Demi menyelamatkan nyawa sang Ibu agar terus tetap bertahan di samping nya, Tembok kokoh yang selama ini ia jaga sekuat tenaga akhirnya terpaksa di terobos juga.
Naima membutuhkan uang yang sangat banyak, sementara Anjani ibu nya Bagas membutuhkan sosok seorang menantu sekaligus cucu untuk keluarga Haditama.
Akan kah trauma masa lalu itu sembuh secara perlahan atau malah menimbulkan luka baru lagi bagi Naima?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sampai Tak Bersisa Lagi
Siang ini Naima kembali menolak ajakan makan siang dari Bagas.alasan nya karena sudah ada janji untuk bertemu seseorang.tentu saja membuat Bagas curiga kepada Naima,Bagas tetap mengizinkan Naima pergi dengan di awasi oleh beberapa anak buah nya.jika ia turun langsung mengawasi Naima, bisa-bisa Naima menjadi salah paham kepada nya.
" Sambil jalan kita nyemil dulu Nai,ini Aku bawakan beberapa kue untuk kita." ucap Lara yang datang menjemput Naima ke tempat kerja.
"Maaf jadi ngerepotin Kamu!Kamu makan aja duluan,Aku belum terlalu lapar juga Ra."balas Naima sungkan karena jam makan siang Lara harus sedikit tertunda akibat sebuah janji yang tidak bisa di undur lagi.
" Makan itu nggak harus nunggu lapar dulu Nai,nih makan kue nya.kalau nggak! Aku nggak bakalan mau nganterin Kamu." ancam Lara tegas karena ia tak mau sahabat nya sakit.
"Iya..Nih Aku makan,makasih ya." Lara pun mengangguk dan mulai melajukan mobil nya keluar dari area perusahaan raksasa ini.
Beberapa security yang sudah mengenal sosok Naima mengangguk hormat membiarkan saja mobil ini keluar tanpa harus menjalani pemeriksaan ketat.di seberang jalan sudah ada dua sepeda motor yang bersiap-siap mengikuti kemanapun mobil ini pergi,kedua sepeda motor ini tetap menjaga jarak aman dari mobil yang di tumpangi oleh Naima, mereka tak boleh ketahuan dan harus berhasil mendapatkan informasi yang di butuhkan oleh bos mereka.
" Jangan bilang sama siapa-siapa ya Ra." pinta Naima dengan bersungguh-sungguh.
Lara mengangguk dengan cepat,kapan perlu rahasia ini akan dia jaga sampai nafas terakhirnya.Lara sangat senang sekali mendengar inisiatif Naima kemarin.sudah sejak lama ia mengajak Naima berkunjung ke sana tetapi selalu saja ada halangan nya.
Lara juga ingin melihat sahabatnya hidup bahagia dan secara normal dengan keluarga kecil nya nanti tanpa harus di bayang-bayangi trauma di masa lalu.
Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh lima meni lama nya,mobil Lara sampai juga di sebuah klinik.dua buah sepeda motor juga ikut berhenti di pinggir jalan.dan tak lama kemudian salah satu di antara mereka menyusul masuk ke dalam klinik mencari tempat duduk yang aman juga nyaman.
Selang lima menit kemudian.Naima pun muncul di dampingi oleh Lara.
Salah satu anak buah Bagas sudah siap dengan layar ponsel yang menyala dan terhubung langsung kepada Bagas.ekspresi wajah yang mereka tampilkan sangat datar seolah tidak terjadi apapun di antara mereka berdua.anak buah yang lain berjaga di dekat parkiran untuk memudahkan mereka ketika nanti Naima keluar dari klinik ini.
"Aku harus berhasil melawan rasa takut ini Ra.Aku ingin memusnahkan semua trauma ini sampai tak bersisa lagi." ujar Naima sambil menggandeng tangan sahabat nya.
Dahi Bagas mengernyit tajam saat melihat ruangan apa yang di masuki oleh Naima.rencana makan siang nya bersama Dimas jadi tertunda karena penasaran dengan kabar apa yang di bawa oleh anak buah nya sekarang.
" Aku yakin Kamu pasti bisa Nai! Kamu harus percaya bahwa tidak semua laki-laki sama seperti Bapak mu!" tutur Lara sambil memeluk tubuh Naima.
" Makasih Ra! please temani Aku ya,Aku takut menghadapi nya sendirian."Lara pun mengangguk lalu menemani Naima masuk ke dalam.
Ruangan ini begitu luas, sebelum menemui orang yang bisa membantu nya menyembuhkan rasa trauma ini,Naima terlebih dahulu harus berhadapan dengan seorang wanita yang ternyata adalah asisten pribadi dari dokter Kasih.
" Silahkan masuk Bu Naima! Dokter Kasih sudah menunggu anda di dalam."ujar wanita ini karena sudah hapal dengan jadwal bos nya.
"Terimakasih banyak Mbak." balas Naima ramah.
Lara tidak di perbolehkan untuk ikut masuk ke dalam sana,hanya Naima yang masuk menemui Dokter Kasih, sementara Lara memilih duduk di salah satu kursi tunggu.
Sementara di luar sana Kedua anak buah Bagas sedang gelisah tidak bisa menyelinap masuk karena menurut pengakuan salah satu security yang mereka kenal,hanya ada satu pintu yang bisa di gunakan masuk ke sana dan pintu itu berhadapan langsung dengan asisten dari dokter Kasih dan juga Lara.jiak nekat maka resiko nya mereka akan ketahuan.
" Tetap di sana, setengah jam lagi Aku akan datang." putus Bagas tak mau ambil resiko yang akan membuat pernikahan nya bisa di batalkan oleh Naima
Di depan pintu berwarna putih.Naima terlebih dahulu mengatur nafas sebelum menemui Dokter Kasih.
" Huft...Kamu pasti bisa Naima."ujar nya menyemangati diri sendiri.
Di saat pintu di buka lebar.Dokter kasih langsung menyambut kedatangan Naima dengan senyuman hangat yang begitu menenangkan.
" Selamat siang Dokter." sapa Naima berbasa-basi.
" Selamat siang juga Mbak Naima."balas Dokter tersebut sambil menerima uluran tangan dari Naima.
Dokter Kasih lalu mempersilahkan Naima untuk duduk di hadapan nya.Naima kembali menarik nafas panjang karena rasa tidak nyaman yang semakin menggerogoti raga nya.
Dokter kasih yang melihat itu pun langsung mengubah posisi duduk untuk mempermudah nya menggenggam tangan Naima yang terasa begitu dingin.
" Kamu harus yakin semua nya akan baik-baik saja dan aman untuk Kamu! Kamu tidak boleh ragu dengan jalan yang sudah Kamu pilih ini . Percaya lah kepada diri mu sendiri kalau semua akan baik-baik saja dan Kamu bisa menghadapi nya."ucap Dokter Kasih dengan perlahan tapi tegas masuk ke indra pendengaran Naima.
Entah apa penyebabnya,air mata Naima tiba-tiba saja mengalir begitu saja sampai membuat wajah nya basah.
Naima pun menundukkan wajah nya,salah satu tangan nya sibuk mengusap air mata yang tak mau berhenti keluar.
Dokter kasih pun bangkit berinisiatif mengambil kan kotak tisu lalu di letakkan di hadapan Naima.
" Maaf! Dokter harus melihat tangisan saya,saya juga nggak tahu kenapa air mata ini terus keluar tanpa permisi." ujar Naima terkekeh kecil namun dengan air mata yang masih mengalir deras.
" Tidak apa-apa,Kamu boleh menangis dan tidak ada larang untuk mu melakukan hal itu.menangis bukan berarti kita lemah.kita juga perlu mengeluarkan semua rasa yang yang ada pada diri kita.ingat! Semakin Kamu berusaha memendam nya maka akan semakin dalam juga sakit yang Kamu rasakan." Kata Dokter kasih dengan lembut.
Setelah mendengar ucapan dokter kasih,Naima pun langsung melepaskan tangis yang sejak tadi susah payah ia tahan .ternyata pura-pura kuat di hadapan orang itu sangat melelahkan.Dokter Kasih pun bangkit mendekati Naima lalu memeluk Naima yang memang sedang membutuhkan pelukan dari nya.
" Kamu adalah orang yang kuat,Kamu juga wanita yang hebat.sesekali memperlihatkan sisi rapuh kita kepada orang yang kita percaya itu tidak masalah.dunia tak akan menertawakan mu."ujar Dokter kasih sambil mengusap perlahan punggung Naima yang masih bergetar.
Butuh beberapa menit sampai akhir nya Naima bisa kembali tenang,Dokter Kasih kembali ke tempat semula.sekarang mereka berdua duduk saling berhadapan satu sama lain.
" Cerita kan kepada Saya masalah apa yang sedang Kamu hadapi."tanya Dokter Kasih memulai tugas nya.
"Sa- saya punya rasa trauma ketika mendengar yang nama nya pernikahan.sampai membuat saya sempat memutuskan untuk tidak menikah,tapi sekarang keadaan memaksa saya untuk masuk ke dalam sebuah pernikahan.tubuh saya selalu bergetar bila mengingat pernikahan yang ibu saya alami dulu.saya benar-benar tidak bisa melawan rasa takut itu.karena kejadian di masa lalu saya tidak mempercayai lagi laki-laki yang mendekati saya."ungkap Naima membuat dia harus kembali mengingat sosok Rudi.
Dokter kasih pun mengangguk paham, penyumbang terbesar dari rasa trauma Naima ternyata adalah keluarga Naima sendiri,Dokter Kasih sudah banyak menjumpai kasus seperti ini.keluarga yang tidak harmonis membuat anak-anak mereka merasakan getah nya.
" Apa Kamu pernah menyaksikan langsung bagaimana ibu mu mendapatkan kan kekerasan fisik dari Ayah mu?" tanya Dokter lagi dan Naima pun membalas dengan anggukan kepala.
" Sering Dok,tak hanya secara fisik tetapi psikologis juga.meskipun Ibu dan bapak sudah berpisah tetapi trauma ini selalu menghantui saya.saya pikir saya bisa hidup tanpa harus mengenal pernikahan.tapi nyata nya tidak bisa, sebentar lagi saya akan menikah,saya takut pernikahan ini gagal seperti apa yang pernah ibu alami dulu."kaset kusut itu semakin menari di kepala Naima.
Dokter Kasih tersenyum hangat lalu menggenggam kedua tangan Sesama wanita tentu saja ia prihatin dengan apa yang pernah Naima rasakan.beberapa kasus malah ada yang lebih parah dari Naima sampai membuat mereka mengakhiri hidup dengan cara yang tidak wajar.Dokter Kasih kagum dengan sosok Naima .mampu bertahan sekalipun raga nya terombang-ambing oleh ulah Bapak nya sendiri.
" Kalau Kamu tidak mencoba nya maka Kamu tidak akan tahu seperti apa pernikahan yang akan Kamu jalani nanti, percaya lah tidak ada satu orang pun yang menginginkan pernikahan nya gagal.kenali sosok suami mu terlebih dahulu,apakah dia tipe pria yang keras atau penuh kasih sayang,setelah kamu yakin maka terbuka lah kepada nya. Kamu butuh dukungan dari dia agar bisa terbebas dari trauma di masa lalu mu.pernikahan itu butuh kerja sama antara istri dan suami .kalau pasangan Kamu bisa membuat Kamu bahagia dan nyaman.Kamu sudah berhasil melewati trauma tersebut."
" Besok,ajak lah pasangan mu juga ke sini,kita akan membahas nya bersama-sama.Kamu tidak sendirian dalam menghadapi masalah trauma mu, pasangan mu pasti bisa membantu mu terbebas dari trauma itu."sambung Dokter kasih lagi.
Naima terlihat berpikir,rasa nya tak mungkin ia mengajak Bagas untuk menemani nya ke sini, bagaimana kalau pria itu mendadak tidak suka kepada nya setelah mengetahui apa yang ia rasakan selama ini.lalu membatalkan pernikahan yang mulai di rancang dan akhirnya ia harus mengembalikan semua biaya yang sudah Anjani keluar kan untuk ibu nya.
" Jangan takut! Tidak akan ada yang menghakimi mu.supaya sebuah pernikahan bisa awet maka kita harus terbuka kepada pasangan kita .dia bukan orang lain untuk mu.dia memilih mu untuk menjadi bagian dari hidup nya itu artinya dia begitu menyayangi Kamu,hargai pasangan mu dengan kejujuran yang Kamu lakukan.jika kamu tidak bisa terbuka kepada pasangan mu lalu ke depan nanti kepada siapa kamu akan percaya? Percayalah tidak semua laki-laki itu brengsek dan jahat,apa yang pernah Kamu lihat cukup di jadikan pelajaran saja tidak untuk di pendam seumur hidup." Ucap Dokter Kasih sambil menepuk pelan punggung tangan Naima.
" Iya Dokter, terimakasih banyak atas waktu nya." ucap Naima sambil tersenyum dan sekarang dia mulai merasa sedikit tenang.
" Saya yakin Kamu bisa melawan trauma itu, hubungi saya jika Kamu mulai merasa kesulitan menghadapi nya." kedua wanita ini kemudian saling berpelukan layak nya seorang kakak yang sedang memeluk adik kecil nya.
" Apa dia masih berada di sana?"
Bersambung.
Jangan lupa like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys.
Dari kisah luka yang pertama dan lanjutan tetap oke ceritanya....
setiap episode cerita pasti ada plot twistnya....
berharap naima dan bagas bahagia selamanya ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Semoga sukses kakk othor❤️
Semoga pernikahan naima dan bagas langgeng tanpa ada drama ulat bulu....
dan buat naima kamu harus hilangkan rasa tidak enakan takutnya semakin kamu merendah semakin orang lain senang akan menghina dirimu.... jadilah naima yg tegas, percaya diri, hilangkan rasa trauma itu agar rumahtangga kalian terjalin nyaman, ...
bagas, kamu sudah berjanji untuk membahagiakn naima jgn sia" kan dia, dia sudah terlalu tersakiti oleh trauma yg dbuat pak rudi dan kamu harus mengambil segala tindakan untuk orang2 yang ingin berbuat licik atau jahat kepada naima....