Karena insiden salah masuk kamar, Elmira Maharani, seorang aktris terkenal terpaksa membuat pernikahan settingan dengan seorang pria cacat yang merupakan fansnya sendiri.
Tak disangka pria yang menikahinya ternyata memiliki dendam dari masa lalu.
Siapa sebenarnya pria lumpuh yang telah menikahinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Mengejutkan
Daniel melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Hari menjelang sore, namun Elana belum juga memunculkan diri.
Sudah beberapa kali pula Aris menghubungi wanita itu, tetapi sama sekali tak ada jawaban. Pesan beruntun yang dikirim Aris tak satu pun yang dibalas.
Aris menghempas tubuhnya di sebuah sofa empuk, lalu menyalakan tv. Setelah beberapa kali mengganti chanel, tiada pemberitaan selain berita seputar gosip para artis, termasuk Rani.
Daniel tak begitu memerhatikan tayangan TV. Ia hampir bosan dengan semua pemberitaan yang sama setiap harinya.
"Rani masih jadi pembicaraan hangat," ucap Aris sambil menggelengkan kepala. "Kasihan, dia pasti sangat frustrasi."
Baru saja Aris akan mematikan TV, sebuah tayangan pun berhasil menyita perhatian Daniel. "Tunggu sebentar, itu berita apa?"
Aris lalu menekan tombol volume untuk memperbesar suara. "Oh, itu perwakilan Maddampolla Skin. Mereka menuntut Rani bayar ganti rugi sebesar lima milyar."
Daniel menghembuskan napas kasar, lalu menyandar di kursi. "Cari perempuan itu dan bayar tuntutannya terhadap Rani. Sekalian cari yang lain juga. Aku tidak mau ada tayangan seperti ini lagi di TV."
"Baik, akan aku urus secepatnya."
Tak lama berselang pintu ruangan itu terbuka memunculkan sosok Elana. Wanita itu langsung mengulas senyum lebar saat melihat Daniel berada di ruangannya.
“Katanya kamu menungguku sejak tadi. Maaf, aku banyak urusan di luar hari ini. Aku habis rapat dengan para investor.”
Daniel langsung berdiri meninggalkan tempat duduknya dan menghampiri wanita itu. Mencengkram lengannya kuat-kuat dengan bonus tatapan menghujam.
"Daniel? Ada apa ini?" ucapnya sambil meringis kala cengkraman Daniel membuatnya kesakitan.
“Elana, aku percaya kamu karena kita sudah berteman sejak kecil. Terus apa maksud kamu membohongiku selama ini?”
Elana menatap dua pria di hadapannya dengan raut tak mengerti, seraya berusaha melepas cengkraman Daniel. “Apa maksud kamu? Aku berbohong dalam hal apa?”
"Jangan pura-pura lagi!" bentak Daniel. "Waktu itu kamu bilang mengirim orang untuk memberitahu Rani kalau aku kecelakaan, kan? Tapi orang yang kamu suruh itu hanya memberitahu kalau aku membatalkan pernikahan secara sepihak."
Elana menghempas tangan Daniel. Pada saat yang sama, bola mata wanita itu pun mulai berkaca-kaca. “Aku tidak percaya ini ... kamu menuduh aku dan lebih percaya dengan mereka?”
“Elana, kalau kamu memang mengirim orang untuk memberitahu Rani, kenapa Rani bisa tidak tahu kalau Daniel kecelakaan?” sambar Aris. "Dan kenapa orang yang kamu suruh malah salah memberi informasi?"
“Jadi maksud kamu aku yang bohong?” pekik wanita itu.
"Lalu apa penjelasan kamu tentang masalah ini?"
"Mana aku tahu? Aris, aku tahu sejak dulu kamu tidak menyukai aku. Tapi bukan berarti kamu bisa menuduhku yang bukan-bukan di depan Daniel, kan? Daniel tahu bagaimana aku!"
Aris hanya merespon gerutuan panjang Elana dengan decakan lidah.
Baru saja mulut Daniel terbuka untuk berbicara, sebuah tayangan di televisi kembali menyita perhatian mereka.
Rani yang duduk di atas kursi roda dan terbalut pakaian khusus pasien rumah sakit itu tampil di depan kamera dengan wajah masih memucat.
"Itu kan Rani!" ujar Aris heran. "Kenapa dia malah tampil di media? Bukannya dia baru selesai operasi?"
Daniel yang terfokus dengan tayangan itu hanya diam membisu.
“Saya Elmira Maharani, meminta maaf atas ketidaknyamanan untuk video tentang saya yang beredar luas di masyarakat. Hari ini, saya mau membuat pengakuan bahwa wanita di dalam video yang tersebar itu memang benar adalah saya. Sekali lagi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.”
Rasanya seluruh tubuh Daniel meremang mendengar pengakuan Rani. Sementara Aris belum mampu mengucapkan sepatah kata pun.
Elana tertawa sinis sambil menyeka cairan bening yang mengalir di ujung matanya. “Kamu lihat, perempuan itu akhirnya membuat pengakuan. Kamu perlu bukti apa lagi?”
Kedua mata Daniel terpejam saat tayangan televisi memperlihatkan di mana Gembul mendorong Rani memasuki gedung rumah sakit, setelah membuat pengakuan mengejutkan.
“Ada apa ini? Kenapa Rani membuat pengakuan seperti ini?” ucap Aris masih dengan raut tak percaya. “Daniel, ini pasti ada sesuatu. Kamu jangan asal percaya!”
"Kita ke rumah sakit sekarang!"
Tanpa permisi, Daniel menyeret langkahnya keluar diikuti Aris di belakangnya. Sementara Elana mengulas senyum tipis.
...........
