NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9 Dasar Gila!

"Ayo turun." Ken baru saja membukakan pintu untuk Luna, tapi gadis itu sama sekali tak beranjak dari kursi mobil.

"Gue disini aja," lagi-lagi Luna menolak.

Ken menghela napas lelah, meski begitu dia tak menyerah. "Mau gue gendong atau keluar sendiri?" tantangannya.

Luna memutar bola matanya malas, terpaksa dia melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil.

"Ngapain Lo ngajak gue ke apartemen? Ogah gue." Luna kembali menolak, dia takut Ken melakukan hal di luar batas. Apalagi ini di tempat asing baginya.

"Udah ayo. Lo boleh lapor polisi atau apapun kalau sampai gue berbuat jahat," ujar Ken berusaha membuat Luna tidak takut.

"Kalau Lo b*nuh gue, gimana gue lapor polisi?" Luna menatap sinis ke arah Ken.

"Lo bisa jadi hantu dan nakutin gue, simple kan?" sahut Ken asal.

"Ck, gak lucu!"

Luna sebenarnya percaya saja jika Ken tidak akan berbuat hal aneh padanya. Akan tetapi tetap harus memastikannya bukan? Sebab, tidak ada yang tahu jika Ken benar-benar akan berbuat yang tidak-tidak padanya. Setelah mendengar gurauan pemuda itu, Luna makin percaya jika Ken tidak akan berbuat hal di luar nalar.

Keduanya berjalan bersama menuju unit apartemen milik Ken. Mereka terlebih dahulu menaiki lift menuju lantai tujuh belas, diamana apartemen Ken berada.

Saat berada di depan pintu apartemen, Ken menekan beberapa sandi hingga pintu tersebut terbuka. Dia lebih dahulu mempersilahkan Luna untuk masuk, tapi lagi-lagi gadis itu menolaknya.

"Gue bukan cewek murahan yang dengan gampangnya diajak masuk ke apartemen cowok!" tolak Luna. Gadis itu melipa kedua tangannya di depan dada. "Gue mau balik."

Baru saja Luna membalikkan badan, Ken lebih dahulu menarik pergelangan tangan gadis itu dan membawanya masuk ke dalam. Menutup pintu tersebut, dan tak membiarkan Luna kabur.

"Gue gak anggep Lo kaya gitu," sahut Ken setelah mereka berada di dalam apartemen milik pemuda itu.

Luna mendengus, kedua tangannya kembali dia lipat di depan dada. Sedikit memperhatikan ruangan yang saat ini dia pijaki. Ternyata apartemen milik Ken tergolong dalam apartemen mewah, terlihat dari luasnya apartemen tersebut. Selain itu, design apartemen itu juga tampak elegan.

"Lo boleh melakukan apapun di sini. Mau nonton atau apapun terserah. Mau makan juga banyak makanan di kulkas, Lo cari sendiri. Anggap aja rumah Lo sendiri. Gue mau tidur," ucap Ken tiba-tiba, membuat Luna langsung menatap curiga pada pemuda itu.

"Fungsinya Lo bawa gue ke sini apa?" tanya Luna sewot.

Ken tersenyum membalas tatapan Luna, "Gak ada, pengen aja ajak Lo ke sini," jawabnya.

"Cih, gak jelas! Gue mau balik!"

"Lo gak akan bisa keluar dari sini, tetap di sini, nanti gue anter pulang." Ken tentu tak akan membiarkan Luna pergi dari sana. Entah apa tujuannya membawa gadis itu ke apartemennya, tapi malah dia mau tidur.

"Gue bisa teriak!" ancam Luna.

"Teriak aja!" Ken menunda istirahatnya. Dia memilih duduk di sofa terlebih dahulu, sambil mengawasi pergerakan Luna.

"Mau Lo apa sih? Tau gitu tadi gue gak akan ikut! Dasar cowok gak jelas!" Luna meluapkan emosinya. Kesal sekali dia dengan pemuda itu, tapi lihatlah Ken justru terlihat tenang di sana.

"Gue maunya Lo ada di sini, itu aja. Simple kan? Gak usah di persulit gitu dong. Kalo Lo nurut bakalan enak," jawab Ken dengan santainya.

Luna tak menyahut, dia hanya mendengus mendengar jawaban Ken yang sama sekali tidak memuaskan.

"Lo bisa masak gak? Kalau bisa boleh minta tolong masakin gue, biar Lo gak bingung di sini. Tapi kalau Lo keberatan gak usah, Lo santai aja sambil nonton. Gue cuma butuh istirahat dan Lo di sini, gak sulit kan?" Ken menatap ke arah Luna yang enggan menatapnya.

"Gue gak bisa masak," jawab Luna sewot. Sengaja berbohong, karena sebenarnya dia bisa masak meski hanya beberapa masakan saja.

"Hm, yaudah. Lo juga istirahat aja kalo gitu. Di sini ada dua kamar, Lo bisa masuk ke kamar itu. Kalau Lo takut, kunci aja pintunya. Gue mau tidur." Ken beranjak dari duduknya, meninggalkan Luna yang masih berdiri di depan pintu keluar.

"Kalau gak mau istirahat, Lo boleh melakukan apapun di sini, gak usah sungkan." Setelah mengatakan itu, tubuh Ken menghilang di balik pintu kamarnya. Tapi beberapa detik kemudian, pintu tersebut kembali terbuka.

"Oh iya, nanti pulangnya gue anter dan jangan coba-coba keluar dari apartemen ini diam-diam!" ancam Ken, meski sebenarnya dia tahu Luna tidak akan bisa keluar dari apartemennya.

Luna tak menyahut, dia hanya memutar bola matanya malas.

Sepeninggal Ken, Luna memilih duduk di sofa. Sebenarnya dia juga lelah dan butuh istirahat. Tapi dia merasa gengsi jika harus masuk ke dalam kamar yang Ken maksud tadi.

"Ck, pake laper segala! Lo bisa gak sih tahan bentar!" rutuk Luna pada diri sendiri, sebab tiba-tiba perutnya berbunyi menandakan jika dia lapar.

Ting

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, masuk sebuah pesan dari nomor baru.

+62823567***

Gak usah nahan lapar. Banyak makanan di kulkas, ambil aja.

Luna mengernyitkan dahi membaca pesan tersebut. "Kenapa dia tahu kalau gue laper?" tanyanya pada diri sendiri.

Dia yakin sekali jika yang mengirimnya pesan adalah Ken, terlihat dari foto profil nomor tersebut. Terlihat seorang yang berada di atas motor dengan helm full facenya. Dan motor itu adalah motor milik Ken.

Luna menatap sekeliling, tidak ada CCTV di ruangan tersebut. Tapi, apa mungkin ada CCTV yang tersembunyi?

Ting

Sebuah pesan kembali masuk dan masih dari nomor yang sama.

+62823567***

Lo cari CCTV? Tenang aja gak ada CCTV disana.

Meskipun tanpa CCTV gue bisa tahu apa yang Lo rasain dan Lo lakuin. Di manapun Lo berada, bahkan saat di dalam kamar.

"KEN GILA!" teriak Luna hingga terdengar sampai kamar pemuda itu.

Ken terkekeh mendengar teriakan Luna, dia sengaja mengerjai gadis itu.

Ting

+62823567***

Iya gue gila dan Lo yang buat gue gila.

Ken terkekeh di dalam sana, sedangkan Luna mendengus membaca pesan Ken. Dia sama sekali tidak berniat membalas pesan tersebut.

+62823567***

Udah sana makan, gue gak mau Lo kelaparan di rumah gue.

Luna melempar ponselnya. Lalu merebahkan diri di sofa yang da di ruangan tersebut.

Ting

+62823567***

Jangan tidur di situ, tidur di kamar. Di situ emang ada CCTVnya, tapi kalau di kamar gak ada.

Ken memberikan informasi yang sebenarnya. Jika di ruang tamu memang ada CCTV yang bisa dia lihat kapan saja.

"KEN SIALAN!" teriak Luna. Dia bangkit dari tidurnya dan langsung masuk ke dalam kamar yang tadi Ken maksud.

Brak

Luna bahkan menutup pintu kamar dengan membantingnya. Saking kesalnya dengan pemuda bernama Arken itu.

"Dasar cowok gak jelas!" rutuknya setelah masuk ke dalam kamar.

"Lihat aja bakalan gue bales!" kesal, emosi bercampur menjadi satu. Dia janji akan membalas perbuatan Ken, dengan cara apapun.

Baru saja dia merebahkan diri di atas kasur, pintu kamarnya di ketuk dari luar. Dengan malas dia beranjak dari tempat tidur tersebut dan membuka pintu.

"Apa?" tanyanya sewot. Wajahnya terlihat masam, apalagi saat melihat Ken tersenyum ke arahnya.

Pemuda itu sudah terlihat segar, dengan pakaian berbeda dari yang tadi. Sepertinya Ken baru saja selesai mandi.

"Lo makin cantik kalo sewot gitu," goda Ken. Dia tersenyum menggoda Luna.

"Sialan!"

"Gak baik sering mengumpat," sahut Ken. "makan dulu, gue baru pesen makanan."

"Gak laper!" tolak Luna. Tapi perutnya berkata lain, sebeb setelah itu perutnya berbunyi membuat Ken terkekeh.

"Gue tahu Lo laper. Gue juga laper. Makan dulu Rel, kasihan cacing di perut Lo kalau gak dikasih makan," sahut Ken.

"Gak Lo aja!" tolak Luna lagi, terlalu malu jika harus menerima ajakan Ken yang sudah dia tolak sebelumnya.

"Lo keras kepala banget ya! Bikin greget tau gak!" gemas sekali Ken dengan gadis itu. Dengan tanpa permisi Ken menggendong tubuh mungil Luna.

"Akkkk, turunin gue! Lo kurang ajar banget jadi orang!" teriak Luna tak terima Ken menggendong tubuhnya tanpa ijin.

"Siapa suruh nolak!" sahut Ken.

Dia mendudukan Luna di atas meja ruang makan.

"Dasar cowok gila!" terik Luna setelah duduk sempurna di atas meja.

"Gue bakalan lakuin kaya gitu kalau Lo nolak terus. Mungkin bisa lebih dari itu, kalau Lo selalu nolak dan nolak. Inget ini bukan ancaman," ucap Ken.

"Sekarang makan, gue tahu Lo laper."

Ken mulai menaruh makanan yang dia pesan ke dalam piring. Dia juga menyiapkan untuk Luna.

"Mau duduk di situ aja?" tanya Ken saat Luna masih betah duduk di atas meja dan terus menatap ke arahnya.

"Natapnya gitu amat! Awas ntar jatuh cinta!" cetus Ken.

"Dih najis!" Luna memalingkan wajahnya, setelah itu dia turun, tak mau Ken kembali melakukan hal di luar prediksinya.

"Hei gak boleh gitu! Jatuh cinta beneran ntar!" sahut Ken tak terima.

"Gak minat!"

1
Felycia R. Fernandez
udah biarin aja Ken,lama lama gue Gedeg juga ma Luna.udah di tolong pun,klo gak hidupnya bakalan kelar kemaren.udah dibantuin juga.
Felycia R. Fernandez
Payah,Luna tipe pembangkang tapi gak bisa bela diri...keras kepala tapi payah...
ntar ujung ujungnya Ken juga yang repot
Felycia R. Fernandez
Dania dapat karma ini,niat hati menjual anaknya malah dia yang dijual suami tersayangnya😆😆😆
Felycia R. Fernandez
jahil banget si Ken 😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
mampus la,yang bela bela suami...
bucin tolol,rasain lho kan udah kek LC dibuat suami sendiri
Felycia R. Fernandez
menjijikan 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Felycia R. Fernandez
untung ada Satria
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
karena ada pujaan hatinya disekolah Bun Yah 😆
Felycia R. Fernandez
tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok
Felycia R. Fernandez
rasain
Felycia R. Fernandez
pedes apa perih
Felycia R. Fernandez
apa sebelum ini ada novel lain kk Thor,kayak udah kenal banget Ken dengan Luna
Kim Rahma💜: ada, tapi cuma cuplikan doang,
total 1 replies
RaVaNieZka
Ini karya yg sama sprt *Bad Boy Tampan itu Suamiku*
Kim Rahma💜: beda kak, ini kisah lain, dri abang mereka, terimakasih udah mampir🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!