Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Persiapan perang
Malam itu berlangsung panjang. Awalnya canggung, tapi di bawah kepemimmpinan Ye Chen yang terampil membagi perhatian (dan sentuhan), suasana langsung mencair.
Ye Chen tidak melakukan "tusukan" brutal malam ini. Dia lebih banyak memanjakan mereka. Mencium bibir Su Yan dengan lembut, meremas aset Liu Mei dengan gemas, dan menggoda titik sensitif di leher Tang Bing.
Suara desahan silih berganti memenuhi kamar mandi, bercampur dengan suara cipratan air.
Cip... Cip... Splash...
"Ahhh... Ye Chen... geli..."
"Tuan Muda... di situ... mmmhh..."
"Jangan digigit... bekasnya nanti bisa dilihat bawahan... aahhh..."
Itu adalah malam penyatuan yang harmonis. Malam di mana mereka menyadari bahwa mereka semua berbagi satu pusat dunia yang sama yaitu "Ye Chen".
Keesokan Paginya. Pukul 06.00.
Langit masih abu-abu. Kabut tipis menyelimuti Puncak Naga.
Ye Chen sudah berdiri di halaman depan, berpakaian lengkap. Dia tidak memakai jas mahal hari ini. Dia memakai setelan tempur taktis berwarna hitam (seperti Special Force), dengan sepatu bot militer dan sarung tangan kulit.
Di punggungnya, tersemat sebuah pedang hitam panjang... hadiah dari Sistem untuk misi hari ini. Pedang Pembelah Jiwa (Soul Severing Sword).
"Siap berangkat, Tuan?"
Suara Feng Jiu terdengar. Hantu cantik itu kini tidak memakai jubah merah kerajaan, tapi mengubah penampilannya menjadi pakaian assassin ketat berwarna merah darah. Dia melayang di samping Ye Chen.
"Siap. Kita akan membuat sarapan dari darah para kultivator jahat hari ini," jawab Ye Chen dingin.
Ye Chen menoleh ke balkon lantai dua.
Di sana, tiga wanita berdiri dengan piyama tidur mereka, menatapnya dengan pandangan khawatir dan mungkin sedang berdoa.
Su Yan melambai pelan.
Liu Mei menyatukan tangan di dada berpose seperti sedang berdoa.
Tang Bing memberikan hormat ala militer dengan mata berkaca-kaca.
Ye Chen tersenyum, lalu mengacungkan jempol.
"Sistem. Keluarkan 'Kuda Besi'."
ZRRRT!
Cahaya biru muncul di halaman. Sebuah motor besar termaterialisasi.
Bukan motor biasa. Itu adalah Ducati Panigale V4 R yang sudah dimodifikasi dengan teknologi masa depan. Warnanya hitam legam dengan corak naga emas. Mesinnya bukan ditenagai menggunakan bensin, tapi menggunakan Reaktor Inti Spirit.
Ye Chen naik ke atas motor, memakai helm full-face hitamnya.
VROOOM!
Suara mesinnya tidak berisik, tapi berdengung rendah dan menggetarkan tanah seperti auman binatang buas yang sedang mengintai mangsanya.
"Feng Jiu, masuk kedalam pedang," perintah Ye Chen.
"Baik Tuan." Feng Jiu berubah menjadi asap merah dan merasuk ke dalam pedang di punggung Ye Chen. Pedang itu bergetar dan bersinar merah sesaat.
Ye Chen memutar gasnya.
SWUUUSH!
Motor itu melesat seperti peluru, menuruni bukit dengan kecepatan yang sangat tinggi, meninggalkan jejak cahaya emas di belakangnya.
Target... Gunung Batu (Stone Mountain). Markas Besar Sekte Tinju Besi. Jarak: 200 KM.
"Xiong Ba... Aku datang."
Gunung Batu - Markas Sekte Tinju Besi.
Di sebuah aula besar yang dipahat di dalam gua gunung, ratusan murid sekte berkumpul. Mereka semua bertelanjang dada, memamerkan otot besi mereka, sedang berlatih memukul batu karang.
DUG! DUG! DUG!
Di kursi singgasana yang terbuat dari tulang belulang, duduk seorang raksasa. Tingginya hampir 2,5 meter. Kulitnya berwarna seperti sebuah tembaga gelap. Ototnya seperti beton.
Ini adalah Xiong Ba (Beruang Tirani). Ketua Sekte. Kultivator Tahap Foundation Establishment Awal.
"Lapor Ketua!" Seorang murid berlari masuk dengan napas ngos-ngosan. "Kabar dari Kota Jianghai! Tetua Mo telah tewas! Kerbau Besi (Tie Niu) tewas! Tim yang menyerbu kantor polisi... musnah total!"
"APA?!"
Xiong Ba berdiri. Aumannya menggetarkan gua.
"Siapa?! Siapa yang berani membantai pasukanku?!"
"Ye... Ye Chen! Pemuda yang menghancurkan Keluarga Zhao!"
"YE CHEN LAGI?!" Xiong Ba meremas pegangan kursi tulangnya hingga hancur menjadi serpihan.
"Bocah ingusan itu... Dia pikir karena punya sedikit uang dan trik murahan dia bisa melawan Sekte Tinju Besi?! Dia sudah membuat kesalahan besar!"
Xiong Ba mengambil kapak raksasa di sampingnya.
"Kumpulkan semua Tetua! Aktifkan 'Formasi Pertahanan Gunung'! Dan kirim 'Unit Bayangan' untuk menculik wanita-wanitanya! Aku akan memaksanya menonton saat aku memenggal wanitanya satu per satu!"
"Siap Ketua!"
Namun, sebelum murid itu sempat berbalik...
BOOOOM!
Suara ledakan dahsyat terdengar dari gerbang utama di kaki gunung. Tanah berguncang hebat hingga stalaktit di langit-langit gua berjatuhan.
"Gempa bumi?!" teriak murid-murid panik.
"Bukan!" teriak penjaga yang memantau CCTV (mereka ini sekte modern). "Ada... ada orang gila yang menerobos gerbang menggunakan motor!"
Di layar monitor yang besar, terlihat sebuah motor hitam melaju kencang, menabrak gerbang kayu tebal setinggi 5 meter hingga hancur berkeping-keping.
Pengendara motor itu tidak berhenti. Dia malah memacu motornya menaiki tangga batu yang curam menuju aula utama, melindas murid-murid yang menghalangi jalan.
Satu tangan pengendara itu memegang stang motor. Tangan lainnya memegang pedang hitam panjang yang diselimuti aura merah darah.
Setiap kali pedang itu diayunkan...
Srrrt!
Lima kepala menggelinding sekaligus.
"Dia datang..." Xiong Ba menatap layar dengan mata merah menyala. "Dia datang mengantarkan nyawanya sendiri!"
Xiong Ba melompat turun dari singgasana.
"SEMUA MURID! DENGARKAN! HARI INI KITA AKAN PESTA DAGING MANUSIA! BUNUH DIA SEKARANG!"
"BUNUH! BUNUH! BUNUH!"
Ribuan murid berteriak, suara mereka menggema mengerikan.
Tapi di luar sana, di atas motor yang meraung, Ye Chen tersenyum di balik helmnya.
[Ding!]
[Misi Dimulai: Pemusnahan Masal.]
[Musuh Terdeteksi: 500 Kroco, 10 Tetua, 1 Boss.]
[Mode: Genosida (Pembantaian Total) Aktif.]
"Mari kita lihat..." gumam Ye Chen. "Apakah tinju besi kalian yang lebih keras... atau pedangku yang lebih tajam?"
VROOOM!
Ye Chen melakukan wheelie (mengangkat ban depan), lalu motornya melompat tinggi melewati barisan pertahanan pertama, mendarat tepat di tengah lapangan latihan.
Dia turun dari motor, menendang standar samping dengan gaya cool.
Dia membuka helmnya, meletakkannya di jok motor. Rambutnya berkibar tertiup angin gunung.
Ratusan musuh mengelilinginya.
Ye Chen mencabut pedangnya, menunjuk lurus ke arah gua utama di puncak.
"Namaku Ye Chen. Aku datang untuk menutup sekte ini... secara permanen."
Pertempuran satu lawan satu sekte dimulai!
Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.
Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.