungilnya yang mulai terlelap di pelukannya.

    "Martin kamu di mana?, apa kamu masih hidup? atau sudah tiada? " gumamnya dalam hati.

    Bayinya menggeliat pelan dalam pelukannya, Farrah mencium kening putrinya itu, lalu menatap langit malam dari balik jendela.

    "Kalau memang kamu pergi demi kami, cepatlah kembali, aku tidak kuat lagi hidup seperti ini.

...***...

    Singkat cerita, setahun sudah pernikahan Martin dan Shela, kehidupan mereka tampak harmonis.

    Mereka telah dikaruniai seorang putra, yang menambah kehangatan rumah itu.

    Namun di balik keharmonisan itu, tidak ada yang tahu bahwa ada hal yang mengganjal di hati Farrah sejak malam pertamanya dengan Martin.

    Pasalnya, setiap kali hendak melakukan olahraga ranjang, Martin selalu saja banyak alasan.

    Martin selalu minta lampu dimatiin, dan selalu pergi ke kamar mandi cukup lama sebelum melakukan olahraga ranjang.

    Sempat curiga dengan kelakuan aneh Martin, namun rasa cintanya pada Martin lebih besar dari rasa curiga itu.

    Bagi Shela, bisa hidup bersama lelaki yang ia cintai sejak kecil adalah segalanya. Apalagi setelah ia mengandung dan melahirkan putra mereka.

    Shela tahu, Martin tidak mencintainya, namun ia diam karena ia tidak ingin kehilangan Martin.

    "Martin pasti butuh waktu, nanti juga dia akan benar-benar mencintaiku," gumam Shela sambil menatap putranya yang tertidur.

    Sementara itu, jauh di Bali, Farrah berjuang berdamai dengan luka.

    Setahun lebih tanpa kabar dari Martin membuat hatinya remuk, ia sempat yakin Martin telah tiada, terbunuh di tengah misi yang tidak pernah benar-benar ia ketahui.

    Namun di saat terpuruk, Bagas selalu hadir, Ia tidak pernah mengatakan yang sebenarnya, tapi dukungan dan kata-katanya cukup untuk menyalakan secercah harapan di hati Farrah.

    "Gue sangat mengenal Martin, kalau dia belum pulang, berarti urusannya belum selesai, tapi percayalah, dia pasti balik," ujar Bagas setiap kali Farrah mulai goyah.

    Pelan-pelan, Farrah mulai berdamai dengan keadaan, ia mulai tersenyum lagi, mulai menerima apa pun kenyataan yang terjadi dan menjalani hidup bersama anaknya.

    Namun setiap malam, saat anaknya tertidur, ia masih berdoa dengan suara pelan, hampir seperti bisikan.

    "Tuhan, kalau Martin masih hidup, tolong jagalah dia, dan kembalikan dia pada kami. " Ucapnya dalam do'a.

...***...

    Di Jakarta, Martin tenggelam dalam misinya, setiap langkahnya di rumah Baskoro adalah langkah penuh perhitungan, ia tahu, satu kesalahan kecil bisa jadi akhir dari segalanya.

    Namun sekuat apa pun tekadnya, pikirannya tak pernah benar-benar bisa lepas dari Farrah dan anak mereka.

    "Kalian sedang apa sekarang?, anak papa pasti sudah tumbuh besar, sabar ya sayang, Papa pasti kembali. " Gumamnya dalam hati.

    Dadanya sesak, saat menatap photo di layar ponselnya, photo bayi perempuan bermata bulat yang dulu ia peluk sebentar sebelum pergi.

    Tanpa sadar, ia terdiam terlalu lama di sofa dalam kamar mereka, wajahnya kusut penuh pikiran.

    Shela yang tengah menggendong bayinya tidak sengaja melihat ekspresi tak biasa suaminya itu, ia pun menghampiri Martin.

    "Ada apa, sayang?, kok mukamu kusut banget?" tanya Shela lembut.

    Martin tersentak.

    "Enggak apa-apa, cuma lagi nggak enak badan aja," jawabnya cepat, seraya memasukkan ponselnya ke dalam kantong baju.

    Shela mengangguk pelan, ia tahu sorot mata Martin seperti menyembunyikan sesuatu, namun ia tidak ingin membuat masalah.

    Shela akhirnya berjalan menuju tempat tidur, dengan pikiran tak karuan.

    " Apa yang sedang kau sembunyikan dariku, Martin? " Gumamnya dalam hati.

    Sementara itu, di ruang bawah tanah rumah megahnya itu, Baskoro sedang sibuk membuka file rahasia di komputernya.

    Dengan senyum licik, ia memandangi file yang baru saja ia buka..

1
Daddy Is Back (ʃƪ˘ﻬ˘)
Semangat Thorദ്ദി‎◍˃ ᵕ ˂◍)
jasmoone: Makasih kak. ☺🙏💪
total 1 replies
Roxanne MA
lanjut thor, penasaran aku
jasmoone: maaf bru muncul kk, baru pulih 😌
total 1 replies
Eira
Bagus banget ide ceritanya🫶
jasmoone: makasih kk, salam kenal ya
total 1 replies
Roxanne MA
ak suka sama alur nyaa
jasmoone: Terima kasih, kk..
total 1 replies
Roxanne MA
seru banget plot nya kaa
jasmoone: Terima kasih, kak...mohon kritik dan sarannya juga ya kak. ☺🙏
total 1 replies
Tree
⭐⭐⭐⭐⭐😁🥳🔨
Tree: 🗿semoga~
total 2 replies
Curtis
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
jasmoone: Hehe, terima kasih sudah mampir kak ☺☺
total 1 replies
Lee
Hai..salam kenal ya..
mari saling dukung
dan semangat menulis 💪
jasmoone: Hai kak, salam kenal dari pemula ya 🤝💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!