Lamha yang masih dalam keadaan berduka karena kehilangan bayinya kini dihadapkan dengan keadaan sulit dimana pemilik kontrakan tempatnya menyewa rumah memaksa Lamha untuk segera mendapatkan uang dalam waktu satu malam.
Dan akhirnya takdir membawanya kepada keluarga Graham. Lamha bekerja disana sebagai ibu susu baby A yang juga baru saja kehilangan ibunya. Pada suatu hari Lamha diminta pulang oleh ibunya dikampung, karena akan ada seorang lelaki yang akan mempersunting Lamha. Dengan berat hati Tuan El (Ayah baby A) terpaksa menikahi Lamha agar tetap berada disisi baby A yang sudah sangat ketergantungan kepada Lamha.
"Aku menikahimu karena baby A sangat membutuhkanmu, maka jangan pernah mengharapkan apa-apa dari pernikahan konyol ini." tuan El.
"Aku menikah denganmu ikhlas karena Allah. Jika kita berjodoh dan ditakdirkan bersama maka cinta akan tumbuh dengan sendirinya." Lamha.
Bagaimana kisah perjalan cinta mereka? apakah Lamha berhasil meluluhkan tuan El yang ternyata sudah memiliki kekasih bernama Mia. Ikuti kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRATA_YUDHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabut Gairah
"Apa kamu udah gila pergi segitu lamanya?" tanya tuan El tak terima.
"Tapi..."
"Seminggu! saya hanya mengizinkan kamu pergi selama seminggu, setelah itu kamu harus pulang. Kalau enggak saya yang akan jemput kamu kesana!" ucap tuan El. Lamha terpaksa mengangguk setidaknya dia bisa menenangkan dirinya untuk sementara waktu.
"Ya sudah tuan El, kalau begitu Lamha tidur duluan." ucap Lamha yang tidak seperti biasanya tidak menawari tuan El makan atau membantu tuan El melepas pakaiannya.
"Kamu kenapa?" tanya tuan El penuh selidik, apalagi dia melihat pakaian Lamha yang serba tertutup sampai cadarnya pun ikut dipakai. Padahal biasanya, Lamha hanya mengenakan pakaian tidur tipis atau piyama tidur berlengan pendek.
"Enggak apa-apa." jawab Lamha sembari memejamkan matanya.
"Kamu sakit?" tanya tuan El.
"Enggak" jawab Lamha.
"Kalau begitu bantu saya melepas dasi dan pakaian saya." ucap tuan El.
"Saya lelah tuan, saya juga ngantuk." tolak Lamha. Tuan El menyipitkan matanya. Dia mencium bau-bau kemarahan dan hal janggal disini.
"Kamu kenapa? kalau ada masalah bilang, jangan dipendam!" ucap tuan El.
"Yang mendam juga siapa!" Lamha balik menyindir.
"Maksud kamu apa sih, bicara tidak jelas. Jelaskan sama saya ada apa?" tanya tuan El. Lamha duduk.
"Harusnya tuan El yang jelasin ke saya ada apa? apa yang tuan El tutupi dari saya?" ucap Lamha membalikan ucapan tuan El.
"Sa-saya..."
"Tadi saya ke apartemen. Dan saya sudah tahu semuanya." ucap Lamha dengan mata memerah. Tuan El menghembuskan nafas kasar.
"Baguslah kalau kamu sudah tahu tanpa saya jelaskan kepadamu." ucap tuan El yang mengira Lamha sudah mengetahui soal perselingkuhan Mia.
"Lalu kapan kita bercerai? anda sudah melanggar janji anda tuan." ucap Lamha yang langsung membuat tuan El melotot kaget.
"Maksudmu apa bicara begitu? harusnya kamu senang kan?" tanya tuan El yang merasa bingung karena Lamha yang seharusnya senang justru malah marah dan meminta cerai.
"Ya ampun tuan El, apa tuan sudah gila menyuruh saya senang disaat suaminya berselingkuh dan ketahuan kumpul kebo dengan wanita lain?" tanya Lamha.
"Ma-maksudmu..." kini tuan El yang bingung.
"Jangan pura-pura bodoh! saya udah tahu, tadi tuan El kegerebeg kan sama penghuni apartemen lain, tuan El... ku-kumpul kebo sama Mia!! hikss... tuan El udah melanggar janji, tuan El... udah berbuat zina!!" ucap Lamha dengan deraian air mata.
"Oh astagaaa...! jadi karena ini dari tadi kamu bersikap aneh??" ucap tuan El yang mengerti jika saat ini Lamha tengah salah faham padanya.
"Tapi.. emang bener kan kalau tuan El berzina sama Mia? jangan mengelak, banyak saksinya." tuduh Lamha.
"Apa kamu mendadak pulang kampung juga cuma alasan aja karena kamu ingin pergi dari saya?" tebak tuan El.
"Iya!! Lamha enggak mau melihat wajah tuan El." jawab Lamha jujur.
Tuan El menarik nafas dalam-dalam. Lalu mendekati Lamha dan duduk dikasur disisi Lamha. Lamha beringsut dan menjauh. Tuan El mencoba menyentuh tangan Lamha.
"Jangan sentuh!" ucap Lamha yang kadung kecewa.
"Memangnya kenapa? saya suami kamu dan saya berhak menyentuh kamu." jawab tuan El.
"Suami macam apa yang berzina dengan perempuan lain?" tanya Lamha dengan mata berkaca.
"Terus aja nuduh orang, awas aja kalau sampai kamu masuk neraka karena menuduh saya, saya enggak akan tolongin kamu!" ucap tuan El.
"Dasar bodoh!!" lanjutnya yang melihat wajah Lamha ketakutan. Namun kemudian dia terkekeh kecil, lucu sekali jika istrinya itu sedang cemburu, seperti kucing kecil yang sedang marah. Ditoel sedikit langsung kena cakar!
"Kenapa tuan tertawa? tuan pasti sedang menertawakan kebodohan saya kan? karena selama ini sukses membodohi dan mengelabuhi saya! dasar jahat!" ucap Lamha. Tuan El tak membalas, justru malah melepas paksa cadar Lamha dan merampas bibir merah ranum yang sangat ingin dicicipinya sejak tadi.
"Lepas!!" Lamha berhasil mendorong tubuh tuan El.
"Kamu akan menyesal karena tidak mau melayani suami sendiri. Dan menuduh tanpa bukti." ucap tuan El. Lalu kembali menyentuh tangan Lamha dan menariknya agar mendekat kepadanya. Lamha meronta dipelukan tuan El.
"Kamu salah faham sayang." bisik tuan El. Mendengar bisikan manis dari tuan El, Lamha menghentikan aksinya.
"Ma-maksud tuan apa?" tanya Lamha tak mengerti.
"Mia selingkuh, saya memergokinya sedang bercinta dengan laki-laki lain yang ternyata sudah memiliki istri." ucap tuan El dengan tatapan nanar.
"Tuan El enggak bohong kan? lalu tadi siang kemana aja? kenapa dihubungi gak diangkat-angkat?" tanya Lamha.
"Kalau enggak percaya ayo kita balik ke apartemen dan tanya pada semua orang disana. Kalau perlu lihat CCTV. Tadi siang saya menenangkan diri, perasaan saya kacau." jujur tuan El.
Deg
Lamha merasa sangat menyesal karena sudah salah faham dan menuduh suaminya tanpa bukti.
"Lamha minta maaf, Lamha enggak tahu. Maaf karena udah su'udzon kepada mas El." ucap Lamha lirih.
"Ya sudah lupakanlah." ucap tuan El seraya bangkit dan mulai melepas dasinya.
"Biar Lamha bantu mas." ucap Lamha yang langsung mengambil alih dasi itu.
"Kamu istirahat saja, besok kan mau pulang kampung." sindir tuan El setelah itu pura-pura berbalik dan menyeringai licik karena berhasil mengerjai Lamha.
"Mash..." ucap Lamha terisak. Dia memeluk tuan El dari belakang.
"Maafin Lamha, jangan marah hiks...!" ucap Lamha yang merasa sangat bersalah.
Tuan El membalik badan, dan kini kembali berhadapan dengan Lamha lalu mengusap lembut pipi Lamha yang basah karena air mata.
"Istirahat lah, saya sudah maafin kamu." ucap tuan El. Bukannya menurut Lamha malah menarik kepala suaminya dan menyatukan bibir mereka membuat tuan El terkejut bukan main karena disosor Lamha duluan.
"Lamha menginginkan mas El." bisik Lamha.
"Saya capek, saya mau istirahat." tuan El pura-pura menolak dan melepas tangan Lamha dari lehernya.
"Tapi..." Lamha menekuk wajahnya kemudian berbalik hendak ke kasur. Namun tiba-tiba tangan kekar tuan El melingkar dipinggangnya.
"Kamu yang minta, kamu yang menggoda. Jangan minta berhenti karena saya akan menghukum kamu malam ini." ucap tuan El yang sudah dipenuhi kabut gairah.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Dasar Lamha..!