NovelToon NovelToon
Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Dokter Genius
Popularitas:4.4M
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

"Nak!" panggil Pak Basuki. "Masih belum rela, ya. Calon suami kamu diambil kakak kamu sendiri?"

Sebuah senyum tersungging di bibir Sashi, saat ini mereka sudah ada di sebuah restoran untuk menunggu seseorang.

"Ya sudah, mending sama anak saya daripada sama cucu saya," kata sang kakek.

"Hah?" kaget Sashi. "Cucu? Maksudnya, Azka cucu eyang, jadi, anaknya eyang pamannya Mas Azka?"

"Hei! Jangan panggil Eyang, panggil ayah saja. Kamu kan mau jadi menantu saya."

Mat!lah Sashi, rasanya dia benar-benar tercekik dalam situasi ini. Bagaimana mungkin? Jadi maksudnya? Dia harus menjadi adik ipar Jendral yang sudah membuangnya? Juga, menjadi Bibi dari mantan calon suaminya?

Untuk info dan visual, follow Instagram: @anita_hisyam TT: ame_id FB: Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balas Dendam

"Tapi, Rin ...."

"Enggak usah tapi-tapian," sahut si kakek. "Kamu bisa hidup enak kalau mau nurut sama saya."

"Kalau mau, saya temui kamu sekarang juga, sama anak bungsu saya!"

"Apa?" kaget Sashi.

"Ey. Kamu enggak mikir kalau saya yang mau nikah bukan?" tanya si kakek. "Saya Basuki Tjahaja Anggoro. Mau ya jadi menantu saya? Anak saya jomblo, kok. Yuk ikut."

"Tapi, Kek. Tunggu dulu!" kata Sashi sambil menahan tangan kakek tua yang menuntunnya.

"Udah sana! Aku yang urus keluarga kamu," kata Rindu sambil mengedipkan mata. Dia mendorong Sashi membuat Sashi tidak bisa berkutik. "Eyang Basuki bisa bantu ayah kamu, sok ikut! Beneran enggak bohong. Mereka orang baik."

Sebetulnya, di dalam hati, Sashi terus mendumel. Kalau memang Rindu sangat yakin mereka orang baik, Kalau Rindu begitu yakin jika Eyang Basuki adalah orang kaya, seharusnya dia sendiri yang menjadi cucu menantunya, malah menjualnya dengan cara seperti ini. Namun, saat mengingat bagaimana keadaan ayahnya dan cita-cita ayahnya, dia ingin mencoba. Entah mendapat bisikan dari mana, Sashi ingin menerima perjodohan ini.

** **

Hari itu ....

Ayah," panggil Sashi lirih.

Di sudut bangunan masjid besar, berdirilah seorang pria tua dengan sebelah kaki. Ia menyapu halaman dengan sabar.

Saat itu Sashi berdiri di depan gerbang masjid, diam tak mampu melangkah lebih dekat. Ia memandangi punggung itu. Pria yang pernah begitu kuat, begitu gagah, begitu penuh semangat dalam hidupnya. Dulu, sebelum malam kelam dan botol-botol keras merenggut segalanya. Dulu, sebelum sebuah pukulan di perkelahian mabuk membuat kaki kirinya remuk dan harus diamputasi.

Kini, pria itu adalah marbot masjid. Hidup dari gajinya sebagai pengurus masjid, tinggal di ruangan sempit di belakang bangunan utama. Namun, ketika ia menoleh dan melihat Sashi berdiri di sana, senyumnya merekah seperti fajar.

"Masyaallah, anak cantik ayah!" katanya sambil melompat, tapi karena terlalu bersemangat, Pak Hasan jatuh tersungkur, membuat Sashi menjerit menghampirinya.

"Ayahhhhh!"

Sashi menelan ludah. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya tumpah juga. Tapi ia segera mengusapnya, menggantikan tangis itu dengan senyum kecil penuh cinta.

"Ayah…," panggilnya lirih sambil membantu Pak Hasan untuk bangun. "Pelan-pelan atuh, Yah."

"Maaf, Neng. Ayah teh kangen banget sama kamu."

Sashi mengangguk. "Maafin Sashi, Yah. Sashi lagi sibuk di rumah sakit."

"Enggak papa, Ayah juga tahu. Tapi, kenapa kamu ke sini? Bukannya seharusnya kamu dipingit sekarang? Minggu depan nikah, kan?"

Sashi tersenyum hambar, duduk di bangku panjang tak jauh dari teras masjid, mencoba menyembunyikan duka yang masih mengendap di tenggorokannya. "Enggak, Yah. Nggak jadi."

Pak Hasan langsung mematung, ia bingung dan tidak mengerti.

"Apa… maksudmu, Neng?"

"Aku… batal menikah, Yah. Aku pikir, aku nggak cocok sama Mas Azka."

Ayah Hasan tahu dan mengerti, dia mengusap kepala Sashi, jemarinya kasar tapi lembut saat menyentuh kerudung anaknya. "Neng … kamu ini anak baik. Kamu cerdas. Kamu tulus dalam semua hal. Kamu kuat. Ayah yakin kamu akan baik-baik saja."

Mata Sashi memejam, merasakan betapa tulusnya pria ini. Andai, andai saja dia tidak harus membayar hutang-hutang bekas sekolahnya, dia akan mengajak ayahnya untuk tinggal berdua, mengontrak meskipun hanya di gang sempit.

"Kalau dia bukan jodohmu," lanjut Ayah Hasan pelan, "berarti Allah sedang menyelamatkanmu. InsyaAllah, akan datang jodoh yang jauh lebih baik. Ayah doakan tiap malam, Sashi. Semoga Allah dengar do'a ayah, Nak."

Air mata Sashi menetes lagi, membasahi telapak tangan ayahnya. Ingin sekali dia menyalahkan keadaan, dulu saat hidup mereka masih sangat-sangat enak, ayahnya yang bermasalah. Ayahnya sangat menyayanginya tapi ada hal-hal yang sebetulnya masih menjadikan jalan di hati Sashi.

Dia selalu berandai-andai, andaikan ayahnya dulu bukan pem4buk, andaikan dulu ayahnya tidak terlalu arogan, andaikan dulu ayahnya tidak suka main jud! online untuk bersenang-senang, mungkin kehidupan mereka tidak akan seperti ini.

Namun Roda kehidupan terus berputar, bahkan dari kejadian itu, hal baik yang terjadi adalah, ayahnya menjadi lebih dekat dengan Allah, sorot matanya lebih teduh, dan sekarang meskipun dengan fisik yang tidak sempurna, tapi mungkin ayahnya lebih sempurna di mata Allah dibandingkan orang-orang sepertinya.

"Ayah aku minta maaf, aku udah janji mau beliin ayah kaki palsu, tapi belum cukup uangnya, Yah." Sashi semakin menangis. Dia bekerja menjadi bidan pun sekarang belum lama, dia harus membayar semua biaya kuliahnya, meskipun Tak semuanya karena dia juga mendapatkan beasiswa.

Ayah Hasan memeluknya. Peluk seorang ayah yang tak sempurna, tapi mencintai anaknya lebih dari seluruh dunia yang pernah ia sesali.

** **

"Nak!" panggil Pak Basuki. "Masih belum rela, ya. Calon suami kamu diambil kakak kamu sendiri?"

Sebuah senyum tersungging di bibir Sashi, saat ini mereka sudah ada di sebuah restoran untuk menunggu seseorang.

"Ya udah, mending sama anak saya daripada sama cucu saya," kata sang kakek.

"Hah?" kaget Sashi. "Cucu? Maksudnya, Mas Azka cucu eyang, jadi, anaknya eyang paman Mas Azka?"

"Hei! Jangan panggil Eyang, panggil ayah saja. Kamu kan mau jadi menantu saya."

Mat!lah Sashi, rasanya dia benar-benar tercekik dalam situasi ini. Bagaimana mungkin? Maksudnya, dia harus menjadi adik ipar Pak Jendral yang sudah membuangnya? Dan juga menjadi Bibi dari mantan calon suaminya? Sungguh, ini benar-benar spektakuler ....

"Gacor ini mah," batin Sashi sambil tersenyum.

"Nah, itu dia, itu anak saya." Pak Basuki menoleh ke arah pintu masuk.

1
Mulyadi Mulyadi
apakah sudah selesai ceritanya Thor?
Abil Amar
tetp goblokkk
Abil Amar
ah tetp goblokkkkk sashinya bgiku
Abil Amar
pkoknya tetp goblokkkkkkkkk sashinya g ktulungan tolollllllllnyaaaaaaaa
Abil Amar
goblokkkkknya smpai tjuh ketrunan sashinya msak udh lulusan kedokteran udh jd bidan tp bodohnya mint ampun g asik
Abil Amar
msih tolollllll bnget sashinya g asik peran utamanya msih goblokkkkkk g ketulungan
Ambu Purwa
kenapa belum update lagi ya
R baenah Yusof
Thor aku benci
Anita_Kim: Benci sama othor?🥹
total 1 replies
R baenah Yusof
harus di sambal ni mulutnya
Nana2 Aja
alhamdulillah akhirnya Dirga pulang juga
Khairunnisa Hassan
lanjut thor
Sri Wahyuni
/Sob//Sob/
Nana2 Aja
ya kecewa. si bibi lolos😭😭😭
Nana2 Aja
semoga bibi juga segera ketahuan
Mineaa
Haaaaaahhhh....ada yang datang dan ada yang pergi.........
ga tau harus sedih atau bersyukur.......
yanti promed
kenapa jarang up y skrg
Kasandra Kasandra
knp blom up kak
Nana2 Aja
Dirga ketagihan ngadon bayi
Nana2 Aja
sumringah banget ndan
Samsiah Yuliana
kesedihan dan kegembiraan DTG di waktu yg bersamaan, semoga ms Dirga dikasih sabar dlm segala ujian nya🤲🏻🤲🏻🤲🏻🙏🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!