“Gue ngerasa gila jauh dari lo.”
Kaisar, lelaki muda tampan, mapan dan bergairah. Kai lelaki bebas yang biasa meniduri setiap wanita yang ia temui di dalam Black Devil, klub malam kesukaannya.
Di usia yang hampir menginjak 35 tahun, Kai di paksa oleh sang Ibu untuk bertunangan dengan seorang gadis cantik anak dari salah satu pengusaha Department Store terbesar di Indonesia.
Airin, model sekaligus artis papan atas yang namanya kini sedang menjadi sorotan di kalangan publik. Namanya semakin melejit semenjak berita pertunangannya dengan Kai diumumkan. Namun siapa sangka, adik Airin yang bernama Krystal, mampu mencuri perhatian seorang Kaisar.
Bagaimana rasanya memiliki skandal dengan adik dari tunanganmu?
Don't tell anyone, or you'll feel a burst of passion!
©copyright by Anna, 20 Januari 2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesuatu
selamat membaca . . . semoga suka genks !!! ❤❤ ❤ ❤ ❤
* * *
"Kak Airin." Teriak Raisa begitu tubuh Airin terlihat dari balik pintu.
Perempuan cantik dengan wajah dingin itu berbalik, lalu mendengkus tidak suka dengan tangan terlipat di depan dada. Tampangnya berubah angkuh ketika model baru itu berdiri di depannya.
"Kak Airin udah selesai pemotretannya?"
Airin langsung memasang wajah jengah, dan menyandarkan punggungnya pada dinding lorong dengan gerakan angkuh. "Menurut lo? Gak liat gue udah mau pulang."
"Eh.. eu-gh.. iya sih." Sontak Raisa menelan ludahnya kasar dengan wajah masam. Namun sebisa mungkin perempuan licik itu memberikan senyum terbaiknya di depan Airin.
"Kak Airin cantik banget tadi-" tapi masih cantikan gue. "-aku sampe pangling loh."
"Udah terlalu banyak orang yang bilang itu ke gue, bosen tau gak sih. Lo kalo mau muji gue yang beda dikit dong." Airin berujar dengan nada angkuh seraya menelisik Nail Art-nya yang berharga puluhan juta.
Sedangkan Raisa, ia hanya dapat tersenyum kaku dengan hati yang menggerutu kesal. Kalau bukan untuk menjauhkan Rekha dan Krystal, ia pun tidak akan sudi memuji perempuan ini.
"Gak usah basa-basi, ada urusan apa lo nyamperin gue?"
"Aku mau nanya sebentar sama kakak."
"Nanya?" Airin memutar kedua bola matanya malas. "Gila kali ya, waktu gue gak banyak. Awas aja lo nanya hal-hal yang gak penting."
Lagi, Raisa merasa mulai tidak sabar menghadapi Airin. Tapi apa yang bisa ia perbuat, perempuan menjengkelkan itu adalah satu-satunya jalan yang harus ia gunakan untuk menghancurkan Krystal.
"Tunangan kakak itu cucu pemilik Amazing Luxury Hotels ya? Namanya Kaisar?"
Mendengar nama Kai membuat Airin memfokuskan perhatiannya pada perempuan di depan itu. Alisnya sedikit terangkat, dan wajah juteknya perlahan menghilang.
"Iya, kenapa?"
Bibir Raisa terangkat sedikit. "Oh berarti bener. Aku kira salah orang."
"Apasih, lo kalo ngomong yang jelas dong." Airin mulai terpancing.
"Waktu itu aku lihat dia di club malam, aku kira itu bukan tunangan kak Airin, soalnya dia sama.. perempuan lain." Raisa menyeringai dalam hati. "Kakak tau Black Devil kan? Temen aku ngadain--"
Tarikan nafas jengah terdengar keluar dari bibir Airin. Ia pikir ini adalah hal yang akan menghebohkan, jika yang Raisa maksud Kai sedang bermain dengan perempuan lain, itu sudah tidak asing baginya. Airin dan Kai sudah mengetahui sifat masing-masing.
"--acara ulang tahun, dan aku gak sengaja lihat tunangan kakak di sana sama perempuan lain."
Jadi baginya informasi seperti ini benar-benar sudah menguras waktu berharganya.
"Terus? Masalahnya dimana?"
Respon Airin tentu membuat Raisa mengerjap kaget sekaligus bingung. Ia bakalan mengira jika Airin akan memasang wajah marah seperti perempuan bar-bar yang siap mencakar setiap gadis yang menggoda tunangannya. Namun..
"K-kakak gak marah?"
"Marah?" Airin tertawa sarkas, "lo udah buang-buang waktu gue cuma untuk ngomongin hal gak bermutu kayak gini? Tck.. gue bukan lo yang gak punya kesibukan."
"Tapi aku kenal sama perempuan itu kak, mungkin kak Airin ingin tau siapa perempuan yang udah ngegodain tunangan kakak."
Airin tersenyum nyeleneh, menatap Raisa semakin tidak suka. "Eh, lo denger ya, gue gak peduli. Gue sama Kai udah tunangan dan sebentar lagi bakalan nikah, jadi hal semacam ini buat gue gak penting."
Lalu ia beranjak dari sana dengan dengusan kesal. Tapi, sebelum benar-benar menjauh, Raisa mencoba berkata lagi dan itu sukses membuat langkahnya terhenti.
"Dia teman kampus aku kak, namanya Krystal."
***
Jadi, cemburu itu sebenarnya menyebalkan, bukan hanya untuk Kai tapi juga untuk Krystal. Bagaimana tidak, ia sama sekali tidak diberikan waktu barang sedikitpun untuk mengistirahatkan tubuhnya. Kai menguasai dirinya selama empat jam kebelakang, dan itu sangat melelahkan.
Krystal baru saja memejamkan matanya setelah pergulatan panjang mereka di atas sofa. Namun, baru beberapa menit terpejam, Krystal harus kembali diganggu oleh tangan nakal Kai yang menyentuh dadanya sembari meremas pelan.
Beruntung tadi ia sempat mengenakan kemeja Kai dan memakai celana dalamnya lebih dulu. Jika tidak, mungkin Kai sudah kembali melesakkan jerry ke dalam dirinya.
"Kak.." rengek Krystal yang masih terpejam sembari mendorong dada Kai menjauh. "Aku ngantuk."
"Lo gak mau bangun?" Gumam Kai di sela-sela ia mengecupi leher Krystal. Posisinya kini sedang berada di atas tubuh gadis itu dan bertumpu pada lututnya.
"Kak.."
"Makanya bangun."
"Aku ngantuk." Krystal menggeliat kecil saat tangan Kai membuka kancing kemeja teratas yang ia kenakan. "Sebentar aja aku mau tidur."
"Makan dulu, tadi lo minta mekdi."
"Iya.. tapi aku mau tidur sebentar aja, dari tadi kamu- aaww.." jerit Krystal dengan mata terbuka sempurna. Refleks ia langsung mendorong wajah Kai menjauh dari belahan dadanya.
"Sakit, kak!" Keluh Krystal kesal. Bagaimana tidak, Kai baru saja mengigit dadanya gemas, dan itu menimbulkan efek yang sangat perih hingga Krystal bisa langsung membuka matanya tanpa mengerjap lagi.
Kai terkekeh geli dengan wajah menjengkelkan. Sebelum benar-benar beranjak dari atas tubuh Krystal, Kai mengecup hidung gadis itu sebentar lalu melangkah menuju meja makan.
"Lagian lo susah banget dibanguninnya, Cil. Tuh mekdi pesanan lo udah dateng."
Krystal mencebik, beringsut duduk di tepi sofa. Beberapa saat ia melihat dadanya, ada bekas gigitan Kai yang memerah di sana. Ia mendengkus kesal dan mengaitkan kembali kancing kemejanya.
"Merah, kak! Gak usah pake gigit kan bisa! Sakit tau! Aku sumpahin ya dada kamu nanti jadi besar. Biar aja gak usah pegang - pegang punya aku lagi"
Kai sontak tergelak kencang di tempatnya, dan itu menyulut kekesalan Krystal semakin besar. Dan demi apapun Krystal ingin sekali memukul kepala cowok itu, agar sel-sel otaknya bisa bekerja dengan benar.
"Kalo dada gue gede, nanti lo gak enak meluknya. Jadi keganjel."
Dan gelak tawa itu masih bisa Krystal dengar. Ia mengerucut dan beranjak menghampiri Kai. "Gak lucu!"
"Gue juga gak lagi ngelucu." Dibukanya bungkusan plastik itu, dan mengeluarkan satu burger berukuran besar bersamaan dengan tubuh Krystal yang duduk di sebelahnya.
"Ini tuh udah tengah malem, dan lo belom makan. Gue tebak cowok lo itu pasti cuma ngasih makan bakso doang kan? Mana kenyang lo sama makanan kayak gitu, perut lo itu harus disumpel dulu sama mekdi baru kenyang."
Lalu menyodorkan burger itu ke depan Krystal setelah sebelumnya membuka kertas pembungkusnya.
"Gak kok," Krystal menerima burger itu, dan menggigitnya sedikit. "Rekha juga beliin aku permen kapas." Ujarnya bersamaan dengan kunyahan daging di dalam mulut.
"Lo pikir makan permen kapas bisa bikin lo kenyang. Nyari cowok harus yang punya modal, Cil. Beliin makanan yang keren dikit kek, seenggaknya, cari cowok yang bisa traktir lo makan mekdi!"
Krystal mendengkus. Melirik Kai yang sedang memandangnya dengan tatapan nyeleneh. "Aku bukan cewek matre."
"Ya karena lo bukan cewek matre makanya cowok-cowok gak bermodal kayak cowok lo itu pada ngedeketin."
Gadis itu kembali memasukan burgernya ke dalam mulut. "Rekha modal kok, dia traktir aku makan bakso."
"Modal bakso maksud lo?" Kai berdecak. Menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi. "Bakso doang mah lo pacaran aja sama Pak Danang, gue jamin sehari lo bisa dapet dua mangkok."
Krystal terdiam sebentar, memikirkan Pak Danang yang dimaksud Kai barusan. Lalu, ia mendesis begitu mengingat nama satpam gedung perusahaan Kai.
"Ish, terserah deh, kak. Lagian kenapa jadi kamu yang repot sih?"
"Gue itu begini karena-" Kai menghentikan kalimatnya, ia terdiam sambil berpikir. Apa yang membuatnya begitu tidak suka Krystal berdekatan dengan cowok lain.
Gak mungkin gue cemburu, najis banget. Gumamnya dalam hati.
* * *
berikan cinta kalian untuk penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar ❤ ❤ ❤ ❤ ❤
februari 2025 😁
gk pernah bosen baca cerita krystal sama kai 🥰 luph byk" ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤